Kontroversi di Balik Pernikahan Mewah Jeff Bezos dan Sánchez

- Sekitar 90 jet pribadi dan yacht mewah serbu Venesia, memicu pertanyaan besar soal dampaknya terhadap lingkungan dan ruang publik di kota yang lingkungannya sangat rentan rusak.
- Protes warga lokal dan aktivis terkait dominasi para ultra-kaya di ruang publik Venesia, memperparah pariwisata massal (overtourism) dan gentrifikasi yang selama ini membebani penduduk asli.
- Kritik terhadap Leonardo DiCaprio yang hadir dalam pernikahan tersebut, dianggap sebagai bentuk kemunafikan karena DiCaprio selama ini dikenal vokal dalam isu perubahan iklim.
Pernikahan mewah Jeff Bezos dan Lauren Sánchez yang digelar pada akhir Juni 2025 di Venesia, Italia, sukses mencuri perhatian dunia. Bertempat di Pulau San Giorgio Maggiore, acara ini berlangsung selama tiga hari dan dihadiri sekitar 200 tamu undangan—mulai dari para konglomerat, selebriti papan atas, hingga tokoh politik dunia.
Namun, di balik kemegahannya, pernikahan ini memicu kontroversi besar. Mulai dari puluhan jet pribadi yang dianggap menambah beban emisi karbon, protes warga Venesia yang merasa ruang hidupnya diprivatisasi, hingga kehadiran Leonardo DiCaprio—seorang aktivis lingkungan yang justru ikut disorot karena dianggap tidak konsisten dengan nilai-nilai yang ia perjuangkan. Lantas, apa saja sorotan tajam yang muncul dari pernikahan ini? Mari simak informasinya lewat artikel berikut ini, Bela!
90 Jet pribadi dan yacht mewah serbu Venesia

Melansir dari Quartz, diperkirakan sekitar 90 jet pribadi mendarat di Bandara Marco Polo, Venesia, hanya untuk mengantar para tamu undangan pernikahan Bezos–Sánchez. Tak hanya itu, berbagai kapal pesiar dan yacht mewah juga terlihat memenuhi perairan kota kanal tersebut. Jumlah ini tentu memicu pertanyaan besar soal dampaknya terhadap lingkungan dan ruang publik di kota yang lingkungannya sangat rentan rusak.
Menurut laporan UNILAD, total emisi karbon dari kedatangan jet pribadi ini setara dengan emisi harian sekitar 27.300 mobil. Studi dari International Council on Clean Transportation bahkan menyebut bahwa jet pribadi menyumbang sekitar 2% dari total emisi penerbangan global, dan Amerika Serikat, tempat asal Bezos, menyumbang 55% dari total tersebut.
Protes warga: “No Space for Bezos”

Di balik gemerlap pernikahan senilai US$55 juta (setara Rp894 miliar) ini, warga lokal justru menggugat keras dampaknya terhadap kota mereka. Dalam aksi protes yang digelar Sabtu (28/06/2025), sekitar 500 warga dan aktivis turun ke jalan untuk menolak dominasi para ultra-kaya di ruang publik Venesia. Aksi protes dilakukan di berbagai titik, termasuk di St. Mark’s Square, dengan membawa spanduk bertuliskan “No Space for Bezos” dan “Eat the cake or eat the rich”.
Melansir dari Reuters, kelompok lokal dan Greenpeace mengkritik acara tersebut karena memperparah pariwisata massal (overtourism) dan gentrifikasi yang selama ini membebani penduduk asli. Meskipun Bezos menyumbangkan sekitar €1–3 juta (sekitar Rp50 miliar) untuk pelestarian lingkungan di Venesia, warga menyebut donasi tersebut sebagai “pengalihan isu” atau greenwashing.
Leonardo DiCaprio kena sorotan: Aktivis iklim tapi hadir?

Tak hanya Bezos yang dikritik. Aktor dan aktivis lingkungan Leonardo DiCaprio juga jadi sasaran cibiran warganet. Ia terlihat hadir dengan menyamar—mengenakan hoodie, masker, dan topi—namun tetap dikenali paparazzi. Netizen menilai kehadirannya sebagai bentuk kemunafikan, mengingat DiCaprio selama ini dikenal vokal dalam isu perubahan iklim.
Komentar tajam pun bermunculan di media sosial: “He’s literally the biggest hypocrite. If you’re too embarrassed to go then don’t go. This is just cowardly.” dikutip dari Sportskeeda. Meski beberapa penggemar membela kontribusinya lewat yayasan dan film dokumenter lingkungan, penggunaan jet pribadi dan yacht oleh DiCaprio sebelumnya juga kerap disorot sebagai kontradiktif.
Akankah polemik berakhir damai?

Beberapa pihak berpendapat bahwa pernikahan ini memberi dampak ekonomi positif. Bahkan, pemerintah Venesia menyatakan bahwa pemasukan dari pesta Bezos mencapai 68% dari omzet tahunan pariwisata kota. Namun, warga lokal dan aktivis mengingatkan bahwa tak semua pemasukan berarti kemajuan—terutama jika mengorbankan lingkungan dan komunitas asli.
Pernikahan Bezos bukan hanya momen glamor nan eksklusif—ia menjadi cermin dari kontradiksi zaman, ketika krisis iklim semakin nyata, masih banyak orang kaya yang hidup dalam jejak karbon tinggi, dan aktivis lingkungan yang belum tentu konsisten dengan nilai yang mereka suarakan. Akankah polemik ini berakhir damai, atau justru memicu ketegangan yang lebih luas antara kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan? Mari simak terus kabar terbarunya, Bela!