Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

[EKSKLUSIF] Dunia Mimpi Kugy Jadi Nyata: Cerita Alya Syahrani di 'Musikal Perahu Kertas'

WhatsApp Image 2025-12-08 at 17.04.47.jpeg
POPBELA.com/Niken Ari
Intinya sih...
  • Alya Syahrani menemukan versi Kugy yang hidup dalam dirinya sendiri, merangkum ulang karakter tersebut dalam bahasa emosi, gerak, dan vokal yang lebih luas.

  • Menggabungkan teknik vokal, akting, dan gerakan untuk membangun karakter Kugy dengan bantuan sutradara, vocal director, dan tim kreatif lainnya.

  • Keberanian tim kreatif membawa dunia mimpi Kugy ke panggung secara visual dengan elemen-elemen fantastis seperti Portalita, Pangeran Loba, hingga kapal kecil yang menjadi ikon dari Perahu Kertas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak orang, Kugy adalah karakter yang sangat personal, eksentrik, dreamy, penuh imajinasi, dan sering kali menjadi representasi "kebebasan" yang mereka inginkan. Menerjemahkan semua itu ke panggung musikal jelas bukan tugas mudah. Namun Alya Syahrani, dengan kepekaan artistik dan kemampuan vokal yang matang, justru menemukan versi Kugy yang hidup dalam dirinya sendiri.

Dalam musikal Perahu Kertas, Alya bukan hanya menirukan Kugy yang sudah dikenal lewat film atau novel. Ia merangkum ulang karakter tersebut dalam bahasa emosi, gerak, dan vokal yang lebih luas. Format musikal di tangannya menjadi alat untuk mempertebal sisi-sisi Kugy yang selama ini hanya bisa dibayangkan pembaca: mimpinya, dunianya yang whimsical, dan keberaniannya untuk memperjuangkan jalan hidup yang tidak selalu mudah.

Menggabungkan teknik vokal, akting, dan gerakan untuk membangun karakter

Kugy.jpg
Instagram.com/musikalperahukertas

Menurut Alya, tiga elemen utama dalam musikal—akting, vokal, dan gerak—bukan bebannya, melainkan justru bagian yang memperkaya proses pendalaman karakter. Dengan format ini, ia bisa menyampaikan perasaan Kugy secara lebih penuh. Ada kalimat yang terasa lebih kuat ketika dinyanyikan, dan ada emosi yang menemukan bentuknya ketika ia bergerak di atas panggung.

Kolaborasi dengan sutradara, vocal director, dan tim kreatif lainnya membantu Alya memahami kapan harus menahan emosi, kapan harus meledak, dan kapan harus menyerah pada alur cerita. Setiap latihan memberi ruang bagi karakter Kugy tumbuh lebih organik. Menurutnya, justru lewat format musikal inilah Kugy bisa tampil lebih utuh, bukan hanya lewat kata-kata, tetapi lewat seluruh tubuhnya.

Dunia mimpi Kugy yang jadi nyata di atas panggung

Salah satu hal paling menarik dari musikal ini adalah keberanian tim kreatif untuk membawa dunia mimpi Kugy ke panggung. Bukan hanya secara simbolik, tetapi secara visual. Ada elemen-elemen fantastis seperti Portalita, Pangeran Loba, hingga kapal kecil yang menjadi ikon dari Perahu Kertas. Semua itu adalah representasi dari imajinasi Kugy, dunia yang hanya ada di kepalanya.

Bagi Alya, melihat dunia mimpi itu diwujudkan secara nyata menjadi pengalaman yang menggetarkan. "Kayak mimpi Kugy akhirnya dikasih tubuh dan bentuk," begitu kira-kira perasaannya.

Dunia imajinatif yang selama ini hanya hidup di novel kini muncul dalam bentuk tarian, musik, dan visual yang puitis. Elemen-elemen ini membantu Alya menyelami sisi whimsical Kugy dan membuatnya lebih mudah menunjukkan karakter yang dreamy namun penuh visi.

