15 Film Ikonik Keanu Reeves, Kamu Paling Suka yang Mana?

Franchise John Wick: Keanu Reeves membintangi franchise John Wick yang sukses dan populer, dengan empat film yang telah dirilis dan satu lagi dalam pengembangan.
Franchise The Matrix: Sebelum John Wick, Keanu Reeves membintangi franchise The Matrix yang fenomenal, dengan empat film yang telah dirilis dan memberikan dampak besar pada dunia perfilman.
Film Lainnya: Selain itu, Keanu Reeves juga membintangi berbagai film lain seperti Constantine, Siberia, Speed, Destination Wedding, Devil's Advocate, Man of Tai Chi, Johnny Mnemonic, The Replacements, Ballerina, Bill & Ted's Excellent Adventure, 47 Ronin, The Lake House, dan Point Break.
Keanu Reeves tiba-tiba menjadi trending topic di media sosial belum lama ini. Ia dikabarkan sudah menikah secara diam-diam dengan kekasihnya Alexandra Grant dan menggelar pernikahan secara tertutup di Eropa. Namun, setelah mencari tahu kebenarannya, melansir E! News, kabar tersebut hanyalah rumor belaka. Keanu memang tengah menjalin hubungan serius dengan Alexandra, tapi kabar pernikahan mereka tidak benar.
Terlepas dari kabar pernikahannya, Keanu Reeves dikenal sebagai sosok aktor yang masih aktif membintangi sejumlah judul film Hollywood. Bahkan di tahun 2025 ini saja, ada tiga filmnya yang rilis. Melihat kembali filmografi Keanu Reeves, berikut 15 film ikonik Keanu Reeves. Kamu pasti pernah nonton salah satunya, deh.
1. John Wick Franchise
Kesuksesan John Wick (2014) jadi awal mula kebangkitan Keanu Reeves di film action. Film pertamanya menyoroti perjalanan John Wick, mantan pembunuh bayaran yang ingin hidup damai setelah kehilangan istrinya. Namun, tragedi datang saat anjing pemberian sang istri dibunuh mafia Rusia. Dari situ, Keanu menghadirkan karakter dingin namun emosional yang langsung melekat di hati penonton.
Kisah berlanjut lewat John Wick: Chapter 2 (2017) dengan konflik yang semakin luas. John dipaksa menunaikan sumpah darah lama, dan ketika ia menolak, seluruh dunia kriminal pun memburunya. Film ini bukan hanya menampilkan aksi Keanu yang lebih brutal, tapi juga memperkenalkan The Continental, hotel yang menjadi pusat dunia para pembunuh bayaran, sehingga membuka semesta baru dalam franchise ini.
Memasuki Chapter 3 – Parabellum (2019), John resmi jadi buronan dengan harga fantastis di kepalanya. Keanu tampil makin intens dengan adegan laga tiada henti, mulai dari pertarungan tangan kosong hingga aksi bersama anjing-anjing terlatih. Di sinilah nama John Wick benar-benar melejit jadi ikon budaya pop, berkat visual stylish dan dedikasi Keanu yang selalu menolak pakai stuntman.
Chapter 4 (2023) hadir sebagai klimaks epik dari perjalanan John Wick. Kali ini, John mencari cara untuk terbebas dari kendali High Table dengan perjalanan penuh aksi dari Osaka hingga Paris. Dengan durasi panjang dan koreografi pertarungan yang artistik, Keanu membuktikan dirinya masih jadi bintang laga di usia 50-an. Tak heran jika film ini dipuji sebagai salah satu action terbaik dalam satu dekade terakhir.
Meski banyak yang mengira Chapter 4 adalah akhir, studio akhirnya mengonfirmasi John Wick: Chapter 5 tengah dikembangkan. Detail ceritanya masih dirahasiakan, tapi jelas eksistensi Keanu sebagai John Wick jadi alasan utama fans setia menanti. Apalagi dengan spin-off Ballerina yang memperluas semesta, warisan John Wick sebagai franchise aksi modern semakin sulit terbantahkan.
