6 Poin Tanggapan Eza Gionino soal Gugatan Cerai, Masih Ingin Rujuk!

- Eza Gionino ingin mempertahankan rumah tangga dan merindukan anak-anaknya.
- Tidak ada KDRT atau orang ketiga, hanya masalah komunikasi yang menjadi penyebab konflik.
- Eza tetap menghormati keputusan Eca untuk cerai dan berharap semua kembali normal.
Kabar kurang menyenangkan datang dari aktor Eza Gionino. Rumah tangganya dengan Meiza Aulia Coritha atau akrab disapa Eca kini berada di ujung tanduk. Seperti yang sudah ramai diberitakan, Eca resmi melayangkan gugatan cerai terhadap Eza pada 29 Agustus 2025 di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat.
Sempat memilih bungkam, Eza akhirnya angkat bicara. Didampingi oleh kuasa hukumnya, Raka Danira, Eza membagikan isi hati sekaligus meluruskan kabar yang beredar luas mengenai rumah tangganya tersebut.
Berikut tanggapan lengkap Eza Gionino terkait gugatan cerai yang diajukan istrinya. Yuk, simak!
1. Ingin pertahankan rumah tangga

Untuk pertama kalinya setelah kabar perceraian mencuat, Eza tampil di depan publik bersama kuasa hukumnya. Ia menegaskan bahwa dirinya ingin mempertahankan rumah tangga yang sudah dibangun sejak tujuh tahun lalu.
Menurutnya, perceraian bukanlah solusi terbaik, terutama ketika ada anak-anak yang masih membutuhkan perhatian penuh dari orang tua.
"Hari ini kami memberikan tanggapan resmi atas gugatan yang diajukan oleh saudari Meiza terhadap klien kami. Pertama, kami ingin meluruskan pemberitaan yang beredar. Klien kami, Mas Eza Gionino, mengambil sikap tegas untuk berupaya mempertahankan keutuhan rumah tangganya," ungkap Raka mewakili Eza saat wawancara media.
2. Tidak ada KDRT dan orang ketiga, hanya masalah komunikasi

Isu orang ketiga dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kerap mencuat setiap kali ada pasangan selebritas yang mengalami konflik rumah tangga. Namun, Eza dengan tegas membantah hal tersebut. Ia menekankan bahwa tidak pernah ada KDRT maupun perselingkuhan selama tujuh tahun menikah dengan Eca.
Menurut Eza, masalah rumah tangganya hanya seputar komunikasi. Ia menyayangkan kabar miring yang berkembang karena membuat situasi semakin rumit.
“Saya mau meluruskan isu KDRT dan orang ketiga itu tidak ada sama sekali. Ini pure kita kurang komunikasi. Demi Allah, tidak ada KDRT juga dari saya, apa pun itu, tidak,” tegasnya.
3. Eza mengaku rindu anak-anaknya

Di balik kasus perceraian ini, hal yang paling menyayat hati Eza adalah rasa rindunya pada anak-anak. Ia mengaku sudah tidak bertemu dengan ketiga buah hatinya sejak 15 Agustus 2025. Biasanya, ia selalu menghabiskan waktu setiap hari bersama anak-anak, tetapi kini situasi benar-benar berbeda.
“Dari pertengahan Agustus (pisah rumah), mulai tanggal 15 Agustus saya sudah tidak bertemu dengan istri dan anak-anak saya. Saya biasanya setiap hari bertemu anak-anak saya, sekarang tidak. Sekarang kita udah nggak tidur bareng. Saya nggak tahu mereka ada di mana. Saya sebagai seorang ayah pengen banget meluk mereka,” ucap Eza.
4. Menghormati pilihan Eca untuk cerai

Kemudian, Eza mengaku tetap menghormati keputusan Eca yang membawa persoalan rumah tangga mereka ke ranah hukum. Ia tidak menaruh kebencian sedikit pun kepada istrinya. Sebaliknya, Eza justru masih menyebut Eca sebagai sosok ibu yang hebat bagi anak-anak mereka. Baginya, apa pun yang terjadi, status Eca sebagai ibu dari anak-anaknya akan tetap ia junjung tinggi.
“Saya sangat menghormati istri saya. Sayang, aku sangat hormati kamu. Aku tahu kamu seorang ibu yang baik, ibu yang hebat untuk anak-anak saya,” ujarnya.
5. Berharap semua kembali normal

Meski digugat cerai, Eza mengaku perasaan cintanya terhadap Eca tidak pernah berkurang. Ia masih merindukan istrinya, sama seperti ia merindukan anak-anak mereka. Dalam setiap doa, ia berharap keluarganya bisa kembali utuh seperti dulu.
“Saya rindu pada anak-anak saya dan saya juga rindu sama istri saya. Jadi dalam setiap doa, dalam sujud saya, saya cuma berharap ayo Mom, Sayang, kembalilah, pulang,” ungkapnya.
Harapan itu menjadi bukti bahwa Eza masih ingin memperjuangkan keluarganya, meski situasi saat ini tidak berpihak padanya.
6. Prioritaskan perdamaian

Terakhir, Raka menambahkan bahwa dalam sidang perdana nanti, mereka akan fokus pada mediasi. Agenda tersebut dijadwalkan berlangsung pada 22 September 2025 di Pengadilan Agama Cibinong.
“Dalam proses mediasi nanti kami memprioritaskan perdamaian,” kata Raka.
Artinya, pintu untuk rujuk masih terbuka lebar jika kedua belah pihak sama-sama mengedepankan komunikasi dan mencari solusi terbaik untuk anak-anak.
Nah, itu tadi tanggapan lengkap dari Eza Gionino soal gugatan cerai yang diajukan oleh Meiza Aulia. Kita tunggu saja kelanjutan kabar sidang mereka di akhir September nanti, ya.



















