Sebagai penggemar rangkaian Knives Out hingga serial The Residence, film berkisah tentang detektif memecahkan kasus dengan formula yang fun dan quirky, selalu memikat saya. Jahitan dialog yang cerdas dengan editing cermat, membuat film genre whodunit comedy-mistery menjadi pilihan saya tahun ini dengan merekomendasikan rilisan Netflix, The Thursday Murder Club. Bukan detektif seperti Sherlock Holmes, Poirot atau Benoit Blanc, melainkan sekelompok lansia yang berusaha memecahkan kasus kematian, film ini menggaet nama-nama senior seperti Helen Mirren, Pierce Brosnan, Ben Kingsley dan Celia Imrie. Memang, plot cerita tidak anyar jika merujuk film komedi detektif, namun mengambil sudut pandang para pensiunan yang merasa ingin tetap relevan dan 'dianggap', menjadi sisi cerita yang menarik untuk ditonton saat liburan. - Ayu Utami
Rekomendasi Tontonan Liburan, Ini Film Favorit Popbela Sepanjang 2025

- The Thursday Murder Club, film detektif komedi-mistery dengan jahitan dialog cerdas dan editing cermat.
- SO: Istri dari Masa Depan, film nasional dengan skala tinggi dan sinematografi indah.
- Bullet Train Explosion, film thriller Jepang dengan visual rapi dan intens serta pendekatan relevan terhadap isu sosial modern.
Di tahun Ular Kayu yang ditandai dengan gejolak perubahan diri, bencana alam, hingga sifat seseorang yang mulai tampak 'kulit' aslinya, 2025 bagaikan tahun yang penuh gejolak dan introspeksi. Dari chaos tersebut, sarana hiburan menjadi pengalih perhatian selain meminta harapan lewat doa. Kita mencoba menenangkan level kortisol lewat tontonan menghibur selama satu setengah hingga dua jam, sebelum kembali ke realita.
Dari 12 bulan yang sudah kami lalui, tim Popbela masing-masing memilih satu film yang memberikan endorfin alami untuk menenangkan pikiran dan hati. Dari genre komedi, action, drama keluarga hingga horor, berikut rekomendasi kami untuk kamu, yang mungkin relevan dengan kondisi kamu saat ini.
Check these out!
1. The Thursday Murder Club
2. SORE: Istri dari Masa Depan
In Yandy Laurens we trust. Ungkapan ini masih menjadi pegangan saya karena satu tahun ini, Yandy merilis dua film terbaiknya. Dan favorit saya adalah 'SORE: Istri dari Masa Depan'. Meski di akhir tahun ini 'SORE: Istri dari Masa Depan' mendapat kritik tajam dari Variety, tetap saja bagi saya 'SORE' menjadi film terbaik yang saya tonton tahun ini. Untuk skala film nasional, 'SORE' is the next level. Kisahnya ditulis dengan rapi, scorring-nya yang mengiringi kisah ini sampai membuat penonton tertonjok hingga ke ulu hati, dan sinematografinya mampu membawa Kroasia ke layar lebar dengan begitu indahnya. - Niken Ari Prayitno
3. Bullet Train Explosion
Film terbaik tahun 2025 jatuh ke Bullet Train Explosion yang tayang di Netflix. Film thriller asal Jepang ini berkisah tentang teror bom di kereta Shinkansen Hayabusa, yang mengalami ancaman kereta akan meledak jijka kecepatannya turun di bawah 100 km/jam. Fun fact-nya, film ini merupakan remake dari film klasik Jepang tahun 1975, tapi dikemas dengan pendekatan yang relevan sama isu sosial Jepang modern. Dari sisi visual, sinematografinya rapi dan intens, ditambah scoring yang pas banget, bikin suasana tegangnya kerasa dari awal sampai akhir. - Putri Andiza
4. Jumbo
