- Tekstur kulit terasa kasar atau bersisik
- Kulit tampak kusam dan tidak bercahaya
- Gatal atau perih, terutama setelah mandi
- Muncul retakan kecil atau bahkan luka ringan
- Kulit terasa kencang setelah mencuci muka
12 Penyebab Kulit Kering yang Jarang Disadari

- Kulit kering bisa disebabkan oleh perubahan suhu drastis, kelembapan lingkungan yang menurun, dan kurang minum.
- Kondisi kulit kering dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, efek samping penggunaan obat, dan usia yang bertambah.
- Gaya hidup yang kurang sehat, over-eksfoliasi, dan keseringan mandi dengan air panas juga dapat menjadi penyebab kulit kering.
Kulit kering bisa dialami siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki, dan sering kali terjadi tanpa kita sadari. Penyebab kulit kering tidak selalu hanya karena cuaca dingin atau lupa pakai pelembap. Ada banyak faktor tersembunyi yang membuat kulit kehilangan kelembapan alaminya, mulai dari gaya hidup, kebiasaan sehari-hari, hingga kondisi medis tertentu.
Kalau kamu sering bertanya-tanya kenapa kulit kering atau apa penyebab kulit kering yang kamu alami, artikel ini akan membahas secara lengkap 12 faktor penyebabnya, ciri-ciri yang perlu kamu waspadai, serta cara mengatasinya.
Apa itu kondisi kulit kering?
Kulit kering adalah kondisi ketika lapisan terluar kulit (stratum korneum) kekurangan kelembapan dan lipid alami. Akibatnya, kulit terasa kasar, bersisik, dan terkadang gatal atau perih. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, namun paling sering dialami di wajah, tangan, siku, dan kaki.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), kulit kering bisa bersifat sementara atau kronis, tergantung penyebab dan perawatan yang dilakukan. Meski umum, kulit kering yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu masalah kulit lain, seperti eksim atau infeksi akibat kulit pecah-pecah.
Kulit kering bukan hanya masalah estetika. Ini adalah sinyal bahwa skin barrier kamu terganggu dan perlu diperbaiki. Untuk itu, penting memahami faktor-faktor penyebabnya agar penanganan lebih tepat.
Penyebab kulit kering
Berikut adalah 12 penyebab kulit kering yang sering terjadi namun jarang disadari. Setiap faktor akan dijelaskan lengkap agar kamu bisa mengidentifikasi penyebab yang paling relevan dengan kondisimu.
1. Perubahan suhu drastis
Perubahan suhu yang ekstrem, misalnya dari ruangan ber-AC ke luar ruangan yang panas, dapat membuat kulit kehilangan kelembapan secara cepat. Pergantian musim yang tajam juga bisa membuat kulit sulit beradaptasi.
Kondisi ini mengganggu keseimbangan kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering dan kencang. Untuk mencegahnya, gunakan pelembap segera setelah mencuci wajah atau mandi, terutama saat cuaca berubah-ubah.
2. Kelembapan lingkungan yang menurun
Kelembapan udara rendah, terutama saat musim hujan atau di ruangan ber-AC, bisa membuat air di lapisan kulit menguap lebih cepat. Inilah alasan kenapa kulit terasa kering walau kamu tidak terpapar sinar matahari langsung.
Penggunaan humidifier di dalam ruangan dapat membantu menjaga kelembapan udara, sehingga kulit tidak cepat kehilangan hidrasi.
3. Kurang minum
Dehidrasi adalah penyebab klasik kulit kering yang sering diabaikan. Saat tubuh kekurangan cairan, kulit akan menjadi kusam, kencang, dan kehilangan elastisitas.
Kamu sebaiknya minum air putih 8–10 gelas per hari, atau lebih jika beraktivitas di luar ruangan atau berolahraga. Konsumsi makanan tinggi air seperti semangka, timun, dan jeruk juga bisa membantu.
4. Tidak cocok dengan kandungan skincare tertentu
Beberapa bahan aktif dalam skincare, seperti retinol, benzoyl peroxide, atau AHA/BHA, bisa membuat kulit kering jika digunakan berlebihan atau tanpa diimbangi pelembap yang tepat.
Jika kamu baru mencoba produk baru lalu kulit terasa perih atau bersisik, hentikan pemakaian sementara dan gunakan produk yang menenangkan kulit, seperti ceramide atau panthenol.
5. Faktor genetik
Beberapa orang memang memiliki tipe kulit yang cenderung kering sejak lahir karena faktor genetik. Kondisi ini biasanya memengaruhi cara kulit memproduksi minyak alami.
