Selain masalah penurunan penduduk yang kian mengkhawatirkan, Pemerintah Jepang kini tengah dipusingkan oleh pandemi flu burung terburuk sepanjang masa. Imbas dari pandemi ini juga kian terasa nyatanya, terlebih soal kenaikan makanan.
Pasalnya, wabah flu burung mengakibatkan jutaan ayam harus dimusnahkan demi menurunkan risiko penyebaran infeksi virus influenza tipe A ke manusia. Kini, telur menjadi barang mewah saat ini lantaran kelangkaan produksi.
Krisis telur mengakibatkan kenaikan pada ragam masakan Jepang
Impak nyata dari krisis telur ini pun berefek pada melambungnya makanan berbahan dasar telur di Jepang. Mengingat, telur adalah salah satu bahan sentral dalam berbagai kuliner Jepang.
Seorang penjual telur lokal pun mengungkapkan bahwa harga grosir telur melonjak lebih dari 70 persen dalam setahun telur. Problema ini dipertegas oleh Z-Tamago, salah satu lembaga dari Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Pertanian di Jepang. Unit pertanian ini menjelaskan bahwa harga 1 kg telur berukuran sedang kini diganjar harga sebesar 350 yen atau setara Rp38.700.
17 juta ekor ayam pun terpaksa dimusnahkan
Ilmuwan Jepang memaparkan bahwa virus flu burung kini bermutasi menjadi lebih kuat dan membawa dampak berbahaya bagi manusia maupun unggas. Lantas itu, wabah flu burung ini menjadi wabah terburuk yang pernah ada di Negeri Matahari Terbit. Tak tanggung, Pemerintah Jepang juga terpaksa menterminasi sekitar 17 juta ekor ayam atau sekitar sembilan persen dari ayam petelur.