Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

8 Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan AI, Bisa Kerja Sampai Pensiun

Teknologi memiliki keterbatasan, termasuk AI

Mariana Politton

Perkembangan zaman yang semakin maju memberikan banyak kemudahan dan manfaat positif melalui teknologi. Meskipun demikian, kemajuan teknologi juga mengurangi peran manusia dalam beberapa jenis pekerjaan yang dialihkan kepada kecerdasan buatan atau AI.

Artificial Intelligence atau AI sendiri adalah teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu memecahkan masalah kognitif dan meniru kemampuan intelektual manusia. Tidak heran, teknologi ini dapat menggantikan peran manusia dalam bekerja.

Namun, tidak semua pekerjaan dapat serta-merta dialihkan kepada teknologi kecerdasan buatan atau AI. Pasalnya, beberapa jenis pekerjaan tidak hanya membutuhkan kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan psikologis, termasuk emotional intelligence.

Ingin tahu pekerjaan apa saja yang sejauh ini tidak dapat digantikan oleh teknologi kecerdasan buatan atau AI? Siapa tahu, kamu dapat meniti karier sampai pensiun, bukan?

1. Pengajar

Freepik.com/Drazen Zigic

Disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru dan dosen adalah profesi yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Bagaimana tidak, profesi ini menanamkan benih ilmu kepada calon generasi bangsa di masa depan.

Namun, seorang pengajar tidak sekadar memanfaatkan kemampuan intelektual sebagai standar kualitas untuk mendidik. Sebaliknya, guru dan dosen juga harus dapat membangun pendekatan psikologis yang bijaksana terhadap para murid.

Pendekatan tersebut meliputi sikap tata krama yang menjadi teladan dan cara berbicara dalam menasihati, menegur, memotivasi, serta mengajar. Tentu saja, semua hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki akal budi dan hati nurani.

2. Dokter dan petugas medis

Freepik.com/lifestylememory

Memiliki sistem kekebalan yang kuat sayangnya tidak menjamin seseorang terhindar dari sakit, kecelakaan, dan hal-hal serupa yang perlu diwaspadai. Fakta ini menegaskan betapa pentingnya peran dokter dan petugas medis dalam kehidupan manusia.

Sebagaimana yang kita ketahui, dokter dan petugas medis bertugas untuk menangani dan memberikan perawatan kepada pasien. Untuk melakukannya, diperlukan pemahaman mendalam mengenai anatomi tubuh manusia dan ketelitian dalam menerapkannya.

Dengan demikian, kemajuan teknologi tidak dapat secara langsung menggantikan peran dokter dan petugas medis. Meski begitu, kehadiran teknologi tetap berkontribusi dalam membantu dan mendukung proses medis yang dilakukan oleh dokter dan petugas medis.

3. Psikolog dan psikiater

Freepik.com/freepik

Perlu diketahui bahwa kesehatan manusia mencakup kondisi fisik dan mental. Oleh karena itu, kehidupan manusia membutuhkan, tidak hanya dokter dan petugas medis yang menangani kesehatan tubuh, tetapi juga psikolog dan psikiater untuk kesehatan jiwa.

Melansir dari situs resmi Binus University, beberapa keahlian dasar yang harus dimiliki oleh psikolog dan psikiater meliputi kemampuan mengenali kepribadian manusia, pemahaman tentang hubungan antara perilaku, perasaan, dan pikiran, serta masalah mental.

Tentu saja, masih ada banyak keahlian dasar lainnya yang menjadi standar kualitas psikolog dan psikiater, yang tidak hanya bergantung pada kemampuan kognitif. Atas dasar itulah, profesi ini jelas tidak dapat digantikan oleh teknologi kecerdasan buatan atau AI.

4. Pemuka agama

Freepik.com

Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, sehingga tidak hanya perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental, tetapi juga kondisi kerohanian secara batin. Dengan kata lain, manusia tetap membutuhkan arahan yang mendekatkannya dengan Tuhan YME.

Dalam hal ini, peran pemuka agama hadir untuk mengajar dan membimbing umat beragama sesuai keyakinan. Untuk menjalankan tugasnya, profesi ini membutuhkan pemahaman mengenai agama, serta aspek rohani yang tidak kalah penting.