Walau tidak bisa diubah, kulit kering bawaan bisa dikontrol dengan perawatan rutin yang fokus pada hidrasi dan perlindungan skin barrier.
6. Efek samping penggunaan obat
Mengutip Alodok, obat-obatan seperti diuretik, obat jerawat (isotretinoin), atau obat kemoterapi bisa memicu kulit kering sebagai efek samping.
Kalau kamu merasa kulit lebih kering sejak mengonsumsi obat tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk menemukan alternatif atau solusi perawatan kulit yang aman.
7. Usia yang bertambah
Seiring bertambahnya usia, produksi minyak alami (sebum) menurun, sehingga kulit lebih mudah kering. Kondisi ini umum terjadi pada perempuan setelah menopause.
Perawatan anti-aging yang fokus pada hidrasi, seperti penggunaan hyaluronic acid dan shea butter, dapat membantu mengembalikan kelembapan.
8. Face wash yang kandungannya tidak gentle
Sabun cuci muka yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS) atau alkohol tinggi bisa mengikis minyak alami kulit, membuat kulit terasa kencang dan kering setelah mencuci muka.
Pilihlah pembersih wajah dengan formula gentle dan pH seimbang (pH 5,5–6) yang menjaga kelembapan kulit.
9. Eksim
Eksim atau dermatitis atopik adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan kulit kering, gatal, dan meradang. Kondisi ini dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan.
Penanganan eksim biasanya melibatkan pelembap khusus, obat oles kortikosteroid, dan menghindari pemicu flare-up.
10. Gaya hidup yang kurang sehat
Kurang tidur, stres, dan pola makan yang tidak seimbang bisa memperburuk kondisi kulit kering. Kekurangan nutrisi penting seperti asam lemak omega-3, vitamin E, dan zinc membuat kulit sulit mempertahankan kelembapan.
Mengatur pola makan, tidur cukup, dan mengelola stres adalah langkah sederhana tapi efektif untuk menjaga kulit tetap sehat.
11. Over-eksfoliasi
Eksfoliasi memang membantu mengangkat sel kulit mati, tapi jika terlalu sering dilakukan, skin barrier bisa rusak. Akibatnya, kelembapan kulit hilang dan kulit menjadi sensitif.
Batasi eksfoliasi maksimal 1–2 kali seminggu, dan selalu gunakan pelembap setelahnya.
12. Keseringan mandi dengan air panas
Air panas dapat meluruhkan minyak alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan iritasi. Gunakan air hangat suam-suam kuku untuk mandi, dan segera aplikasikan pelembap setelahnya untuk mengunci hidrasi.
Ciri-ciri kulit kering
Kulit kering memiliki tanda khas yang mudah dikenali, seperti:
Kalau kamu mengalami beberapa tanda di atas, besar kemungkinan kulitmu sedang dehidrasi atau skin barrier terganggu.
Cara melembapkan kulit kering
Mengatasi kulit kering membutuhkan kombinasi perawatan luar dan dalam. Berikut langkah yang bisa kamu lakukan:
- Gunakan pelembap kaya emollient seperti ceramide, shea butter, atau petrolatum.
- Hindari sabun berbahan keras dan pilih pembersih wajah berbahan lembut.
- Minum cukup air setiap hari.
- Gunakan humidifier di ruangan ber-AC.
- Batasi mandi air panas dan gunakan air hangat suam-suam kuku.
- Konsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin E, omega-3, dan antioksidan.
Penyebab kulit kering sangat beragam, mulai dari faktor lingkungan, kebiasaan, hingga kondisi medis tertentu. Memahami penyebabnya akan membantumu jadi tau caranhya memilih perawatan yang tepat, sehingga kulit kembali lembap dan sehat.
Kalau kulit kering yang kamu alami tidak kunjung membaik meski sudah melakukan perawatan, segera konsultasi ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kulit kering disebabkan karena apa? | Kulit kering bisa disebabkan oleh udara kering, kurang minum, pemakaian skincare yang tidak cocok, faktor genetik, hingga kondisi medis seperti eksim. |
Kulit kering pertanda kekurangan apa? | Kulit kering sering kali menandakan tubuh kekurangan cairan, asam lemak omega-3, atau vitamin E yang berperan dalam menjaga kelembapan kulit (Healthline). |
Bagaimana cara agar kulit tidak kering? | Gunakan pelembap secara rutin, minum cukup air, hindari mandi air panas, dan pilih pembersih wajah yang lembut. |
Kulit kering butuh vitamin apa? | Vitamin yang baik untuk kulit kering antara lain vitamin E, vitamin C, dan vitamin D yang membantu menjaga hidrasi kulit. |
Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.



















