Adinda Wardhani Ungkap Peran Media dalam Tanggapi Isu Perempuan

- Adinda Wardhani menyoroti peran media dalam menanggapi isu-isu perempuan yang viral di media sosial.
- Adinda mengungkapkan kekhawatiran atas lonjakan kasus pelecehan di ruang publik dan pentingnya literasi perlindungan diri.
- Ia berharap Beautyfest Asia 2025 menjadi wadah bagi brand lokal untuk berkembang dan bisa mendampingi perempuan menjalani hidup yang lebih baik.
Jika menengok keramaian di media sosial, isu-isu perempuan hampir tak pernah absen dari trending topic. Kabar baik bahkan kabar buruk datang silih berganti.
Managing Editor Fimela, Adinda Wardhani, mengungkap bagaimana peran media dalam menanggapi isu-isu perempuan yang tengah viral di media sosial. Tak hanya itu, dalam obrolan singkat bersama Popbela saat ditemui di acara Judges Gathering Popbela Beauty Awards 2025, ia turut membahas kekuatan perempuan yang kerap terlupakan.
Hadir sebagai sumber informasi yang akurat

Sebagai pemimpin di media khusus perempuan, Adinda menyoroti lonjakan kasus pelecehan. Ia turut mengungkapkan kekhawatiran karena hal tersebut marak terjadi di ruang publik, seperti tempat umum dan transportasi umum.
“Semakin ke sini, bukannya berkurang malah semakin bertambah, ya? Misal pelecehan, dan itu di ranah yang sehari-hari kita hadapi, misalnya tempat umum, angkutan umum, bahkan kemarin di obgyn,” ujarnya.
Karena lingkungan eksternal tak selalu bisa dikendalikan, Adinda menekankan pentingnya literasi perlindungan diri. Fimela sendiri memanfaatkan perannya sebagai media untuk menjangkau pihak-pihak yang kredibel untuk memberikan edukasi seputar batas sentuhan agar tak dikategorikan sebagai pelecehan seksual.
“Jadi kemarin kita concern untuk mewawancarai dokter obgyn. Kita mencari tahu SOP pemeriksaan untuk dokter itu bisa sentuh tubuh kita tuh seperti apa. Jadi kita aware juga kan. Misal juga pijat refleksi, sentuhannya sejauh mana. Jadi lebih ke edukasi-edukasi juga untuk melaporkan kasus ini ke mana,” tambahnya.
Adinda: perempuan itu sangat multitasking!

Lanjut membahas Beautyfest Asia 2025 yang mengangkat tema SHE.E.O, Adinda membahas lebih jauh tentang peran perempuan dalam bermasyarakat. Ia menilai perempuan pada dasarnya terlahir multitasking, yaitu mampu mengelola banyak peran sekaligus. Namun, hal ini masih kerap dilupakan karena derasnya tuntutan sosial.
“Kita itu sebetulnya sangat multitasking, tetapi kadang kita tidak bisa memaksimalkannya karena kita masih harus bersaing, masih harus memperjuangkan eksistensi kita. Itu yang kadang membuat kita tidak mengakomodir kemampuan multitasking kita dengan maksimal karena sibuk dengan masih harus memikirkan kata orang, memikirkan kalau ada orang yang lebih jago terus kita nggak dianggap gimana. Jadi lebih banyak hal nggak penting yang akhirnya membuat kita lupa sama bakat kita yang lebih dari satu ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia berharap Beautyfest Asia 2025 yang akan diselenggarakan di Mal Kota Kasablanka pada 6–8 Juni bisa menjadi wadah bagi para brand lokal untuk terus berkembang. Adinda ingin industei kecantikan Indonesia bisa mendampingi perempuan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
“Harapannya semoga bisa konsisten dan bersama-sama untuk meng-encourage brand-brand di luar sana untuk terus berinovasi sehingga industri kecantikan itu menjadi pendamping hidup kaum perempuan untuk menjalani hidup dengan lebih baik,” pungkasnya.



















