Pengertian Ujub dalam Islam, Mungkin Tanpa Sadar Kamu Melakukannya?

Salah satu penyakit hati yang harus kita hindari

Pengertian Ujub dalam Islam, Mungkin Tanpa Sadar Kamu Melakukannya?

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sebagai manusia, tentu kita berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Berusaha bersikap baik kepada sesama, rendah hati, dan tidak sombong. Namun, mungkin tanpa sadar pula, ada sifat ujub yang kita lakukan terhadap sesama, terutama dengan orang terdekat.

Sebenarnya apa pengertian sifat ujub dalam Islam yang termasuk penyakit hati itu? Berikut penjelasannya.

1. Pengertian ujub

Pengertian Ujub dalam Islam, Mungkin Tanpa Sadar Kamu Melakukannya?

Dalam Islam, sifat ujub adalah sifat yang senang membanggakan diri sendiri. Sifat ini membuat kita merasa seolah paling hebat dan kuat dalam hal apapun. Sifat ini termasuk sifat tercela dan merupakan penyakit hati yang harus dihindari oleh umat Islam. Sebab, ujub dapat memunculkan sifat riya dan sombong.

Ulama Ibnul Mubarok dan Imam Al Ghazali pernah menjelaskan tentang sifat ujub. Penjelasan ringkasnya adalah sebagai berikut. Ibnul Mubarok menyebutkan, ujub adalah perasaan ketika seseorang merasa dirinya mempunyai suatu kelebihan yang orang lain tidak miliki.

Sementara itu, Imam Al Ghozali menyebutkan, ujub ialah kecintaan seseorang akan suatu karunia yang merasa hanya dirinya yang memiliki tersebut, serta melupakan bahwa karunia tersebut adalah pemberian Allah SWT. Perasaan ujub adalah kecintaan seseorang akan suatu karunia yang ada pada dirinya dan merasa memilikinya sendiri, serta tidak menyadari bahwa karunia tersebut adalah pemberian Allah SWT.

Contoh sifat ujub yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

  • Ketika rajin beribadah, ia merasa kagum dengan ibadah yang dilakukannya.
  • Ketika merasa cukup berilmu, ia akan kagum dengan ilmunya.
  • Ketika merasa dirinya cantik atau tampan, ia akan terus mengagumi kecantikan atau ketampanannya tersebut.
  • Ketika merasa dirinya dermawan kepada semua orang, ia pun merasa kagum atas kebaikannya tersebut.

2. Hukum sifat ujub

Sebagai seorang Muslim, hendaknya kita harus selalu merasa rendah hati dan rendah diri di hadapan Allah SWT. Kelebihan yang kita miliki merupakan pemberian dari Allah SWT. Maka dari itu, hanya Allah SWT yang boleh membanggakan kelebihan-kelebihan tersebut karena Dia Maha Memiliki Segala Sesuatu.

Sifat Allah SWT sebagai Sang Maha Pemilik tercantum dalam Surat Al-Imran ayat 109 yang berbunyi sebagai berikut.

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ

"Wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa ilallāhi turja'ul-umụr."

Artinya: "Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan."

Sifat ujub dapat mendatangkan mudharat dan bahaya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu berpesan kepada umatnya agar selalu bersikap baik dan rendah hati terhadap siapa pun. Rasulullah SAW berpesan dalam hadist-nya untuk menjauhi sifat ini.

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ, وَ هَوًى مُتَّبَعٌ, وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Artinya: “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, Hadist Hasan)

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here