Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Dampak Sindrom Anak Sulung dalam Hubungan Asmara, Apa Saja?

Ternyata, urutan lahir sangat berpengaruh lho, Bela

Elga Windasari

Mau tidak mau, suka tidak suka, urutan kelahiran berperan dalam membentuk kepribadianmu. Terutama menjadi anak sulung dalam keluarga.

Menjadi yang tertua bisa menyebabkan perasaan yang mungkin tidak dipahami oleh anggota keluarga lainnya. Kamu mungkin memegang beban emosional sebagai seorang anak yang paling tua dalam keluarga sehingga sulit menetapkan batasan yang sehat.

Meskipun bukan istilah medis resmi, tetapi "Sindrom Anak Sulung" menggambarkan harapan yang dihadapi beberapa orang, khususnya perempuan, sebagai anak tertua dan efek yang dihadapi sebagai orang dewasa.

Menurut Sherri Lu, pendiri Eldest Daughter Club, berikut adalah hal-hal tertentu yang akan dirasakan anak sulung dan bisa berdampak pada kehidupan asmaranya.

1. Tak sadar selalu bertindak sebagai "orangtua ketiga"

Pexels.com/Mikhail Nilov

Memiliki tanggung jawab ekstra menjaga adik-adik membuat seorang anak sulung merasa jauh lebih tua daripada usianya. Seiring berlalunya waktu, peran sebagai “pengasuh” ini entah bagaimana berubah menjadi seperti orang tua ketiga.

Kamu mungkin akan terbiasa menempatkan diri saya di tengah-tengah argumen keluarga, antara orangtua dan adik-adikmu. Padahal, kamu tidak diminta untuk itu dan kamu mungkin tidak menyadari melakukannya.

Ini juga bisa terjadi dalam dalam kehidupan asmaramu. Saat pasangan berada dalam sebuah argumen atau konflik, kamu mungkin akan terdorong untuk ikut menengahi atau mengatasinya. Padahal, itu seharusnya tidak perlu kamu lakukan.

Saran Sherri untuk kamu si anak sulung, sebelum melakukannya cobalah kamu pikirkan mengapa kamu mengambil tanggung jawab ekstra tersebut dan mempertimbangkan bagaimana perasaanmu ketika melakukannya.

“Jika kamu ingin dan memang mungkin melakukannya, maka lakukan. Namun, jika kamu tidak ingin melakukannya, tidak apa-apa untuk tidak melakukannya," katanya.

2. Kesulitan meminta bantuan

unsplash.com/Priscilla Du Preez

Anak sulung lebih mungkin menderita dalam saat berjuang daripada meminta bantuan. Anak sulung juga tidak ingin mengambil risiko mengajukan pertanyaan "bodoh" dan tampak tidak kompeten (meskipun tidak ada yang menganggap seperti itu).

Ternyata, itu semua terjadi karena kamu merasa harus melakukan semuanya sendiri. Padahal, kamu sama sekali tidak sendirian.

"Anak sulung mandiri karena menjadi satu-satunya anak dalam jangka waktu tertentu. Kamu diberitahu untuk menjadi kuat, kompeten, dan bisa mengurus semuanya,” kata Sherri.

Merasa takut untuk meminta bantuan bisa jadi karena kamu kadang merasa itu adalah kelemahan dan bertentangan dengan semua penekanan yang diajarkan orang tua kepadamu.

Untuk memutus siklus tersebut, cobalah untuk membingkai ulang caramu memikirkannya. Percayalah bahwa meminta bantuan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Itu tidak membuatmu kurang kuat atau kompeten, tetapi malah membantumu belajar dan tumbuh.

3. Memiliki lebih banyak kecemasan

Pexels/Timur Weber

Saat menjalani berpacaran, kebanyakan anak sulung membutuhkan lebih banyak kepastian dalam hubungan, seperti ingin sering berkomunikasi sepanjang hari atau menghabiskan waktu berkualitas bersama.

Namun, tidak jarang kebutuhan tersebut bisa berakibat buruk. Bayangkan saja, meminta pacar untuk sering chat dan memberi tahu kabar dirinya setiap saat, bisa membuatnya merasa terkekang atau terlalu diatur olehmu.

Meskipun menginginkan kepastian sebenarnya bukan hal yang buruk—karena bisa membuatmu merasa lebih puas, tetapi itu bisa membuatmu merasa cemas. Lagi pula, itu bukan termasuk perilaku romantis.

4. Suka memberi saran, tetapi sungkan saat meminta saran

pexels.com/riccardo

Mungkin banyak anak sulung yang memiliki teman-teman yang memercayainya dan merasa cukup nyaman untuk membuka diri, bahkan meminta saran darinya.

Namun, begitu kamu ingin meminta saran dari orang lain, kamu bisa berpikir berulang-ulang kali sebelum melakukannya. Kamu tidak ingin orang lain menganggapmu sebagai beban atau mendatanginya hanya saat membutuhkan saran.

Menurut Sherri, ini adalah standar ganda yang banyak dimiliki oleh anak sulung. Biasanya, ini terjadi karena kamu sering menjadi terapis bagi orangtua dan adik-adik, tetapi sebenarnya itu mengorbankan perasaanmu.

“Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menetapkan batasan yang membuatmu merasa lebih nyaman dan perhatikan batasan yang ditetapkan orang lain. Jika orang yang dimintai saran tidak terlihat keberatan, maka kamu bukanlah beban baginya,” ujar Sherri.

5. Merasa harus selalu memegang kendali

freepik.com/freepik

Salah satu ciri-ciri umum "Sindrom Putri Sulung" adalah perfeksionisme dan kebutuhan untuk selalu memegang kendali. Kebanyakan anak sulung merasa tidak nyaman dalam situasi yang tidak dikenalinya.

Tidak aneh bagi anak sulung untuk merencanakan perjalanan saat pergi dengan teman-teman atau saat wawancara kerja dengan percaya diri berkata bahwa detail adalah kekuatan dan kelemahan karena sifat perfeksionis yang dimilikinya.

Sikap ini bisa dikarenakan anak tertua sering dianggap sebagai pemimpin atau panutan bagi adik-adiknya, yang menyebabkan anak sulung merasakan tekanan yang lebih besar untuk berhasil.

Sherri mengingatkan kepada semua anak sulung bahwa menyelesaikan atau tetap menjalani sesuatu jauh lebih berdampak baik daripada menginginkannya sempurna. Termasuk dalam urusan asmara.

TIdak ada hubungan atau pasangan sempurna. Namun, jika kamu dan pasangan mau bersama-sama untuk menjadi “sesempurna mungkin yang kalian bisa” dan kamu bahagia melakukannya, maka lakukanlah meski itu tidak sempurna.

IDN Media Channels

Latest from Dating