2. The Matrix Franchise
Film dengan banyak sekuel mungkin menjadi salah satu ciri khas Keanu Reeves. Sebelum John Wick, ia pernah membintangi franchise The Matrix. The Matrix (1999) jadi salah satu film paling berpengaruh di dunia sinema modern, sekaligus karya ikonik Keanu Reeves. Ia memerankan Neo, seorang hacker yang menemukan kenyataan bahwa dunia yang ia tinggali hanyalah simulasi ciptaan mesin. Bersama Morpheus dan Trinity, Neo memulai perjalanan sebagai "The One" yang ditakdirkan untuk membebaskan umat manusia. Visual bullet-time yang revolusioner dan filosofi mendalam membuat film ini jadi fenomena global.
Kesuksesan luar biasa itu berlanjut lewat The Matrix Reloaded (2003). Neo kini semakin menguasai kemampuannya dan berusaha mencari jalan menuju kemenangan atas mesin. Film ini menghadirkan adegan ikonis di jalan tol dengan pertarungan dan kejar-kejaran spektakuler. Keanu menunjukkan sisi Neo yang semakin percaya diri sebagai pahlawan, meski beban takdirnya terasa makin berat.
Masih di tahun yang sama, The Matrix Revolutions (2003) hadir sebagai penutup trilogi awal. Neo harus menghadapi Smith yang semakin kuat, sekaligus mempertaruhkan hidupnya demi masa depan umat manusia. Keanu tampil penuh pengorbanan di film ini, menegaskan Neo bukan sekadar karakter aksi, tapi juga simbol harapan. Walaupun menuai reaksi beragam, film ini menutup kisah Neo dengan nuansa heroik dan emosional.
Dua dekade kemudian, The Matrix Resurrections (2021) membawa Keanu kembali sebagai Neo. Kini ia hidup sebagai Thomas Anderson, seorang pengembang game yang tak sadar sedang kembali terjebak dalam Matrix. Film ini menghadirkan nostalgia bagi generasi lama, sekaligus memberikan sentuhan baru dengan kehadiran karakter-karakter muda. Penampilan Keanu dengan rambut panjang dan janggut ala John Wick memberi warna segar, meski kisahnya banyak menuai pro-kontra.
Franchise The Matrix tak hanya mengukuhkan Keanu Reeves sebagai legenda film aksi, tapi juga sebagai aktor yang berani membawakan peran dengan filosofi mendalam. Dari seorang hacker biasa hingga simbol revolusi umat manusia, perjalanan Neo selalu relevan dengan tema kebebasan dan identitas. Hingga kini, The Matrix masih jadi inspirasi besar dalam dunia perfilman, budaya pop, dan bahkan dunia teknologi.
3. Constantine
Constantine (2005) memperlihatkan sisi berbeda dari Keanu Reeves yang lepas dari citra Matrix dan John Wick. Dalam film adaptasi DC Comics ini, Keanu memerankan John Constantine, seorang pengusir setan yang sinis, penuh luka batin, dan hidup di antara dunia manusia serta iblis. Kisahnya berfokus pada perjuangan Constantine membantu seorang detektif Angela Dodson (Rachel Weisz) mengungkap kematian misterius kembarannya, yang ternyata berkaitan dengan rencana besar kekuatan neraka.
Keanu sukses membawakan karakter anti-hero ini dengan aura dingin dan misterius. Meski penampilannya berbeda dengan versi komik (yang digambarkan berambut pirang dan berdialek Inggris) Keanu tetap berhasil memberikan interpretasi unik yang kini justru melekat erat di benak penonton. Adegan-adegan gelap, simbolisme religius, hingga visual dunia supranatural membuat film ini jadi salah satu cult classic.
Fakta menariknya, meski awalnya mendapat ulasan beragam, Constantine terus mendapatkan apresiasi seiring waktu. Bahkan, kabar sekuel Constantine 2 sempat diumumkan dengan Keanu kembali ke perannya, menandakan betapa kuatnya daya tarik karakter ini dalam karier sang aktor. Namun, sampai kini sekuel Constantine hanya rumor belaka. Faktanya tak ada film tersebut sampai saat ini.