Sebut saja, sikap yang dapat menjadi teladan, hikmat dalam berbicara, penguasaan diri untuk senantiasa mengutamakan kebaikan dalam segala kondisi, dan hal serupa lainnya. Semua hal ini tidak akan mungkin bisa digantikan oleh teknologi apapun, bukan?

5. Pelaku seni

Freepik.com/wavebreakmedia_micro

Semakin banyak program dan platform berbasis AI yang mampu menghasilkan karya seni, seperti musik, ilustrasi, foto, video, dan sebagainya. Meskipun demikian, AI masih memiliki keterbatasan dalam meniru kedalaman emosional dan interpretasi artistik manusia.

Sebaliknya, dalam menghasilkan karya seni, para pelaku di bidang seni, termasuk musik, teater, dan film, menanamkan pengalaman pribadi mereka untuk lebih lanjut diimprovisasi ke dalam suatu pertunjukan atau pameran yang melibatkan pendekatan emosional.

Itu berarti para pelaku seni jelas tidak hanya memanfaatkan kemampuan intelektual untuk memahami teori, tetapi juga kemampuan intuitif yang berasal dari keadaan emosi atau reaksi emosional. Setidaknya sampai hari, hal tersebut adalah keterbatasan teknologi AI.

6. Jurnalis

Freepik.com/freepik

ChatGPT adalah salah satu platform berbasis AI yang mampu memberikan jawaban berdasarkan prompt. Meski begitu, platform tersebut tetap mengakui keterbatasannya dengan menulis, "ChatGPT can make mistakes. Consider checking important information."

Dengan demikian, keaslian dan keakuratan sebuah jawaban atau informasi yang dihasilkan berdasarkan arahan prompt tidak dapat dijamin. Berbeda dengan profesi jurnalis yang melakukan penelitian dan evaluasi secara terperinci dalam mengumpulkan informasi.

Meskipun jurnalis juga memanfaatkan teknologi dalam mencari informasi, profesi ini tetap memiliki kemampuan untuk memilah sumber informasi yang kredibel dan tidak. Selain itu, riset secara daring bukanlah satu-satunya tahapan dalam mengumpulkan informasi.

Itulah mengapa, profesi jurnalis tidak dapat tergantikan oleh teknologi kecerdasan buatan.

7. Profesi di bidang hukum

Freepik.com/KamranAydinov

Semua negara umumnya memiliki peraturan hukum yang memengaruhi segala sektor industri; mengharuskan mereka untuk mengandalkan bantuan hukum supaya terhindar dari pelanggaran hukum dan mendapat perlindungan hak-hak yang diatur oleh negara. 

Beberapa profesi yang bertugas adalah pengacara, hakim, jaksa notaris, legal officer, analis fraud, dan masih banyak lagi. Mereka semua tidak hanya mengandalkan kemampuan intelektual untuk pemahaman teoritis, tetapi juga dituntut untuk terlibat secara langsung.

Dengan begitu, ragam profesi di bidang hukum tidak dapat dialihkan kepada teknologi kecerdasan buatan atau AI yang bekerja secara daring. Dibutuhkan peran manusia yang terjun langsung dalam menganalisis, meneliti, dan mencermati kebutuhan hukum klien.

8. Atlet

Freepik.com/freepik

Bagi sebagian orang yang bekerja sebagai atlet, olahraga bukan sekadar aktivitas rutin untuk meningkatkan kesehatan fisik, melainkan karier yang ditekuni secara profesional untuk bersaing dengan para atlet lainnya di tingkat nasional hingga internasional.

Pelatihan fisik pun harus dijalani secara teratur dengan menyesuaikannya pada bidang olahraga yang ditekuni sebagai atlet. Tidak sedikit atlet yang membocorkan bahwa latihan fisik tetap senantiasa mereka lakukan di luar jam kerja sekalipun untuk hasil maksimal.

Dengan demikian, profesi atlet tidak mungkin digantikan. Meskipun pada akhirnya robot AI berhasil diuji dan dapat menggantikan peran manusia dalam beberapa kegiatan, olahraga tampaknya menjadi salah satu pengecualian yang tidak dapat dilakukan oleh robot.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk menekuni salah satu dari profesi-profesi di atas? Sebelum memutuskan, kenali minat dan kelebihanmu terlebih dahulu agar kamu tidak salah pilih. Kami doakan perjalanan kariermu di masa depan akan berjalan lancar, amin!

IDN Media Channels

Latest from Working Life