Bangga! Riset Dr Harkunti Rahayu Berhasil Menangkan Newton Prize 2019

Membangun ketahanan masyarakat pesisir

Bangga! Riset Dr Harkunti Rahayu Berhasil Menangkan Newton Prize 2019

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Kegiatan penelitian untuk mempersiapkan komunitas pesisir menghadapi dampak perubahan iklim sejak dini yang dipimpin oleh Dr Harkunti Rahayu dari Institut Teknologi Bandung dan Profesor Richard Haigh dari University of Huddersfield, berhasil memenangkan Newton Prize 2019. 

Dr Harkunti Rahayu dan timnya mendapatkan pendanaan dari Newton Prize yang jumlah totalnya mencapai satu juta poundsterling (setara Rp18 miliar). Pemenang diumumkan di acara Newton Prize Award di The Tribrata, Jakarta, (14/01/2019). 

Bangga! Riset Dr Harkunti Rahayu Berhasil Menangkan Newton Prize 2019

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan dampak peristiwa cuaca ekstrem, seperti tsunami dan musibah banjir yang baru saja menimpa sejumlah wilayah di Indonesia. Bersama dengan tim peneliti, Dr Harkunti Rahayu dan Profesor Richard Haigh telah mengembangkan strategi baru untuk melindungi rumah, bisnis, dan infrastruktur di daerah perkotaan pesisir dengan lebih baik.

Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Professor Bambang Brodjonegoro, menyatakan bahwa melalui Newton Fund, jumlah riset dan inovasi antara Indonesia dan Inggris telah meningkat pesat. 

"Lebih dari 200 peneliti dan pegiat iptek yang tergabung dalam 100 institusi penelitian dan pendidikan tinggi di Inggris dan Indonesia mendapatkan keuntungan dari kemitraan yang didanai oleh Newton Fund tersebut," katanya. 

"Saya berharap kolaborasi riset dan inovasi antara Inggris dan Indonesia akan terus meningkat, dan mengarah pada pemanfaatan kebutuhan masyarakat dan peningkatan substitusi impor," lanjut Professor Bambang Brodjonegoro. 

Menteri Inggris untuk Asia Pasifik, Heather Wheeler, berkata bahwa Newton Fund telah berhasil memfasilitasi riset berskala internasional dan mempersatukan ilmuwan-ilmuwan terbaik dari berbagai bidang. 

"Keberhasilan kemitraan sains dan teknologi Inggris-Indonesia, yang kami dukung melalui Newton Fund, telah membawa perubahan besar dalam hubungan kedua negara dalam bidang riset dan inovasi," kata Heather Wheeler. 

Selain itu, Newton Prize juga merayakan kemitraan sains dan inovasi antara Inggris dengan tiga negara mitranya termasuk Cina, Filipina dan Indonesia. Bukan hanya Newton Prize, Indonesia juga mengikuti penghargaan tambahan lainnya, yaitu Chair's Award dengan dana sebesar lima ratus ribu pundsterling (setara Rp9 miliar). 

Professor Tri Budi Radharjo, Universitas Respati Indonesia dan Professor Eef Hogervorst, Loughborough University, dengan penelitiannya tentang tepung tempe yang dapat mengurangi risiko Demensia akan bersaing dengan dua negara lainnya di Chair's Award. Pemenang Chair's Award akan diumumkan pada 12 Februari 2020 di London, Inggris.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here