4. Siberia
Berbeda dari film action yang menjadi ciri khasnya, Siberia (2018) menampilkan Keanu Reeves dalam peran yang lebih dramatis dan intim. Ia berperan sebagai Lucas Hill, seorang pedagang berlian asal Amerika yang terjebak dalam situasi berbahaya ketika perjanjian bisnisnya di Rusia berantakan. Saat berusaha menyelamatkan diri dari kekacauan itu, Lucas justru menemukan kisah cinta tak terduga dengan Katya, seorang wanita Rusia yang ia temui di tengah perjalanannya.
Keanu memperlihatkan sisi emosional yang jarang terlihat dalam film-filmnya. Alih-alih penuh ledakan aksi, Siberia lebih menekankan pada hubungan personal, pilihan hidup, dan dilema moral. Chemistry Keanu dengan aktris Ana Ularu menjadi salah satu daya tarik utama yang memperkuat nuansa romantis bercampur thriller.
Meski mendapat tanggapan beragam dari kritikus, Siberia tetap memberi warna berbeda dalam portofolio Keanu Reeves. Film ini menunjukkan keberaniannya menjajal peran di luar zona nyaman, membuktikan bahwa Keanu tak hanya bintang laga, tapi juga aktor yang mampu mengeksplorasi lapisan emosional karakter.
5. Speed
Speed (1994) adalah film yang benar-benar melambungkan nama Keanu Reeves sebagai bintang aksi Hollywood. Ia memerankan Jack Traven, seorang polisi muda pemberani yang harus menyelamatkan penumpang bus kota. Tantangannya? Bus tersebut dipasangi bom yang akan meledak jika kecepatannya turun di bawah 50 mil per jam. Dari premis sederhana ini, tercipta ketegangan nonstop yang bikin penonton menahan napas dari awal sampai akhir.
Keanu tampil memukau sebagai Jack, sosok pahlawan yang tegas namun tetap manusiawi. Chemistry-nya dengan Sandra Bullock, yang berperan sebagai Annie Porter, begitu kuat hingga membuat pasangan ini jadi salah satu duo ikonik era ’90-an. Berkat perannya, Keanu membuktikan dirinya mampu memimpin film aksi besar dengan kharisma alami dan fisik yang meyakinkan.
Fakta menariknya, Speed tak hanya sukses secara komersial, tapi juga jadi salah satu film aksi terbaik sepanjang masa. Film ini memenangkan dua Oscar untuk kategori teknis dan memperkuat status Keanu sebagai bintang baru di Hollywood. Meski ia menolak bermain di sekuelnya, pengaruh Speed dalam karier Keanu terasa besar, membuka jalan menuju proyek-proyek besar berikutnya.
6. Destination Wedding
Destination Wedding (2018) menjadi bukti bahwa Keanu Reeves juga piawai dalam genre romantis-komedi. Dalam film ini, ia kembali dipasangkan dengan Winona Ryder setelah keduanya beberapa kali berkolaborasi sebelumnya. Keanu berperan sebagai Frank, seorang pria sinis dan penuh sarkasme yang tak sengaja bertemu Lindsay (Winona Ryder) saat menghadiri pernikahan di sebuah kota kecil. Sama-sama memiliki pandangan pahit tentang cinta dan pernikahan, keduanya justru terjebak dalam interaksi jenaka yang tak terduga.
Keanu menampilkan sisi kocak sekaligus romantis dengan caranya yang unik. Dialog-dialognya penuh sindiran, tapi chemistry naturalnya dengan Winona membuat film ini terasa segar dan menghibur. Fakta menariknya, hampir seluruh film hanya berfokus pada dua karakter ini, menjadikan Keanu dan Winona benar-benar pusat perhatian.
Meskipun bukan film box office besar, Destination Wedding jadi tontonan manis yang menunjukkan fleksibilitas Keanu di luar film action. Ia bisa membuat penonton tersenyum lewat kelucuan yang subtil, sekaligus menghadirkan romansa yang hangat tanpa perlu ledakan atau baku hantam. Sebuah peran yang membuktikan bahwa pesona Keanu memang tak terbatas genre.
