8 Ciri Pasangan Susah Diajak Diskusi, Suka Menghindar!

- Kesulitan mendengarkan dengan baik, tidak fokus saat berbicara
- Bersikap defensif dan tidak menghargai pendapat pasangan
- Merasa paling benar, sering memotong pembicaraan, dan suka mengubah topik
Diskusi secara jujur dan terbuka merupakan kunci dari hubungan pernikahan yang sehat. Sebab, tanpa adanya diskusi, hanya akan menimbulkan kesalahpahaman yang dapat berdampak buruk kepada hubungan rumah tangga.
Namun sayangnya, tidak semua orang mampu untuk berdiskusi secara sehat. Beberapa ada yang menolak untuk melakukan diskusi dengan pasangan, terutama di situasi konflik. Faktor penyebabnya mulai dari rasa takut akan konflik, tidak memiliki kemampuan untuk menavigasi permasalahan, hingga adanya gangguan kepribadian seperti halnya narsisistik.
Dalam artikel ini, Popbela akan bahas tuntas mengenai 8 ciri pasangan yang susah diajak diskusi untukmu. Apa sajakah itu? Yuk, simak!
1. Kesulitan untuk mendengarkan dengan baik

Ciri pertama dari pasangan yang susah diajak berdiskusi ialah tidak mampu untuk mendengarkanmu dengan baik. Ia tampak tidak menaruh perhatian penuh ketika kamu sedang berbicara dengannya. Alih-alih mendengar untuk memahami, dia mungkin mendengarkan hanya untuk memberimu respons. Hal ini tentunya bisa cukup membuatmu frustrasi dan memengaruhi hubungan secara negatif.
2. Bersikap defensif

Apabila pasanganmu sulit diajak diskusi, ia juga mungkin bersikap defensif saat kamu berusaha untuk membuka percakapan. Seperti halnya dengan menunjukkan kemarahan ataupun penyangkalan. Hal ini besar kemungkinan berakar dari ketidakmampuannya untuk menghadapi konflik secara sehat.
3. Nggak menghargai pendapatmu

Ciri pasangan yang susah diajak diskusi berikutnya adalah tidak menghargai pendapat yang kamu berikan. Ia mungkin mengatakan bahwa opinimu tidak valid. Jika sikap ini ia lakukan berulang kali, tentu rentan membuatmu merasa tidak dihargai di dalam hubungan. Pada akhirnya, akan berakibat kepada dinamika hubungan yang tidak sehat.
4. Merasa paling benar

Pasangan yang sulit diajak diskusi biasanya disebabkan karena ia merasa paling benar. Ia tidak mampu melihat kekurangan dan kesalahan yang ia perbuat. Kalaupun kamu berusaha untuk menegaskan kesalahan yang ia lakukan, reaksinya bisa cukup agresif, alih-alih meminta maaf.
Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh egonya yang sangat rapuh. Oleh karenanya, ia jadi kesulitan untuk menerima kesalahan, dan merasa diri paling benar adalah cara untuk melindungi harga dirinya.
5. Sering memotong pembicaraan

Ketika pasanganmu sering kali memotong pembicaraan, sudah pasti bahwa dia adalah sosok yang susah untuk diajak diskusi. Sikap ini memperlihatkan bahwa ia tidak mempunyai ketertarikan untuk mendengar pendapatmu. Ia pun mungkin merasa kalau hanya pendapatnya yang paling benar dan berhak untuk disampaikan.
6. Melakukan silent treatment

Pasangan yang nggak mampu berdiskusi di situasi konflik juga bisa jadi kerap melakukan silent treatment atau perlakuan diam. Penyebabnya besar kemungkinan karena ia merasa kewalahan untuk menghadapi konflik, sehingga sikap ini diambil guna melindungi dirinya.
7. Menunjukkan tindakan pasif agresif

Tindakan pasif agresif, seperti halnya memberimu sindiran, membanting barang-barang untuk menunjukkan kemarahan, ketimbang membicarakannya padamu juga jadi ciri lainnya ketika pasangan tidak memiliki kemampuan untuk berdiskusi secara sehat. Sikapnya ini hanya akan membuat kondisi hubungan di antara kalian semakin memburuk, serta memberikan dampak negatif kepada kesehatan mentalmu, seperti stres dan kecemasan.
8. Kerap mengubah topik pembicaraan

Pasangan yang sulit berdiskusi juga sangat suka mengubah topik pembicaraan. Saat kamu berusaha untuk membahas permasalahan, dia mungkin membelokkan percakapan kepada topik yang lebih ringan, dengan tujuan menghindari pembicaraan serius. Pada akhirnya, permasalahan yang hendak diselesaikan pun jadi tidak menemukan jalan keluarnya.
Nah, jadi itu tadi beberapa ciri pasangan yang susah diajak diskusi. Menghadapi tipe pasangan seperti ini tentunya bisa cukup membuatmu frustasi. Namun, kamu bisa coba untuk mengatasinya dengan memilih waktu yang dirasa lebih nyaman dan kondusif untuk berbicara. Apabila kamu tetap merasa kesulitan, meminta bantuan konselor pasangan dapat menjadi solusi yang bisa kamu pilih.



















