Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Perempuan Kuat Nggak Melakukan 7 Hal Ini Karena Pasangannya

Mereka menjunjung tinggi kesetaraan

Astri Amalia

Perempuan kuat digambarkan sebagai sosok yang suka menghadapi tantangan, membela dirinya sendiri, dan menolak untuk tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan.

Kuat bukan berarti nggak boleh menangis dan merasakan kesedihan, justru perempuan kuat akan sangat menghargai tiap emosi dan perasaan yang hadir. Mereka tahu, sumber kekuatan terbesar berasal dari kemampuan mengelola emosi dengan baik dan memvalidasinya.

Sebagai sosok yang paham betul atas dirinya sendiri, di dalam hubungan pernikahan, perempuan kuat nggak akan melakukan 7 hal ini pada pasangannya. Karena dengan melakukan hal-hal berikut, hanya akan membuat mereka kehilangan identitas diri.

1. Memanjakan ego pasangan.

Pexels.com/Chermiti Mohamed

Sebagai perempuan kuat, mereka nggak akan menutup-nutupi kalau mereka mampu melakukan kewajiban yang biasanya dibebankan kepada laki-laki, seperti halnya dengan bertanggung jawab atas nafkah di dalam hubungan pernikahan.

Perempuan kuat nggak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga, termasuk dalam aspek pekerjaan untuk menopang keuangan keluarga, hanya karena ingin memanjakan ego pasangan.

Selain itu, mereka juga nggak akan membiarkan “rasa malu” pasangannya untuk menghalangi ambisinya demi mengembangkan potensi diri.

2. Mengkompromikan batasan.

pexels.com/Zero Pamungkas

Menurut Sarah Andarde, MB.BCh, seorang penulis dan life coach, menetapkan sebuah batasan adalah bagian dari menghargai diri sendiri, dan akan membantu membentuk dasar kepemimpinan pribadi seseorang. 

Perempuan kuat merasa bahwa menghormati batasan personal yang mereka tetapkan adalah sebuah hal yang mutlak. 

Mereka akan mengkomunikasikan secara terbuka dan asertif tentang segala batasan personal yang mereka tetapkan kepada orang-orang di sekitar, termasuk dengan pasangannya. 

Mereka juga paham untuk nggak akan menghabiskan waktu berharga mereka hanya untuk berdebat dengan pasangannya, ketika pasangan memaksa untuk melanggar batasan mereka.

3. Membiarkan pasangan untuk meremehkan.

Pexels.com/Vera Arsic

Ada perbedaan yang sangat tipis antara kritik yang membangun dengan sebuah ejekan. Bagi perempuan kuat, mereka akan mencoba untuk membedakan keduanya dan merasakan tiap emosi yang muncul, apakah mereka merasa sakit hati dan marah, atau merasa termotivasi atas ucapan pasangannya.

Mereka juga akan mencoba minta penjelasan terhadap ucapan pasangannya, dan nggak akan ragu untuk mengambil langkah serius saat pasangannya melakukan kekerasan secara emosional pada mereka, baik verbal maupun non-verbal.

4. Berhenti menemui teman-teman.

Pexels.com/ Elina Fairytale

Dalam sebuah pernikahan yang sehat, memang diperlukan beberapa batasan untuk nggak menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang lain, dibandingkan dengan keluarga ataupun pasangan sendiri.

Bukan berarti ketika sudah menikah, seseorang jadi dilarang untuk bergaul dan bertemu dengan temannya sama sekali, ya.

Perempuan kuat tetap paham untuk menjalankan hak dan kewajibannya sebagai istri di dalam pernikahan.

Namun, mereka nggak akan membiarkan hak mereka untuk punya waktu dengan teman-teman terampas, karena pasangannya yang melarang secara berlebihan.

5. Membiarkan untuk nggak dihargai.

Pexels.com/cottonbro

Perempuan sering kali digambarkan sebagai sosok yang nggak egois dan rela berkorban di dalam sebuah hubungan.

Perempuan pun dianggap punya tanggung jawab secara emosional yang jauh lebih besar dibandingkan laki-laki, untuk memastikan hubungan pernikahan berjalan dengan mulus dan harmonis. 

Tapi mirisnya, sering kali perempuan mendapatkan apresiasi yang minimal. Perempuan kuat akan menunjukkan kepercayaan diri mereka yang tinggi, agar pasangannya bisa lebih banyak mengapresiasi perannya di dalam hubungan pernikahan.

6. Dikendalikan.

Pexels.com/RODNAE Productions

Semua hubungan seharusnya setara. Kisah tentang perempuan yang bergantung dengan laki-laki hanyalah sebuah cerita jauh di masa lalu.

Sebagai seorang perempuan yang kuat, sangat penting untuk punya pendirian yang kokoh agar nggak dikendalikan secara nggak sehat oleh pasangannya.

Mereka menyadari kalau mereka punya kendali utuh atas dirinya sendiri, dan hal tersebut dianggap mutlak.

7. Menerima standar ganda.

Pexels.com/Timur Weber

Standar ganda merupakan sebuah aturan atau prinsip yang diterapkan secara tidak adil dengan cara yang berbeda kepada orang atau kelompok yang berbeda.

Dalam hubungan pernikahan, standar ganda dapat terwujud dalam banyak hal, mulai dari masalah uang, kebiasaan berpakaian, hingga perilaku di dalam keluarga.

Misalkan, suami mengaku lebih suka pasangannya hemat, sementara dia sendiri malah suka menghambur-hamburkan uang.

Perempuan kuat nggak akan pernah menormalisasi standar ganda di dalam hubungan pernikahan mereka, karena kesetaraan dan keadilan akan sangat dijunjung tinggi.

Jadi, itulah 7 hal yang nggak dilakukan perempuan kuat karena pasangannya. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya, Bela! 

IDN Media Channels

Latest from Married