Begitulah kira-kira anggapan banyak orang ketika sedang menjalin hubungan. Seolah terkungkung dalam satu belenggu matamu hanya untukku. Padahal, mungkin kita hanya sekedar curi-curi pandang saja, alangkah meruginya kita jika memang ada ciptaan Tuhan yang menarik untuk sekedar dipandang. Lalu apakah itu salah?
Menjalin hubungan dengan seseorang bukan berarti kita mengabaikan orang lain yang ternyata tak kalah menariknya. Tertarik pada seseorang adalah hal yang wajar, Bela. Kita juga tidak perlu terus-terusan meyakinkan diri jika tidak ada orang lain yang semenarik si dia.
Alih-alih menjaga perasaan, kita justru akan merasa tertekan karena tidak dapat berkata jujur pada diri sendiri ketika bertemu seseorang yang menarik. Sebuah hubungan bukanlah sebuah bui yang membuat kita merasa terpenjara karena tidak dapat mengekpresikan diri. Jadi ketika memang bertemu dengan orang yang menarik, tak masalah jika sekedar berteman dan mengobrol dengannya. Intinya flirting-lah sesuai kebutuhan.
Apakah flirting itu sebuah modus perselingkuhan? Beberapa orang memang menganggap flirting adalah bagian dari sebuah perselingkuhan. Tapi itu hanyalah adalah pemikiran negatif dari sebuah tindakan. Untuk kita yang menjadi pemegang komitmen dan kesetiaan garis keras, flirting justru mampu menjadi satu uji tes. Selalu berfikiran positif adalah kuncinya, dengan flirting kita justru akan lebih bisa menghargai pasangan kita sekarang. Kita akan menyadari sebuah kebenaran jika menggoda adalah selingan sesaat.
Jadi Bela, flirting atau tidak sebetulnya hanyalah pilihan. Boleh-boleh saja jika ingin merasa tertarik pada seseorang tapi alangkah lebih bijak jika kita mampu memposisikan diri dan menghargai pasangan kita. Jangan pula kita meremehkan komitmen kita terhadap pasangan atas dasar ketertarikan semata.