7. Devil's Advocate
The Devil’s Advocate (1997) memperlihatkan Keanu Reeves dalam salah satu peran paling dramatis dan kompleks sepanjang kariernya. Ia memerankan Kevin Lomax, seorang pengacara muda brilian asal Florida yang direkrut ke firma hukum bergengsi di New York. Awalnya, karier Kevin tampak sempurna, ia sukses besar, hidup mewah, dan saat pulang, ia disambut istri yang bahagia. Namun, perlahan, ia menyadari ada harga besar yang harus dibayar ketika bos barunya, John Milton (Al Pacino), ternyata menyimpan rahasia gelap yang berhubungan dengan dunia iblis.
Dalam film ini, Keanu benar-benar keluar dari zona nyaman film aksinya. Ia menampilkan sisi ambisius, rapuh, sekaligus gelisah dari Kevin yang harus memilih antara karier gemilang atau moralitasnya. Chemistry intens Keanu dengan Charlize Theron yang berperan sebagai istrinya juga jadi salah satu sorotan emosional paling kuat dalam film ini.
Fakta menariknya, The Devil’s Advocate dipuji karena mampu menggabungkan drama hukum dengan elemen supranatural, menjadikannya lebih dari sekadar thriller biasa. Al Pacino mungkin mencuri perhatian dengan akting flamboyannya, tapi Keanu tetap jadi pusat cerita yang membuat film ini berkesan. Peran ini juga membuktikan bahwa Keanu bisa bersinar dalam drama penuh intrik psikologis, bukan hanya di genre laga.
8. Man of Tai Chi
Man of Tai Chi (2013) jadi proyek spesial bagi Keanu Reeves karena bukan hanya tampil sebagai aktor, tapi juga debutnya sebagai sutradara. Dalam film ini, Keanu berperan sebagai Donaka Mark, seorang pengusaha misterius yang menyelenggarakan pertarungan bawah tanah ilegal. Ia merekrut Tiger Chen, seorang petarung muda berbakat, untuk ikut dalam turnamen brutal yang perlahan mengguncang moralitas sang petarung.
Sebagai Donaka, Keanu memerankan sosok antagonis karismatik yang dingin dan penuh manipulasi. Perannya terasa unik karena biasanya ia dikenal sebagai pahlawan, sementara di sini ia justru jadi lawan yang menguji batas sang tokoh utama. Lewat film ini, Keanu juga memberi penghormatan pada seni bela diri, khususnya Tai Chi, yang dikemas dengan koreografi laga menawan.
Fakta menariknya, Tiger Chen (yang menjadi tokoh utama dalam film ini) adalah teman sekaligus mantan stuntman Keanu saat syuting The Matrix. Jadi, Man of Tai Chi terasa personal sekaligus kolaboratif bagi Keanu. Walau film ini tak sesukses komersial film aksinya yang lain, proyek ini membuktikan kecintaan Keanu pada seni bela diri dan keberaniannya mencoba dunia penyutradaraan.
9. Johnny Mnemonic
Sebelum era The Matrix, Keanu Reeves sudah lebih dulu menjajal dunia fiksi ilmiah lewat Johnny Mnemonic (1995). Dalam film ini, ia memerankan Johnny, seorang kurir data yang otaknya ditanami chip penyimpanan berkapasitas besar. Tugasnya adalah menyelundupkan informasi penting di masa depan yang penuh kekacauan. Namun, perjalanan Johnny tidak mudah karena ia diburu oleh sindikat berbahaya yang mengincar data tersebut.
Keanu tampil dengan gaya cyberpunk khas era ’90-an, yakni serba futuristik tapi tetap karismatik. Karakternya digambarkan dingin, profesional, tapi juga terjebak dalam dilema pribadi saat kapasitas chip di otaknya mulai mengancam nyawanya. Meski efek visualnya terasa jadul jika dibandingkan standar sekarang, film ini menarik karena menjadi salah satu representasi awal dunia digital dan cyber di layar lebar.
Fakta seru, Johnny Mnemonic diadaptasi dari cerita pendek William Gibson, bapak genre cyberpunk. Walau ulasan kritikus saat rilisnya cukup beragam, film ini kini dianggap cult classic dan sering disebut sebagai “pemanasan” Keanu sebelum melompat ke level fenomenal lewat The Matrix.
