Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Hidup yang Dipetik dari Film 'Kitab Sijjin & Illiyyin'

KSdI 205.jpg
Dok. Rapi Films
Intinya sih...
  • Kebaikan bisa luntur karena luka, seperti yang dialami Yuli.
  • Dendam tidak pernah memberi ketenangan, malah memperkeruh semuanya.
  • Kebaikan dan kejahatan akan tetap dicatat, jadi jangan remehkan tindakan apapun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film Kitab Sijjin & Illiyyin yang tayang 17 Juli 2025 ini bukan cuma bikin bulu kuduk berdiri, tapi juga menyimpan pesan moral yang dalam banget. Kolaborasi Rapi Films, Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Narasi Semesta ini membalut kisah horor dengan nilai-nilai spiritual tentang dua kitab yang konon mencatat amal perbuatan manusia, yaitu Sijjin untuk yang keburukan dan Illiyyin untuk mereka yang saleh dan berbakti.

Film ini bukan cuma soal santet dan horor, tapi juga refleksi tentang bagaimana pilihan hidup bisa menuntun seseorang pada kehancuran atau pengampunan.

Yuk, simak 5 pelajaran hidup dari film Kitab Sijjin & Illiyyin berikut ini.

1. Kebaikan bisa luntur karena luka

KSdI 162.jpg
Dok. Rapi Films

Yuli (Yunita Siregar) awalnya adalah sosok yang tulus dan baik. Tapi hidup nggak selalu adil. Ia kehilangan rumah, ditinggal mati orang tua, dituduh sebagai anak hasil perselingkuhan, bahkan diperlakukan seperti pembantu oleh keluarga Ambar. Luka demi luka itu menumpuk hingga merubah hatinya menjadi sarang dendam.

Dari sini kita belajar bahwa sebaik apapun seseorang, jika terus disakiti tanpa ruang untuk menyembuhkan diri, ia bisa berubah drastis. Luka batin yang dipendam tanpa penyelesaian seringkali menjadi bahan bakar dendam. Maka dari itu, penting banget menjaga empati, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

2. Dendam tidak pernah memberi ketenangan

KSdI 124.jpg
Dok. Rapi Films

Dalam film Kitab Sijjin & Illiyyin, Yuli memilih jalur gelap untuk membalaskan sakit hatinya. Ia pun meminta bantuan dukun untuk menyantet keluarga Ambar (Djenar Maesa Ayu). Santet yang digunakan Ayu ternyata bukan sembarangan, bahkan sangat mematikan dan menyeretnya ke ritual mengerikan dengan memasukkan nama target ke mayat baru dalam waktu satu minggu.

Dari sini, kita bisa lihat bahwa dendam bukan solusi, malah memperkeruh semuanya. Sekali masuk ke dunia gelap, seseorangbisa kehilangan lebih dari yang dikira, termasuk nurani dan kendali atas hidupmu sendiri. Ketenangan sebenarnya bukan soal membalas, tapi soal membebaskan diri dari rasa sakit dan memilih untuk sembuh.

3. Kebaikan dan kejahatan akan tetap dicatat

KSdI 204.jpg
Dok. Rapi Films

Film ini mengangkat konsep spiritual dari dua kitab, yaitu Sijjin yang mencatat amal buruk orang durhaka, dan Illiyyin yang menyimpan catatan amal baik orang saleh. Konsep ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan, baik atau buruk nggak pernah benar-benar hilang. Semuanya akan ada konsekuensinya.

Kita hidup di dunia yang punya hukum sebab-akibat. Bahkan niat kecil pun bisa berdampak besar di kemudian hari. Jangan pernah remehkan kebaikan sekecil apapun, dan jangan anggap enteng keburukan yang tampaknya ‘sepele’.

4. Jangan main-main dengan ilmu hitam

KSdI 028.jpg
Dok. Rapi Films

Yuli nggak sadar kalau ritual santet yang disarankan dukun itu nggak cuma gelap, tapi mematikan. Dia harus melakukan ritual dalam tenggat waktu tertentu dan melibatkan mayat manusia. Bayangkan, demi membalaskan dendam, ia harus menyeret dirinya lebih dalam ke dunia yang berbahaya dan mengerikan.

Teryata, ilmu hitam itu membawa sebuah harga yang harus dibayar, dan sering kali yang dikorbankan bukan cuma nyawa orang lain, tapi juga kedamaian jiwa sendiri.

5. Keluarga bisa jadi luka dan obat

KSdI 205.jpg
Dok. Rapi Films

Yuli bukan cuma ditinggalkan, tapi juga disingkirkan dan diremehkan oleh orang yang seharusnya melindungi. Perasaan tak diakui itu ternyata menimbulkan luka yang dalam dan sulit disembuhkan. Tapi menariknya, keluarga juga jadi alasan Yuli ingin memberhentikan dendamnya.

Dari sini kita bisa belajar bahwa keluarga adalah tempat yang paling kompleks, di mana bisa sangat menyakitkan, tapi juga sangat membekas. Maka, penting sekali untuk membangun komunikasi dan kepercayaan dalam keluarga. Hal ini dikarenakan kalau hubungan ini rusak, dampaknya bisa berkepanjangan dan menghancurkan masa depan seseorang.

Itulah kelima pelajaran yang bisa diambil dari film Kitab Sijjin & Illiyyin. Jangan lupa saksikan di bioskop kesangan kalian, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

HYBE Resmi Ekspansi ke Afrika, Gandeng Tyla sebagai Artis Perdana

18 Des 2025, 14:55 WIBCareer