Setelah sekian lama layar bioskop Indonesia tidak dihiasi dengan film animasi lokal, JUMBO hadir bukan hanya sekadar mengisi kekosongan, melainkan membawa standar baru bagi film animasi 3D Indonesia. Film ini menawarkan kualitas tinggi dari buah tangan animator lokal ke taraf internasional dengan visual yang jarang sekali disajikan sebelumnya. Bertema tentang perundungan (bullying) yang belakangan menjadi isu serius bagi anak-anak, film ini dapat dengan mudah dipahami oleh audience. Film ini juga menjadi arena baru bagi para pelaku industri film animasi indonesia. Membuktikan potensi animasi lokal bisa bersaing secara global dan menjadi tonggak penting untuk kebangkitan film animasi indonesia ke depannya. Film garapan Ryan Andriandhy dan Visinema ini juga layak menjadi film yang paling banyak di tonton di indonesia sampai sekarang. - Fairaz Tsiqat
5. 1 Kakak 7 Ponakan
Pemilihan Chicco Kurniawan sebagai tokoh Moko dalam film ini rasanya sangat tepat. Dia mampu membawa penonton merasakan emosi berlapis saat harus menunda mimpinya demi tuntutan keluarga. Selain Chicco Kurniawan, akting para pemeran pendukungnya pun juga tak kalah memukau. Salah satu tokoh pendukung yang menurut saya mampu memainkan emosi dengan sangat baik adalah Kawai Labiba. Meski konfliknya tak sepenuhnya relate, tetapi rasanya persoalan tentang karier dan keluarga ini dekat dengan semua orang. Yandy Laurens pun berhasil memberi sentuhan personal lewat permainan emosi dan dialog-dialog sederhana yang tak berlebihan. Meski sebenarnya film ini diadaptasi dari sinetron klasik 90-an, tapi banyak hal yang masih relevan. Film ini rasanya bukan menakut-nakuti, justru sangat menghangatkan. - Nafi' Khoiriyah
6. Love Untangled
Film Love Untangled masuk dalam best movies 2025 versi aku. Sebagai genre rom-com, film ini terasa hangat dan mudah dinikmati. Latar tahun 90-an serta tema cinta pertama menghadirkan nuansa nostalgia dengan akhir cerita yang menenangkan. Naskah karya Ji Chun Hee dan Wang Doo Ri ini berhasil membangun karakter yang dekat dengan kehidupan nyata banyak penonton (termasuk aku). Se Ri tampil sebagai remaja “biasa” yang jujur dengan rasa insecure-nya, sementara Yoon Seok hadir sebagai love interest yang lembut dan tenang. Nah, kombinasi keduanya membuat “Love Untangled” menjadi kisah cinta sederhana yang manis, tanpa drama berlebihan, namun tetap meninggalkan kesan hangat. Pokoknya nyaman aja ceritanya! - Shavira Annisa
7. Agak Laen: Menyala Pantiku!
Agak Laen: Menyala Pantiku! jadi film favorit aku di 2025 karena humornya terasa segar, jujur, dan unexpected. Akting Bene, Oki, Jegel, dan Boris terlihat natural sampai rasanya seperti bukan lagi nonton orang acting, tapi seperti keseharian mereka. Plot ceritanya juga terasa lebih rapi dan kuat dibanding film Agak Laen sebelumnya, bikin tiap lelucon punya porsi yang pas dan tetap lucu meski ditonton berulang kali. Menurut aku, film ini sukses jadi hiburan yang ringan, menyala, dan benar-benar bikin ngakak dari awal sampai akhir. - Windari Subangkit
8. Sinners
Nggak nyangka banget kalau genre horor bisa jadi begitu indah dan epik dengan sentuhan musik blues di film ini. Cara storytelling filmnya sendiri memang bukan untuk semua orang—karena agak lambat. Tapi itu yang bikin menarik, karena kita pelan pelan dibawa menuju ke akhir yang memukau. Santai saja, bukan horor yg penuh cheesy jump scare tapi intens. Selain blues yang kental, film ini juga menyorot sisi persaudaraan dan loyalitas di komunitas kulit hitam, yang memunculkan rasa haru. - Michael Richards


