10. The Replacements
The Replacements (2000) menghadirkan Keanu Reeves dalam nuansa yang lebih ringan dan penuh semangat. Ia berperan sebagai Shane Falco, mantan quarterback berbakat yang gagal di masa lalu. Kesempatannya datang kembali ketika sebuah tim sepak bola profesional membutuhkan pemain pengganti akibat mogok kerja para atlet utama. Dari situ, Shane bersama tim "underdog" lainnya berjuang untuk membuktikan diri di lapangan hijau.
Keanu sukses menampilkan sosok Shane sebagai pemimpin yang sederhana, penuh tekad, namun juga rapuh dengan bayangan kegagalannya. Chemistry-nya dengan Gene Hackman, yang berperan sebagai pelatih, serta Brooke Langton sebagai love interest, memberi film ini nuansa hangat dan menyenangkan. Adegan-adegan pertandingan pun dikemas seru, membuat penonton ikut terbawa dalam semangat tim pengganti ini.
Fakta menariknya, meski bukan film box office besar, The Replacements jadi salah satu tontonan olahraga yang terus dicintai hingga kini. Karakter Shane Falco bahkan disebut sebagai salah satu peran paling disukai Keanu karena menunjukkan sisi inspiratifnya: bangkit dari kegagalan dan tetap percaya diri mengejar kesempatan kedua.
11. Ballerina
Ballerina (2025) jadi salah satu film paling dinantikan karena memperluas semesta John Wick. Disutradarai Len Wiseman, film ini berfokus pada karakter Rooney, seorang ballerina muda yang diperankan Ana de Armas. Ia berusaha membalas dendam atas kematian keluarganya sambil menjalani pelatihan brutal sebagai pembunuh bayaran. Keanu Reeves kembali hadir sebagai John Wick, kali ini dalam peran pendukung yang tetap penting untuk menghubungkan cerita utama dengan franchise induknya.
Kehadiran Keanu di Ballerina membuat film ini semakin ditunggu penggemar. Meski bukan karakter utama, John Wick memberi legitimasi dan kesinambungan bagi spin-off ini. Kolaborasi Keanu dengan Ana de Armas juga menjadi highlight tersendiri, mengingat keduanya sama-sama dikenal memiliki karisma kuat di layar.
Fakta menariknya, Ballerina menjadi spin-off pertama dari dunia John Wick yang diproduksi Lionsgate, dan direncanakan rilis setelah Chapter 4. Kehadiran Keanu Reeves bukan sekadar cameo singkat, melainkan bagian dari alur penting yang menjembatani kelanjutan semesta ini. Dengan gaya aksi khas yang sudah melekat, Ballerina diyakini akan semakin memperkuat warisan Keanu sebagai ikon film laga modern.
12. Bill & Ted's Excellent Adventure
Sebelum dikenal sebagai bintang laga, Keanu Reeves lebih dulu mencuri perhatian lewat film komedi ikonik Bill & Ted’s Excellent Adventure (1989). Ia memerankan Ted Logan, remaja santai yang bersama sahabatnya, Bill (Alex Winter), berpetualang melintasi waktu dengan mesin telepon umum. Tujuannya sederhana tapi absurd: mengumpulkan tokoh-tokoh sejarah seperti Napoleon, Socrates, hingga Joan of Arc, demi menyelesaikan tugas sekolah mereka.
Keanu tampil kocak dan penuh energi, menampilkan sisi goofy yang jarang dilihat dalam kariernya setelah itu. Chemistry-nya dengan Alex Winter begitu natural hingga membuat duo Bill dan Ted jadi legenda komedi pop culture. Dengan gaya khas remaja ’80-an yang cuek dan penuh slang, Ted Logan jadi salah satu peran paling memorable Keanu di awal karier.
Fakta menariknya, meski berbiaya rendah dan premisnya terdengar konyol, Bill & Ted’s Excellent Adventure justru meledak dan melahirkan sekuel, serial animasi, hingga film reuni bertahun-tahun kemudian. Peran ini sekaligus membuktikan bahwa karier Keanu tak hanya dibangun lewat aksi serius, tapi juga lewat humor kocak yang membekas sepanjang generasi.
