Yoriko Angeline Belajar Arti Bahagia Lewat 'Pesugihan Sate Gagak'

- Yoriko Angeline berperan dalam film Pesugihan Sate Gagak yang menawarkan dunia mistis dan komedi absurditas.
- Keputusan Yoriko untuk bergabung dalam film ini didasari rasa penasaran dan keinginan untuk keluar dari zona nyamannya.
- Film ini mengangkat kisah cinta realistis, membangun chemistry antara karakter, dan menyentuh tema ambisi serta konsekuensinya.
Sebagai aktor, nama Yoriko Angeline sudah lama melekat pada citra karakter-karakter lembut, romantis, dan emosional. Namun tahun ini, ia hadir dalam sesuatu yang jauh berbeda. Pesugihan Sate Gagak bukan hanya menawarkan dunia mistis dan komedi absurditas, tapi juga lingkungan kreatif yang secara mengejutkan membuka ruang baru bagi Yoriko untuk mencoba hal-hal yang tak pernah menjadi zona nyamannya.
Dalam film produksi Cahaya Pictures ini, Yoriko berperan sebagai Andini, kekasih Anto (Ardit Erwanda), seorang pria yang terdesak keadaan hingga nekat melakukan pesugihan yang akrab dengan mitos Jawa. Namun, yang membuat film ini unik adalah cara ia menertawakan sesuatu yang biasanya menakutkan. Dan justru di tengah gelak tawa itu, Yoriko menemukan proses belajar baru tentang hubungan, pilihan, sampai cara memaknai ambisi manusia.
Penasaran dulu, baru jatuh hati

Keputusan Yoriko untuk bergabung dalam film ini dimulai bukan dari rasa yakin, tetapi rasa penasaran. Ia tertarik oleh judulnya yang terdengar aneh, magis, dan agak absurd.
"Pas pertama kali baca judulnya aku kayak, ‘Ini apaan sih?’ Aku langsung searching di Twitter. Karena Twitter kan biasanya yang paling cepat ada cerita-cerita aneh," katanya sambil tersenyum. Dari situ ia menemukan bahwa ritual pesugihan sate gagak memang dibicarakan dalam berbagai thread mistis di internet. "Aku nggak tahu ini mitos atau fakta, tapi ternyata ada ceritanya."
Meski awalnya ragu karena genre horor-komedi bukan zona nyamannya, justru itu yang menarik. "Aku jarang banget horor, dan drama itu comfort zone aku. Tapi, justru karena itu aku pengen coba. Kayak… ya udah deh, yuk keluar sebentar dari tempat yang aman."
Ada sesuatu yang tulus dalam keputusannya: keberanian kecil yang ingin tumbuh.
Jadi satu-satunya non-komika di proyek film ini

Dalam jajaran cast, hampir semuanya adalah komika,mulai dari Ardit Erwanda, Nunung, Firza Valaza, hingga Arief Didu. Yoriko satu-satunya pemain yang bukan dari dunia komedi. Tetapi bukannya terintimidasi, ia justru merasa seperti dimasukkan dalam lingkungan yang hangat dan memeluk.
"Aku tuh paling senang punya teman lucu. Jadi sebenarnya aku tinggal ikut ketawa aja," ujarnya. Namun tetap ada sedikit tekanan di awal. "Awalnya sempat mikir, ‘Duh, mereka semua lucu, gue nggak usah ngelawak deh’. Tapi mereka tuh baik banget. Mereka yang malah ngerangkul aku."
Suasana syuting pun penuh tawa, bahkan sulit menahan tawa pada saat-saat yang harus serius. "Ada adegan aku harus tidur, tapi dukun di sebelah ngomong celetukan lucu banget. Aku ketawa terus. Tapi karena lingkungannya positif, jadi kita datang ke lokasi tuh happy." Humor menjadi bahasa penyambung, bahkan sebelum kamera menyala.
Kisah cinta yang realistis

Sebagai pasangan, Andini dan Anto bukan pasangan dramatis. Mereka bukan tipe yang setiap dialognya penuh konflik. Justru, mereka menunjukan jenis cinta yang matang: saling mendukung, saling percaya, dan bertahan bersama dalam keterbatasan.
"Andini itu tipe yang nggak kasih pressure ke cowoknya. Justru keluarganya yang ngasih pressure ke Anto. Tapi hubungan mereka tuh sehat banget," ujar Yoriko.
Untuk membangun chemistry, Yoriko dan Ardit banyak bercerita tentang pengalaman nyata. "Kak Ardit kan sudah berkeluarga. Aku nanya-nanya gimana rasanya dari pacaran sampai serius. Nah itu yang jadi dasar kedekatan karakter kita."
Selain cinta, film ini berkisah juga tentang ambisi, jalan pintas, dan konsekuensi
Film ini bukan sekadar lucu-lucuan tentang pesugihan. Di balik absurditasnya, ia menyentuh sesuatu yang lebih dalam: dorongan manusia untuk mencari jalan pintas menuju kebahagiaan dan kemapanan.
"Menurut aku, sesuatu yang didapat dengan sangat mudah, apalagi lewat hal musrik, pasti ada dampaknya," kata Yoriko dengan tenang. "Yang instan itu nggak akan ngasih hasil baik dalam jangka panjang. Di film ini ditunjukin kalau kita nggak boleh serakah."
Pesannya terasa relevan, dunia hari ini serba cepat, serba ingin hasil sekarang. Pesugihan Sate Gagak memperlihatkan apa yang terjadi ketika manusia lupa bahwa proses adalah bagian dari hidup.
Harapan Yoriko untuk kariernya di masa mendatang

Setelah mencoba genre ini, Yoriko justru ingin mengeksplor lebih jauh. Dan bukan ke drama, tapi ke aksi.
"Aku tuh pengen banget action. Yang ada workshop, adegan fighting, dilempar, aku senang banget yang gitu-gitu," ia tertawa, matanya berbinar.
Ada keberanian baru dalam dirinya yang pelan-pelan tumbuh dari satu pilihan sederhana: berani mencoba. Film ini, dengan segala keanehan dan tawanya, memberikan ruang itu.
Kita doakan saja semoga ke depannya Yoriko bisa membintangi film sesuai dengan keinginannya, ya!



















