Menjaga hubungan tetap harmonis dengan pasangan memang penting. Namun rasa tidak percaya dan ketakutan berlebih terkadang membuat pasangan atau malah diri kita sendiri jadi over protektif. Jangan salah, sikap satu ini justru memicu konflik baru terutama bagi pasangan suami istri.
Nah berikut ini beberapa ciri-ciri istri yang over protektif pada suami yang wajib kamu tahu. Yuk! Mari simak ulasannya dan jadikan pembelajaran.
Ciri-ciri istri yang over protektif pada suami yang pertama adalah mengomel tanpa sadar. Memang, sih, mengomel juga menjadi tanda kasih sayang. Tapi, jika dilakukan terlalu sering, sudah pasti suami akan merasa jenuh. Cobalah intrsopeksi diri, apakah kamu juga senang jika dikritik secara terus menerus?
Memberikan saran secara berlebihan bahkan berusaha ambil andil dalam hasil kerja suami bukanlah perilaku baik, ya, Bela. Perilaku satu ini justru akan membuat suami jengah bahkan marah karena kita telah bersikap berlebihan. Memberi saran memang baik, tapi ingat, sesuai dengan porsi, ya.
Ciri-ciri istri yang over protektif pada suami berikutnya adalah mengatur kehidupan sosial pasangan kita. Melarang suami bergaul dengan teman-temannya bukanlah hal tepat selama dia tahu porsinya. Selama masih pada koridor yang benar, tak ada salahnya, kok, membiarkan suami refreshing dengan nongkrong bareng temannya. Suami perlu me time, sama halnya dengan dirimu. Memberi ruang bagi masing-masing adalah kunci dari hubungan pernikahan yang harmonis, lho.
Pernahkah kamu terus menerus menanyakan keberadaan suami dan apa yang sedang dilakukannya? Tidak bisa percaya alias curigaan merupakan ciri-ciri istri over protektif pada suami. Suami tidak pernah berbohong, selalu ada di sisi kamu ,tapi kamu tetap bisa percaya sepenuhnya. Kebiasaan ini tentu bisa menjadi bumerang bagi hubungan kalian.
Ada kepercayaan di dalam masyarakat, bahwa perempuan harus menjadi orang yang mengurus semua urusan rumah tangga. Dari membersihkan rumah, mengepel, mencuci, memasak, dan lainnya. Kamu beranggapan bahwa hasil pekerjaannmu lebih 'sempurna' ketimbang harus minta bantuan suami. Namun hal ini justru membuat suami menjadi 'manja' dan tidak mandiri. Sudah sewajarnya kalian saling berbagi pekerjaan rumah tangga, karena kalian sama-sama tinggal di satu rumah. Pastikan pula setiap anggota keluarga juga memiliki tanggung jawab masing-masing.
Kita tentu ingin suami memiliki penampilan yang rapi dan modis, tapi bukan berarti gaya berpakaian pasangan jadi tanggung jawabmu. Suami juga memiliki selera dalam berpakaian, cobalah untuk hargai itu, ya, Bela. Selama itu sopan, bersih, dan rapi tentu tidak jadi masalah.
Kamu jelas bisa stres jika selalu bertanggung jawab atas kesalahan suami. Misalnya, suami lupa membayar tagihan listrik, cekcok dengan tetangga, lupa untuk datang ke acara pertemuan murid di sekolah anak, dan hal semacamnya. Kesalahannya tak perlu kamu tanggung, Bela. Biarkan suami belajar dari kesalahannya, tugasmu hanyalah mengingatkannya, kok.
Ketika menempatkan kebutuhan suami di atas segalanya,justru akan membuat suami tidak mandiri. Apalagi jika pasangan tidak melakukan hal yang sama untukmu, malah akan memicu permasalahan. Oleh sebab itu, buatlah skala prioritas dan diskusikan dengan suami mengenai kebutuhan apa saja yang mendesak dan wajib dipenuhi.
Ciri-ciri istri yang over protektif pada suami yang terakhir adalah memenuhi segala keinginan suami. Perhatian berlebihan justru akan membuat pasangan jadi terlena dan bisa bersikap seenaknya pada kita. Belajarlah untuk berkata ‘tidak’ jika keinginan suami malah mengganggumu dan membuatmu tidak nyaman.
Bagaimana? Apakah ciri-ciri istri yang over protektif di atas ada pada dirimu? Pastikan hubungan dengan pasangan tetap pada koridor yang baik dan saling menyayangi, ya.