Ritual sederhana sebelum tampil di atas panggung

Untuk menjaga konsistensi emosi selama pertunjukan, Alya selalu menyempatkan diri mengambil waktu sendiri sebelum masuk panggung. Ia tidak selalu mendengarkan musik, tetapi ia selalu butuh ‘ruang kecil’ untuk merapikan pikirannya. Momen hening itu membantunya meninggalkan Alya dan masuk sepenuhnya ke dalam tubuh Kugy.

Menurutnya, musikal itu bukan soal "mengambil emosi", tetapi "mengalir bersama emosi" dari awal hingga akhir pertunjukan. Karena semuanya dilakukan live, energi yang keluar selalu jujur. Latihan yang intens, run-through panjang, dan tubuh yang sudah terbiasa dengan alur cerita membantu Alya menjaga kontinuitas emosi Kugy tanpa terasa dipaksakan.

Melanjutkan 'warisan' Kugy tanpa tekanan dari versi film

Kugy sudah melekat kuat pada gambar Maudy Ayunda di film Perahu Kertas, dan wajar bila banyak orang menganggap karakter itu sulit dilepaskan dari interpretasi tersebut. Namun bagi Alya, justru ada ruang yang luas untuk menghadirkan Kugy versi dirinya sendiri. Ada platform yang berbeda, cerita yang ditekankan berbeda, dan energi yang dihidupkan juga berbeda.

Alya melihat musikal bukan sebagai ‘versi ulang’ film, tetapi sebagai medium baru yang punya napas dan ritme sendiri. Karena musikal ini lebih fokus pada cerita tentang mimpi, Kugy yang ia bangun pun memiliki warna yang lebih dalam di sisi itu. Penonton tidak hanya melihat Kugy yang quirky dan lucu, tetapi juga Kugy yang berani, rapuh, dan terus mencari jalannya di tengah ketidakpastian hidup.

Membangun chemistry dengan Dewara Zaqqi di Musikal Perahu Kertas

WhatsApp Image 2025-12-08 at 17.04.45.jpeg
POPBELA.com/Niken Ari

Meski Alya dan Dewara sama-sama pernah bermain musikal sebelumnya, ini adalah pertama kalinya mereka dipasangkan sebagai duo utama dalam sebuah pertunjukan besar. Pertemuan pertama mereka terjadi justru di proyek Perahu Kertas ini. Dan dari situlah, perlahan, chemistry Kugy dan Keenan dibangun.

Workshop, latihan vokal, reading, hingga run-through selama berminggu-minggu membuat keduanya menemukan ritme dan bahasa emosional yang selaras. Alya merasa proses yang panjang ini bukan hanya membangun hubungan Kugy dan Keenan sebagai pasangan fiksi, tetapi juga membangun kepercayaan antaraktor.

"Karena musikal itu live dari awal sampai akhir, energi kami harus saling menjaga," ujarnya.

Kugy dan representasi anak muda yang berani mempertahankan mimpi

Diantara segala keunikan Kugy—cara bicaranya yang cepat, kebiasaannya melarung perahu kertas, dunianya yang penuh imajinasi—ada inti karakter yang paling ingin Alya tonjolkan: kegigihan. Kugy adalah representasi anak muda yang berani memegang mimpinya, meskipun jalannya tidak lurus dan sering kali berputar jauh.

Lewat panggung musikal ini, Alya berharap penonton bisa melihat sisi Kugy yang lebih dewasa: seseorang yang tetap ceria, tetapi juga berani mengambil keputusan sulit; seseorang yang percaya pada cinta, tetapi juga percaya pada dirinya sendiri. Dengan membiarkan mimpi menjadi fokus utama cerita, Alya membuat Kugy kembali relevan dan dekat dengan generasi hari ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

Ramalan Keuangan Shio Babi Tahun 2026: Ada Rezeki Tak Terduga!

31 Des 2025, 10:15 WIBCareer