Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Bukan Pacaran, 6 Hal Ini Perlu Kamu Tahu tentang Hubungan Platonis

Sudah tahu belum, Bela?

Fikriah Nurjannah

Sebagian dari kamu pasti sudah tidak asing jika mendengar platonic relationship. Tak jarang beberapa selebriti papan atas Hollywood juga dirumorkan sebagai pasangan platonic terkenal, seperti Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet. Namun, apa sih sebenarnya platonic relationship itu? Lalu, bagaimana menjalani platonic relationship yang sehat? Simak deretan penjelasannya berikut ini.

1. Apa itu platonic relationship?

pexels.com/cottonbro

Melansir laman Very Well Mind, platonic relationship merupakan hubungan di mana seseorang berbagi ikatan yang erat, tetapi tidak memiliki hubungan seksual. Konsep ini berasal dari ide filsuf kuno Plato yang merupakan asal dari istilah platonic relationship. Plato percaya bahwa jenis cinta seperti ini dapat membawa seseorang lebih dekat dengan cita-cita Ilahi, dan penggunaan istilah pada era modern difokuskan pada gagasan menjadi teman dekat.

Emily Guarnotta, seorang psikolog klinis berlisensi dan pendiri dari The Mindful Mommy, menyampaikan bahwa karakteristik hubungan platonis meliputi, menghormati (respect), cinta (love), kekaguman (admiration), loyalitas (loyalty), kejujuran (honesty), dan ikatan atas minat dan keyakinan (bonding over shared interests and beliefs).

"Cinta platonis adalah apa yang kita rasakan ketika ada kepercayaan, keamanan, dan validasi dalam hubungan yang dekat. Ini merupakan rasa dari perasaan yang baik dan kepedulian dalam suatu hubungan," kata Nikki Coleman, seorang psikolog berlisensi dari Dr. Nikki Knows.

Kebalikan dari platonic relationship adalah hubungan seksual atau romantis. Meski terkadang istilah ini dianggap hanya berlaku pada teman lawan jenis, tapi ini juga bisa bisa berlaku untuk persahabatan sesama jenis.

2. Platonic relationship vs romantic relationship

pexels.com/helena-lopes

Melansir Insider, Emily Guarnotta, seorang psikolog klinis berlisensi dan pendiri dari The Mindful Mommy, mengatakan bahwa ada banyak manfaat dari hubungan platonis yang tidak selalu ada pada hubungan romantis. Seperti contohnya, hubungan platonis mungkin memerlukan lebih sedikit harapan dan tekanan, lebih sedikit memiliki stres mengenai pengalaman secara fisik, dan kemungkinan hubungan yang lebih stabil karena tidak ada rasa takut akan perpisahan. Terutama hubungan platonik yang tidak bergairah (passionate), yang sering berarti mereka tidak menyertakan seksualitas.

Sabrina Romanoff, PsyD, seorang psikolog klinis di Lenox Hill Hospital, menyampaikan bahwa hubungan platonis juga memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi bagian-bagian berbeda dari diri kamu dan membangun pengalaman maupun kenangan unik dengan teman-temanmu.

Perlu diketahui, jika kamu berada dalam hubungan romantis monogami, hubungan platonis umumnya tidak dianggap sebagai perselingkuhan. Namun, pengecualian untuk hal ini adalah hubungan platonis dengan dinamika yang melintasi batasan pasangan monogami apakah itu keintiman, seksual, emosional, atau finansial.

3. Platonic relationship dan intimasi

pexels.com/diego-rezende

Hubungan platonis dapat melibatkan keintiman, seperti seks dan pelukan, jika perasaan romantis atau gairah tidak terlibat.

"Semua hubungan romantis tidak seksual, dan semua hubungan seksual tidak romantis. Kamu bisa saja memiliki seseorang yang penting dalam hidupmu yang menciptakan semua perasaan keintiman dan kedekatan yang terkait dengan cinta platonis, tetapi bukan cinta romantis," kata Nikki Coleman, seorang psikolog berlisensi dari Dr. Nikki Knows.

Sebelum mengaitkan keintiman seksual ke dalam persamaan hubungan platonis, sangat penting untuk bertanya pada diri sendiri apa tujuan akhir dari hubungan tersebut. 

Melansir Insider, sebuah studi tahun 2020 tentang hubungan friends with benefits menunjukkan bahwa seseorang yang ingin beralih menjadi persahabatan berhasil hingga 59%. Sebaliknya, mereka yang mencari hubungan romantis hanya mencapai 15%.

Nikki menjelaskan bahwa keintiman dalam hubungan platonis hanya berfungsi saat dua orang berada pada posisi yang sama. Jika hanya ada satu orang yang mengembangkan perasaan menjadi romantis, sementara satu orang yang lainnya tidak, maka hal itu dapat menyebabkan perasaan negatif, seperti penolakan atau kebencian. 

Mengkomunikasikan batasan adalah hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan agar tidak ada yang menerima atau mengirim sinyal campuran dalam hubungan platonis, tetapi intim secara seksual. 

Menurut Emily Guarnotta, batas-batas potensial yang perlu dipertimbangkan dalam hubungan platonis adalah memasukkan atau membatasi keintiman fisik, saling menghargai secara konsisten, menghindari topik perselisihan atau ketidaknyamanan, dan tidak membiarkan konflik berlarut-larut tanpa diskusi.

