Terdapat lusinan alasan mengapa Jepang menjadi salah satu negara Asia Timur yang dicintai banyak orang. Daya tarik berupa tempat wisata yang menakjubkan, perpaduan budaya tradisional dan budaya modern yang kental, serta pop culture seperti anime, game, dan manga adalah contohnya.
Tak hanya itu saja, Negeri Sakura ini terkenal akan etos kerja ambisius dan menjunjung tinggi budaya kerja yang disiplin. Atas kerja keras tersebutlah, tak mengherankan jika Jepang berhasil menjadi pelopor utama penemuan teknologi revolusioner yang berperan besar dalam peradaban dinamika dunia.
Nah, kalau berencana ingin liburan ke Jepang, setidaknya kamu perlu mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan kebiasaan dan budaya orang Jepang. Ada aturan khusus yang wajib diikuti oleh turis asing untuk menghindari culture shock dan bisa menyesuaikan diri saat liburan ke Jepang. Dari NZ Herald, inilah penjelasannya.
Demi kesopanan dan kebersihan spiritual dan lingkungan, orang Jepang membiasakan diri untuk melepas sepatu atau sandal di ruangan. Melansir SKDesu, meletakkan sepatu dan sandal di pintu masuk menjadi simbol untuk meninggalkan energi tidak murni yang dapat menganggu keseimbangan harmoni.
Kalau kamu bertamu ke rumah orang Jepang, sudah menjadi kewajiban untuk melepas alas kaki dan menggantinya dengan sandal khusus yang tersedia di rak sepatu.
Negara Jepang terkenal akan budaya revolusionernya yang efektif bagi masyarakat. Salah satunya adalah taksi yang dilengkapi dengan pintu belakang otomatis. Sebagai catatan, pintu ini hanya boleh dibuka oleh pengemudi saja. Peraturan ini tak lepas dari alasan keamanan dan keselamatan sang supir. Terlebih jika sang penumpang memiliki intensi jahat dan membahayakan pengemudi, seperti pencurian, penculikan, dan pembunuhan. Saat ingin memesan taksi di Jepang, kamu harus melambaikan tangan kepada pengemudi dan menunggu ia membukakan pintu belakang.
Di Jepang jarang sekali ada penduduk lokal yang fasih berbahasa Inggris. Berbanding terbalik dengan gelarnya sebagai salah satu negara maju di benua Asia, sistem pendidikan di Jepang tak menawarkan materi bahasa Inggris yang solid.
Masyarakat Jepang terkenal homogen dan jarang berbaur dengan penduduk asing, membuat mereka berkomunikasi dengan bahasa Jepang lebih sering ketimbang berbahasa Inggris. Oleh karena itu, coba andalkan aplikasi penerjemah di ponsel pintarmu.
Bukan cuma menggenggam erat budaya kebersiuan, orang Jepang juga memeluk erat budaya sopan santunnya. Restoran Jepang menyediakan wadah khusus berupa balok keramik kecil untuk menopang sumpit ketika selesai atau jeda makan.
Kalau sudah menyantap habis hidangan, jangan lupa untuk meletakkannya kembali di wadah tersebut. Ini adalah salah satu bentuk menjaga kebersihan, kerapian, dan sopan santun di Jepang.
Untuk memperluwes perjalananmu selama di Jepang, kamu perlu menyiapkan JR (Japan Rail) Pass atau pass khusus turis asing untuk mengakses seluruh layanan transportasi. Tarif transportasi di Jepang terbilang cukup mahal.
Kalau kamu mengantongi JR Pass, kamu bisa menikmati layanan transportasi dengan harga yang terjangkau dan ramah di kantong. Biasanya JP Pass punya masa aktif yang terbatas dalam jangka waktu maksimal 3 bulan. Lebih dari itu, wisatawan akan dianggap sebagai tenaga asing dengan tujuan bekerja atau menempuh pendidikan.
Lain ladang, lain ilalang, begitu juga dengan Jepang yang menerapkan aturan dan larangan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang tertib. Maka itu, penting sekali untuk mempelajari informasi dan seluk beluk negara Jepang sebelum berlibur ke sana.