Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Seseorang yang Memiliki Anxious Attachment Style

Unsplash.com/iStock
Unsplash.com/iStock

Attachment style atau gaya keterikatan merupakan teori yang dicetuskan di tahun 1950-an oleh psikoanalis asal Inggris, John Bowlby, yang diartikan sebagai cara seseorang membentuk keterikatan dengan orang lain berdasarkan kedekatan emosional yang terbentuk di masa kecil dengan orangtua atau sosok pengasuhnya.

Terdapat empat gaya keterikatan, di antaranya secure attachment style, insecure attachment style atau gaya keterikatan tidak aman yang terdiri dari anxious attachment style, avoidant attachment style, dan disorganized attachment style.

Apabila seseorang di masa kecilnya memiliki kedekatan emosional yang baik dan sehat dengan orangtua, maka ia akan mempunyai secure attachment style. Namun jika tidak, ia akan memiliki salah satu gaya keterikatan tidak aman.

Di artikel kali ini, Popbela akan secara khusus membahas 7 tanda seseorang yang memiliki anxious attachment style. Apa saja tandanya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

1. Memikirkan skenario terburuk tentang pasangan

pexels.com/Ron Lach
pexels.com/Ron Lach

Tanda pertama dari anxious attachment style adalah kerap overthinking dan memikirkan skenario terburuk tentang pasangan. Orang-orang dengan gaya keterikatan cemas sering membuat skenario terburuk yang sebenarnya hampir tidak pernah terjadi. Ini yang menyebabkan mereka nggak pernah merasa aman di dalam hubungannya.

Misalnya, saat pasangan mengatakan ingin pergi nongkrong bersama teman-temannya, kamu mungkin langsung menarik kesimpulan bahwa dia nggak suka untuk pergi bersamamu.

Jika pikiran semacam ini kerap berulang, cobalah untuk bertanya kepada diri sendiri, dari mana pikiran itu berasal, apakah pasanganmu pernah berkata demikian atau dari asumsi terburuk yang datang dari dalam dirimu sendiri?

Sering kali jawaban yang muncul adalah asumsi dari diri sendiri dan bukanlah apa yang pasangan ungkapkan.

2. Selalu berpikir bahwa pasangan akan pergi meninggalkanmu

Pexels.com/dương-nhân
Pexels.com/dương-nhân

Orang dengan gaya keterikatan cemas menganggap semua orang yang memiliki hubungan dengan mereka pada akhirnya akan meninggalkan mereka. Dalam hubungan romantis, kamu selalu berpikir bahwa pasanganmu akan berhenti mencintaimu, merasa pasangan tidak pernah mencintaimu, atau bahkan akan meninggalkanmu.

Meskipun pasanganmu telah menunjukkan lewat aksi bahwa ia mencintaimu dan benar-benar niat berkomitmen, kamu akan sangat sulit untuk memercayainya.

3. Ingin terus diyakinkan tentang nilai diri oleh pasangan

Freepik.com/Freepik
Freepik.com/Freepik

Apabila kamu terus berharap pasanganmu untuk selalu meyakinkan dirimu bahwa kamu berarti atau berharga di matanya, besar kemungkinan kalau kamu punya anxious attachment style.

Sebenarnya, wajar saja apabila kita menginginkan validasi semacam itu dari pasangan. Tapi, hal ini menjadi nggak sehat jika perlu dilakukan secara terus-menerus.

Berbeda halnya jika seseorang memiliki secure attachment style atau gaya keterikatan aman. Ia akan merasa cukup baik dan nggak akan meminta pasangan untuk meyakinkan tentang nilai dirinya sendiri secara terus-menerus.

4. Hubungan yang kerap berlangsung singkat

Freepik.com/freepik
Freepik.com/freepik

Orang-orang yang punya riwayat hubungan percintaan yang singkat besar kemungkinan memiliki gaya keterikatan cemas. Sebab, mereka cenderung membentuk dan kehilangan koneksi dengan pasangan jauh lebih cepat, ketimbang mereka yang punya secure attachment style.

Selain itu, orang-orang dengan anxious attachment style biasanya akan menarik orang-orang dengan avoidant attachment style atau gaya keterikatan penghindar, di mana mereka akan segera menjauh jika merasa hubungan terlalu dekat dan terikat. 

5. Sering kali putus-nyambung

Freepik
Freepik

Putus-nyambung berkali-kali adalah 'makanan sehari-hari' bagi orang-orang dengan gaya keterikatan cemas. Karena mereka sangat cepat memikirkan skenario buruk tentang pasangan yang kerap menimbulkan emosi yang kuat, seperti cemburu, sedih, atau marah, sering kali atas peristiwa yang sepele.

Misalnya, saat pasangan membalas pesan soal kerjaan dengan rekan perempuannya, ini akan membuatmu merasa sangat cemburu atau bahkan berpikir kalau ia tengah berselingkuh.

6. Kesulitan dalam menetapkan batasan

Pexels.com/RODNAE Productions
Pexels.com/RODNAE Productions

Anxious attachment style sering kali membuat seseorang memiliki keinginan untuk terus menyenangkan orang lain alias menjadi people-pleaser. Hal ini bertujuan agar mereka nggak ditinggalkan oleh pasangannya.

Alhasil, mereka kesulitan dan ketakutan untuk memasang batasan yang sehat. Karena mereka yakin, jika mereka menyuarakan kebutuhan atau mengatakan 'tidak', pasangan akan pergi meninggalkannya.

7. Sangat bergantung pada pasangan atas kebahagiaan diri sendiri

unsplash.com/Jessica Hearn
unsplash.com/Jessica Hearn

Sudah sepatutnya kita merasa bahagia, puas, dan cukup dengan diri sendiri, tanpa menggantungkannya pada pasangan. Namun seseorang dengan anxious attachment style hanya akan merasa cukup ketika pasangannya dapat memberikan atensi atau validasi.

Contoh, seseorang akan menganggap dirinya nggak berharga ketika pasangannya nggak memberinya atensi. Sebaliknya, ia akan merasa sangat berharga dan percaya diri apabila pasangannya memberikan perhatian padanya.

Jadi itulah 7 tanda seseorang yang memiliki anxious attachment style. Apabila kamu memiliki gaya keterikatan ini dan ingin mengatasinya, mulailah dengan dengan menyadari dan memahami soal attachment style, mempelajari gaya keterikatan yang aman, lakukan aktivitas mindfulness, seperti meditasi, dan lakukan terapi dengan psikolog jika diperlukan. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, Bela!

Share
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

4 Hal Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Merayakan Hari Ibu

19 Des 2025, 16:20 WIBRelationship