4. Tanda hubungan kamu adalah platonic relationship

pexels.com/katerina-holmes

Melansir laman Very Well Mind, ada beberapa karakteristik yang membedakan hubungan platonis dari beberapa jenis hubungan lainnya. Selain kurangnya aspek seksual, jenis hubungan ini juga cenderung ditandai dengan:

  1. Kedekatan (closeness). Kedua orang dalam hubungan merasakan kedekatan satu sama lain dan merasa bahwa mereka memiliki kesamaan.
  2. Kejujuran (honesty). Kedua individu merasa bahwa mereka dapat berbagi apa yang benar-benar mereka pikirkan dan rasakan dengan orang lain.
  3. Penerimaan (acceptance). Hubungan ini cenderung terasa mudah dan nyaman. Kedua orang tersebut merasa bahwa mereka aman dan bebas untuk menjadi diri mereka sendiri.
  4. Pemahaman (understanding). Orang-orang yang berbagi hubungan platonis memiliki koneksi, tetapi mereka juga mengakui dan menghormati ruang pribadi satu sama lain. Mereka tidak mencoba memaksa orang lain untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan atau menjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan.

Jenis hubungan ini sering kali merupakan persahabatan. Meskipun kurangnya hubungan seksual yang merupakan ciri khas jenis hubungan ini, tapi itu tidak berarti bahwa individu-individu dalam hubungan tersebut tidak tertarik satu sama lain atau tidak dapat mulai merasa tertarik satu sama lain.

5. Dampak platonic relationship

pexels.com/Andrea Piacquadio

Melansir Insider, memupuk hubungan platonis juga diketahui dapat membantu kesehatan kamu. Dalam sebuah tinjauan besar tahun 2010, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan hubungan sosial yang kuat memiliki kemungkinan 50% lebih tinggi untuk hidup lebih lama daripada mereka yang tidak memiliki hubungan sosial.

Di samping itu, melansir laman Very Well Mind, ada sejumlah alasan mengapa memiliki hubungan platonis penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu. Beberapa efek positif yang dapat dibawa oleh hubungan ini ke dalam hidup kamu meliputi:

1. Cinta dan Dukungan (Love and Support)
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki cinta dan dukungan dari orang-orang dalam hidupmu dapat memiliki manfaat kesehatan. Jenis dukungan ini dapat menurunkan risiko penyakit, meningkatkan kekebalan, dan mengurangi risiko depresi serta kecemasan. Sistem pendukung platonismu dapat membantu memberikan dukungan emosional dengan mendengarkan apa yang kamu katakan, memberikan validasi, dan membantumu ketika kamu sedang membutuhkan seseorang.

2. Menurunkan Stres (Lower Stress)
Stres dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental kamu. Stres yang kronis atau berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, masalah pencernaan, dan penurunan kekebalan. Hal ini juga dapat berperan dalam masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi. Memiliki hubungan platonis yang kuat di luar keluarga dekat dan partnership yang romantis dapat membantu seseorang mengatasi sumber stres dengan lebih baik. Bukan hanya itu, memiliki persahabatan platonis yang suportif dapat menurunkan stres yang dihadapi oleh seseorang.

3. Peningkatan Ketahanan (Increased Resilience)
Hubungan platonis juga dapat berperan dalam membantu kamu menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup. Baik itu melibatkan masalah dalam hubungan romantismu, masalah dalam keluarga kamu, perjuangan pekerjaan, atau tantangan dalam kesehatan. Hubungan platonis yang kamu miliki juga dapat mendukungmu saat menghadapi berbagai masalah tersebut.

6. Tips untuk platonic relationship yang sehat

pexels.com/olya-kobruseva

Hubungan platonis tidak selalu mudah untuk dapat ditemukan. Saat kamu benar-benar membangun ikatan platonis yang kuat, penting untuk terus memelihara dan memperkuat hubungan itu. Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk membantu menjaga hubungan ini tetap sehat, di antaranya:

  1. Jangan membuat mereka melakukan semua hal. Jangan mengandalkan orang lain untuk membuat semua rencana atau memulai semua kontak. Dekatilah mereka secara teratur untuk mengundang mereka berpartisipasi dalam sebuah aktivitas atau kegiatan.
  2. Tetap terhubung. Telepon, SMS, atau bahkan e-mail orang lain dari waktu ke waktu hanya untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka. Beri tahu mereka bahwa kamu memikirkannya, sampaikan candaan yang lucu yang kamu ketahui dan akan mereka nikmati, atau tanyakan saja kabarnya.
  3. Tunjukkan pada mereka. Orang lain dapat menjadi sumber dukungan emosional yang penting, tetapi kamu juga harus membalas dukungan itu. Berada di tempat saat mereka membutuhkan kamu, bahkan jika itu hanya untuk mendengarkan cerita mereka dengan terbuka dan mendukung mereka.

Selain itu, hal penting yang harus kamu perhatikan adalah ketahuilah kapan harus melepaskan hubungan platonis. Hubungan yang tidak sehat dapat menciptakan stres, jadi jangan takut untuk mengakhiri hubunganmu jika orang lain bersikap tidak baik, manipulatif, menyakiti, atau tidak mendukungmu seperti kamu mendukungnya.

IDN Media Channels

Latest from Dating