Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

6 Fakta Trovant, Batu yang Tumbuh Misterius di Rumania

Cerita batu trovant, konon bisa bergerak dan melahirkan

Nindi Widya Wati

Pernahkah kamu melihat batu misterius? Di mana, keberadaan beberapa batu tersebut lantas menimbulkan banyak cerita tak masuk akal. Kalau di Indonesia sendiri, ada batu malin kundang yang dikenal sebagai batu kutukan, hingga akhirnya dikenal juga lewat cerita rakyatnya. 

Akan tetapi, di belahan bumi lain ada batu trovant yang dikenal secara misterius di Rumania, tepatnya di desa kecil bernama Cotesti. Konon, para penduduk desa meyakini trovant menjadi bebatuan yang dapat bergerak hingga melahirkan.

Dugaan tersebut makin menjadi-jadi, saat batu trovant sampai dibahas di Kongres Geologi Internasional, Oslo. Ingin tahu informasi lengkap misteri batu trovant? Bisa simak dalam artikel berikut ini, Bela. 

1. Mengenal keberadaan bebatuan trovant

Dok. Istimewa

Batu trovant, disebut sebagai manifestasi geologi dan ciptaan alam yang luar biasa. Tetapi, seperti batuan lain yang ada di seluruh belahan dunia, trovant ternyata tidak hidup. Bila melihat dari wujudnya, trovant kebanyakan berbentuk bulan, lonjong atau silindris dengan permukaan yang halus dan tak bertepi. 

Dari permukaan yang halus itulah, membuat trovant seperti makhluk hidup. Bahkan, beberapa batu ditemukan seperti memiliki wajah. Mengenai ukuran trovant pun bervariasi, ada yang kecil dengan berat beberapa gram lalu ada pula yang besar dengan berat berton-ton.

2. Proses tumbuh bebatuan trovant

Instagram.com / andreeabuldui

Meski dipastikan tidak hidup, penduduk setempat percaya bahwa trovant bisa beranak atau melahirkan bebatuan kecil di sekitarnya, yang juga bisa tumbuh besar. Kepercayaan tersebut akhirnya terjawab oleh fakta, bahwa trovant sebagian besar terbuat dari kristal kalsium karbonat yang dimiliki batuan pasir di daerah tersebut. 

Ketika hujan lebat, kristal tersebut akan bereaksi dengan air dan mineral terdekat. Reaksi itu yang menyebabkan adanya tekanan di dalam batu. Karena komposisi batu pasir cukup berpori, ruang di antara potongan batu pasir akan semakin membesar lantaran mendapat tekanan.

Dengan demikian batu terlihat seperti tumbuh. Perlu diketahui, reaksi dan tekanan yang dihasilkan tak serta merta terjadi dengan cepat pada trovant. Maka dari itu, kita tak bisa menghitungnya secara berkala dan terlihat tiba-tiba sudah besar.

3. Pembahasan ilmiah tentang batu trovant yang bergerak

Instagram.com / evaromania

Bila membahas tentang trovant yang dikabarkan mampu bergerak, maka hal tersebut juga terlihat saat hujan deras yang membuat trovant seperti bisa bergerak. Selain itu, trovant juga bergerak karena lepasnya lapisan pasir yang ada di bawah batu.

Sebelumnya, memang banyak yang menyalahartikan bila bergeraknya trovant sama dengan bagian batu yang tumbuh. Satu fakta yang harus diketahui, trovant diperkirakan bak tumbuh karena pengendapan hanya sekitar 4-5 cm dalam waktu seribu tahun.

Dari beberapa fakta tersebut, akhirnya dapat dipastikan tidak ada satu orang pun yang hidup cukup lama untuk melihat satu gerakan trovant. Berbagai hal tentang trovant yang disebut bergerak diyakini hanyalah cerita rakyat semata.

4. Misteri bebatuan trovant yang beranak

Instagram.com / tscridon

Awalnya, masalah trovant beranak disebut dengan fenomena konkresi trovant. Sebagai informasi, konkresi adalah jenis batuan yang mengandung inti kerikil atau batuan lebih kecil yang dikelilingi oleh pengendapan.

Endapan ini bisa terdiri dari batu pasir atau berbagai mineral lain yang tersapu oleh aliran sungai. Seiring waktu, batuan itu bisa mengendap pada inti kerikil. Para ahli percaya bahwa hujan lebatlah yang menyebabkan sebagian semen dari inti batuan keluar sehingga trovant dapat 'melahirkan' bebatuan yang lebih kecil.

Hal itu, tampaknya sulit untuk dipercaya hingga dibahas dalam Kongres Geologi Internasional di Oslo pada tahun 2008. Hasilnya mereka mencabut gagasan trovant beranak dan menjelaskan hal lain untuk pola reproduksi trovant.

5. Penelitian batu trovant menurut ilmuwan

Instagram.com / viorelastrat

Masih dalam kongres serupa, para ilmuwan menyatakan bahwa trovant bukanlah konkresi karena dua alasan. Pertama, ketika dipotong trovant tidak memiliki inti kerikil sehingga bagian dalam dan bagian luarnya sama. 

Lalu, tidak ada perbedaan antara kandungan mineral batuan dan pasir di sekitarnya. Karena fenomena konkresi, seharusnya memiliki sejumlah besar mineral berbeda yang membentuk lapisan di sekitarnya dari waktu ke waktu.

Para peneliti berhipotesis, reproduksi trovant terjadi karena mineral yang hanyut di sungai prasejarah bersama dengan sedimen pasir di pegunungan. Keduanya akan membentuk berbagai larutan terutama kalsium karbonat.

Atas berbagai kejadian di alam, struktur trovant terbentuk. Kejadian itu termasuk hadirnya gaya gravitasi dan guncangan seismik dari gempa Bumi yang terjadi pada masa itu.

Inti kerikil berkaitan dengan reproduksi trovant terjadi karena reaksi yang terjadi di dalam batuan. Reaksi itu tidak merata terjadi di seluruh permukaan namun hanya beberapa bagian kecil.

Akibatnya bagian yang kosong itu membuat batu tumbuh di area tertentu. Terkadang menempel, tapi juga bisa terpisah dan jatuh sehingga tampak seperti bayi batu.

6. Batu trovant berusia jutaan tahun lalu

Dok. Istimewa

Kalau membahas keberadaan bebatuan trovant, saat pemotongan trovant memperlihatkan cincin konsentris yang disebut bisa memprediksi usia trovant. Cincin konsentris ini seperti lingkaran tahun yang ada di dalam batang pohon.

Sayangnya hal itu lagi-lagi salah karena umur trovant tak bisa dihitung dari cincinnya. Namun, diketahui guncangan seismik adalah salah satu faktor utama yang membentuk trovant.

Dari informasi tersebut, struktur bebatuan trovant terjadi kira-kira 6 juta tahun yang lalu. Jadi dalam segi umur, trovant ada jauh sebelum manusia muncul.

Demikianlah, pembahasan tentang bebatuan trovant yang dikenal memiliki cerita misterius dari Rumania. Bagaimana kalau menurutmtmu, Bela? 

IDN Media Channels

Latest from News