Pengertian Social Distancing yang Nggak Akan Bikin Repot

Kamu tidak akan terisolasi, kok

Pengertian Social Distancing yang Nggak Akan Bikin Repot

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Akhir pekan kemarin, media sosial dan pesan WhatsApp diramaikan oleh viralnya video mengenai curva penyebaran virus corona dan bagaimana menurunkan tingkat curva tersebut melalui social distancing.

Nah, Popbela ingin mempermudah penjelasannya lagi buat kamu, nih, Bela. Tapi, pahami dulu, social distancing itu apa, ya.

“Social distancing” atau jarak sosial, adalah "strategi mitigasi komunitas". Gunanya untuk membatasi penyebaran COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Istilah ini digunakan para ahli epidemiologi, untuk merujuk pada upaya sadar mengurangi kontak antara orang-orang, guna menghambat penyebaran virus oleh individu. Intinya; Jaga jarak.

Pengertian Social Distancing yang Nggak Akan Bikin Repot

Masalahnya, karena kita terlalu sibuk takut tertular, kita lupa bahwa bisa saja justru kita yang menjadi pembawa virus tersebut, nih, Bela. Apalagi, masa inkubasi virus tersebut adalah 14 hari. Jadi, bisa saja kamu pikir tubuh kamu sehat, tapi ternyata ada virus yang sudah bersarang dan siap menularkan kepada orang lain.

Nah, karena penularan virus corona atau COVID-19 melalui cairan tubuh—bisa dari percikan dahak saat batuk atau bersin, inilah kenapa jarak sosial itu diperlukan. Apalagi, jika di sekitarmu ada orang tua yang lebih rentan terhadap COVID-19 ini. Misalnya orangtua kamu atau kakek-nenek kamu—terutama yang sudah memiliki penyakit bawaan.

1. Ayo bantu sistem perawatan kesehatan kita untuk merawat mereka yang positif COVID-19

Mengutip dari vox.com, Jonathan Kimmelman, direktur Biomedical Ethics Unit di McGill University, Montreal, mengungkapkan, “Banyak dari kita mungkin relatif sehat dan berpikir kita dapat menahan kerasnya infeksi, namun tetap ada kekhawatiran penyebarannya ke individu yang lebih rentan. Hingga, membeludaknya jumlah pasien karena wabah ini, akan menempatkan tekanan pada sistem perawatan kesehatan kita."

Inilah yang dimaksud pada curva tersebut. Semakin banyak orang keluar untuk hal yang tidak penting, maka semakin besar pula kesempatan untuk virus menyebar ke orang lain. Saat tingkat penularan tinggi, maka yang melakukan perawatan di rumah sakit juga banyak. Semakin banyak yang dirawat, semakin berat fasilitas dan tenaga medis rumah sakit untuk memenuhi kuota pasien. Sehingga, semakin lambat pula penanganan untuk menyembuhkan pasien.

2. Tetap interaksi tanpa merasa terisolasi

Jika kamu masih bingung bagaimana cara melakukannya karena tidak mau mendadak jadi anti sosial, tenang saja, Bela. Tidak serumit itu, kok. Syra Mada, seorang spesialis pathogen khusus yang berbasis di New York mengatakan, “Interaksi sosial masih sangat penting bagi kesehatan mental kaum muda, dan masih mungkin bagi keluarga untuk mengadakan pertemuan yang aman di antara anak-anak dan orang tua."

Namun, ia merekomendasikan untuk membatasi kelompok dalam ruangan hingga 10 orang atau lebih sedikit, dan bagi setiap individu menghindari pesta, toko ritel, café hingga bioskop. Bisa juga tetap bertatap muka dengan orang tua, tapi tidak saling bersalaman atau cium tangan dahulu. Syra juga memberi catatan, bahwa kita harus pahami, kemungkinan pengidap virus corona di komunitas kita itu ada. Sehingga, keputusan yang kamu buat pada akhirnya akan memengaruhi lintasan wabah ini.

Baca Juga: COVID-19: Cara Penyebaran Virus dan Gejala yang Wajib Diwaspadai

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here