Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Siklon Senyar dan Koto 2025? Ini Penjelasan serta Dampaknya di Indonesia

5_20251205_113027_0004.png
NASA
Intinya sih...
  • Akhir 2025, Siklon Senyar dan Koto muncul hampir bersamaan di Samudra Hindia
  • Siklon terbentuk karena pemanasan laut, anomali suhu permukaan, dan IOD positif lemah
  • Dampaknya meliputi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir 2025 menjadi periode cuaca ekstrem bagi Indonesia setelah dua siklon tropis—Siklon Senyar dan Siklon Koto—muncul hampir bersamaan dan memicu cuaca buruk di berbagai wilayah. Fenomena langka ini menarik perhatian publik dan BMKG karena dipengaruhi pemanasan laut, anomali suhu permukaan, serta IOD positif lemah yang meningkatkan energi atmosfer.

Diperkuat kedatangan monsun lebih awal, kelembapan tinggi, dan pola angin tidak stabil, kondisi tersebut memungkinkan terbentuknya dua siklon sekaligus. Mengapa ini bisa terjadi, apa dampaknya bagi Indonesia, dan apa yang harus diwaspadai hingga 2026? Mari simak informasinya dalam artikel berikut ini, Bela!

Fenomena terjadinya Siklon 2025

2_20251205_113026_0001.png
Dok. Istimewa

Akhir tahun 2025 menjadi periode cuaca ekstrem bagi Indonesia. Dua siklon tropis — Siklon Senyar dan Siklon Koto — muncul hampir bersamaan di Samudra Hindia bagian selatan. Fenomena ini mendapat perhatian besar dari BMKG serta para peneliti iklim nasional dan internasional karena dianggap mencerminkan dinamika atmosfer yang semakin tidak stabil.

Samudra Hindia selama ini dikenal sebagai wilayah yang mendukung pembentukan siklon karena suhu permukaan lautnya sering melebihi 26,5°C. Pada 2025, pemanasan laut mencapai anomali yang jauh di atas normal. Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) positif lemah dan tren pemanasan global memperkuat proses penguapan, meningkatkan energi di atmosfer, dan memudahkan terbentuknya pusat tekanan rendah.

BMKG mencatat bahwa monsun Asia bergerak lebih awal, kelembapan melimpah, dan pola angin tidak stabil. Semua kondisi ini menjadi kombinasi ideal bagi munculnya dua siklon dalam waktu berdekatan.

Pembentukan dan karakteristik Siklon Senyar dan Koto

3_20251205_113027_0002.png
Britannica

Siklon Tropis Senyar dan Koto terbentuk pada November–Desember 2025 di “Siklon Alley” Samudra Hindia selatan — jalur alami pembentukan siklon tropis. Kalau Senyar lahir di sekitar selatan Jawa dan bergerak menjauh ke barat daya. Sedangkan, Koto terbentuk lebih jauh di barat daya Nusa Tenggara dengan lintasan serupa.

Fenomena yang paling mencolok adalah Siklon Tropis Senyar, karena tumbuh tepat di batas minimal pembentukan siklon, yaitu sekitar 5° LU atau hanya ±90 km dari Aceh. Di wilayah ini, rotasi atmosfer biasanya lemah akibat pengaruh Coriolis, sehingga pembentukan siklon sangat jarang terjadi. Namun, anomali suhu laut di Selat Malaka menyebabkan bibit siklon 95B memiliki energi cukup untuk berkembang menjadi siklon aktif.

Saat terbentuk, tekanan pusat Senyar mencapai 998 hPa dengan kecepatan angin hingga 43 knot (±80 km/jam). Kondisi atmosfer akhir November 2025 sangat mendukung, termasuk tingginya pasokan kelembapan dan struktur angin yang stabil.

Dampak Siklon terhadap Indonesia

4_20251205_113027_0003.png
Dok. Istimewa

Meskipun pusat siklonnya tidak memasuki daratan Indonesia, pengaruh tidak langsung Senyar dan Koto sangat signifikan. Keduanya menarik massa udara lembap dari Indonesia bagian barat, sehingga memicu pertumbuhan awan konvektif tebal dan meningkatkan hujan ekstrem. Wilayah yang paling terdampak antara lain:

  • Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau,
  • Sumatra Selatan, Lampung,
  • Jawa, Bali, dan sebagian Kalimantan.

Dua siklon ini menimbulkan berbagai dampak serius, mulai dari hujan lebat berkepanjangan hingga angin kencang yang memicu kerusakan di banyak wilayah. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

  • Hujan sangat lebat berhari-hari yang memicu banjir dan longsor.
  • Angin kencang yang merusak bangunan ringan serta menumbangkan pohon.
  • Gelombang tinggi lebih dari 4 meter di Samudra Hindia dan perairan Jawa–Bali, mengganggu pelayaran dan aktivitas nelayan.

Selain Senyar dan Koto, Bibit Siklon 93W di timur Filipina juga memperkuat hujan di Indonesia melalui efek tidak langsung. Pada 5–11 Desember 2025, hujan lebat melanda Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara akibat kombinasi 93W dengan Gelombang Rossby, Gelombang Kelvin, dan Madden-Julian Oscillation (MJO).

Mengapa Indonesia jarang dilalui Siklon Tropis?

6_20251205_113027_0005.png
Live Science

Secara geografis, Indonesia berada sangat dekat dengan garis khatulistiwa. Di wilayah ekuator, efek Coriolis yang diperlukan untuk memutar sistem badai hampir tidak ada. Tanpa rotasi yang cukup, siklon tropis tidak bisa berkembang secara sempurna. Karakteristik siklon tropis:

  • terbentuk di laut hangat > 26,5°C,
  • memiliki radius sekitar 150–200 km,
  • bergerak menjauh dari ekuator ke lintang lebih tinggi.

Inilah mengapa pusat siklon hampir tidak pernah melintasi Indonesia. Namun dalam kondisi khusus, beberapa siklon pernah terbentuk dekat ekuator, misalnya Greg (1996), Hilda (1999), Vamei (2001), Dahlia & Cempaka (2017), Lili (2019), dan Seroja (2021). Fenomena ini menunjukkan bahwa meski jarang, Indonesia tetap memiliki potensi terdampak.

Peringatan ke depan dan mitigasi BMKG

1_20251205_113026_0000.png
english.news.cn

BMKG mengeluarkan peringatan bahwa potensi pembentukan bibit siklon dapat terus terjadi hingga Februari 2026, terutama di selatan Jawa. Fenomena serupa pernah terjadi pada Tragedi Aceh 2001, ketika badai memicu banjir besar dan menewaskan 528 orang. Pemerintah daerah diminta:

  1. menyiapkan logistik,
  2. mempersiapkan SAR dan jalur evakuasi,
  3. membersihkan drainase,
  4. membangun komunikasi informasi cuaca yang lebih efektif.

BMKG menegaskan agar masyarakat tetap waspada tetapi tidak panik, menjaga lingkungan, memastikan saluran air tidak tersumbat, dan selalu memantau pembaruan cuaca resmi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Lifestyle

See More

Gunung Mas Tea Bridge: Lokasi, Harga Tiket, dan Daya Tarik

07 Des 2025, 19:15 WIBLifestyle