13. 47 Ronin
47 Ronin (2013) menampilkan Keanu Reeves dalam balutan kisah epik samurai Jepang. Ia berperan sebagai Kai, seorang yatim piatu setengah Inggris-setengah Jepang yang dibesarkan oleh samurai namun dianggap orang luar. Ketika tuannya dipaksa melakukan seppuku akibat tipu daya penguasa jahat, Kai bersama 47 ronin lainnya berjuang membalas dendam demi memulihkan kehormatan mereka. Cerita ini terinspirasi dari legenda Jepang yang melegenda tentang kesetiaan dan pengorbanan para samurai.
Keanu memberi nuansa berbeda pada karakter Kai yang penuh luka, tapi juga berani menentang takdir. Dengan latar budaya Jepang yang kental, film ini memadukan aksi laga, unsur fantasi, hingga visual megah yang memperlihatkan sisi magis dunia samurai. Chemistry Keanu dengan aktris Ko Shibasaki juga menambah sentuhan romansa yang memperkuat dramanya.
Meski saat rilis mendapat kritik beragam dan tidak terlalu sukses di box office, 47 Ronin tetap menjadi film penting dalam perjalanan karier Keanu. Film ini menunjukkan keberaniannya membaur dalam budaya berbeda, serta memperkuat statusnya sebagai aktor yang tak segan mencoba genre baru. Seiring waktu, 47 Ronin juga mendapat penggemar setia yang mengapresiasi keindahan visual dan nuansa epiknya.
14. The Lake House
The Lake House (2006) jadi salah satu film romantis paling memorable dari Keanu Reeves. Ia kembali dipertemukan dengan Sandra Bullock setelah kesuksesan mereka di Speed (1994). Dalam film ini, Keanu berperan sebagai Alex Wyler, seorang arsitek yang secara misterius menjalin korespondensi lewat surat dengan Kate Forster (Sandra), seorang dokter. Yang unik, Alex hidup di tahun 2004, sementara Kate ada di tahun 2006, keduanya berkomunikasi lewat sebuah kotak surat ajaib di tepi danau.
Keanu tampil penuh pesona sebagai Alex, karakter yang hangat, sabar, dan percaya pada cinta meski terhalang waktu. Chemistry-nya dengan Sandra tetap kuat, bahkan lebih emosional dibanding kolaborasi mereka sebelumnya. Film ini menonjolkan sisi melankolis Keanu, jauh dari citra bintang aksi, dan membuktikan dirinya juga mampu memikat hati lewat drama percintaan.
Fakta menariknya, The Lake House merupakan remake dari film Korea berjudul Il Mare (2000). Meski sempat menuai ulasan beragam, banyak penonton jatuh cinta dengan nuansa puitis dan visual romantis film ini. Bagi penggemar Keanu, The Lake House menjadi bukti lain bahwa ia tak hanya ahli menendang dan menembak, tapi juga bisa membuat penonton hanyut dalam kisah cinta yang penuh harapan.
15. Point Break
Point Break adalah film aksi ikonik yang mempertemukan Keanu Reeves dengan Patrick Swayze. Keanu memerankan Johnny Utah, seorang agen FBI muda yang menyamar untuk menyelidiki serangkaian perampokan bank. Penyelidikannya membawanya ke dunia surfing, di mana ia bertemu Bodhi (Swayze), seorang peselancar karismatik yang ternyata punya hubungan erat dengan kasus perampokan tersebut.
Sebagai Johnny Utah, Keanu menampilkan sisi berani sekaligus rentan. Perannya di sini menjadi salah satu langkah besar dalam membangun citra dirinya sebagai bintang film aksi, jauh sebelum era John Wick dan The Matrix. Chemistry antara Keanu dan Patrick Swayze menciptakan ketegangan dramatis sekaligus keintiman emosional yang bikin film ini lebih dari sekadar aksi kejar-kejaran.
Disutradarai oleh Kathryn Bigelow, Point Break menawarkan adegan aksi menegangkan—dari kejar-kejaran di udara saat skydiving hingga duel fisik di ombak besar. Film ini kemudian berkembang menjadi cult classic dan bahkan dibuat ulang pada 2015, meski versi orisinal dengan Keanu dan Swayze tetap tak tergantikan.
Itulah tadi daftar film ikonik Keanu Reeves. Mana yang kamu pernah tonton, Bela?



















