Financial Fitness Gym: Fitur digital yang membantu kamu mengukur dan melatih kebugaran keuangan pribadi, agar lebih siap menghadapi kebutuhan jangka pendek, hingga jangka panjang.
Life Goals: Tools perencanaan finansial untuk berbagai target hidup, mulai dari liburan, pendidikan, pernikahan, hingga membeli rumah. Semuanya bisa dirancang secara realistis dan terukur.
Investasi Mudah Mulai dari Rp10.000: OCBC menyediakan akses ke produk investasi seperti tabungan emas dan reksa dana mulai dari nominal kecil. Anak muda kini bisa berinvestasi kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi, tanpa perlu rumit atau takut rugi besar di awal.
Pinjaman dan KPR Ringan: Untuk kamu yang siap membangun rumah impian, OCBC memberikan solusi pinjaman KPR dengan skema ringan dan fleksibel, yang disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing.
Kisah Sederhana yang Mengharukan dari "Kita Usahakan Rumah Itu"

Kisah sederhana "Kita Usahakan Rumah Itu" mengangkat pesan mendalam tentang rumah masa kecil dan kenangan.
Film ini terinspirasi dari lagu Sal Priadi dan kisah nyata Yandy Laurens, serta memperlihatkan makna rumah yang luas.
Peluncuran film pendek ini menjadi bagian dari visi besar OCBC untuk mengajak generasi muda membangun masa depan finansial tanpa mengorbankan gaya hidup.
"Kamu mau nggak menikah sama aku. Nanti kita bangun rumah sendiri yang isinya aku, kamu dan anak kita. Kita cicil kenangannya, kebersamaannya..."
Dialog pendek dari Chicco Kurniawan tersebut langsung membekas di benak saya saat pertama kali saya menyaksikan film pendek besutan Yandy Laurens. Film yang diangkat dari lagu karya Sal Priadi, "Kita Usahakan Rumah Itu", ini benar-benar membuat hangat dan mata berkaca-kaca. Walau kisahnya sederhana, pesan yang disampaikan begitu mendalam dan membuat saya mendefinisikan kembali makna rumah ke dalam arti yang lebih luas.
Sinopsis: rumah dengan sejuta kenangannya yang tak akan pernah terganti
Film pendek berdurasi 8 menit tersebut menceritakan tentang Amel (Amanda Rawles) yang sedang rindu dengan rumah masa kecilnya. Meski awalnya ditolak si penjaga toko, rumah yang kini menjadi toko jahit tersebut akhirnya mengizinkan Amel masuk untuk sedikit mengulang nostalgia masa kecilnya sebentar.
Di dalam, Amel yang ditemani Chicco (Chicco Kurniawan) terus bercerita tentang rumah masa kecilnya itu. Ia bahkan masih ingat perabotan apa saja yang diletakan di setiap sudutnya, dari mana perabotan itu berasal, hingga kenangan manis bersama sang ayah dan penghuni rumah lainnya. Sesekali, Amel berkaca-kaca karena rindu yang ia rasakan soal rumah tersebut.
Ah... Jika POPBELA ceritakan semua, kamu nggak akan mendapatkan kehangatan kisahnya secara langsung. Kamu bisa menyaksikannya di YouTube Sal Priadi atau klik link video yang ada di atas.
Diangkat dari lagu Sal Priadi dan kisah nyata Yandy Laurens
Seperti judulnya, film pendek ini memang terinspirasi dari lagu milik Sal Priadi, "Kita Usahakan Rumah Itu". Namun, dari sisi cerita, film tersebut mengangkat dari kisah sang sutradara, Yandy Laurens. Dalam konferensi pers yang digelar pada 9 Juni 2025, Yandy Laurens berbagi kisah bahwa apa yang dirasakan Amel adalah benar-benar apa yang ia alami saat berkunjung ke kampung halamannya di Makassar. Bahkan, ruko yang menjadi lokasi syuting dari film pendek ini, adalah tempat tinggalnya saat masih kecil dulu.
"Sebenarnya ruko tempatku tinggal itu beda dua ruko dari lokasi syutingnya. Tadinya mau pakai ruko yang dulunya memang rumahku. Tapi, nggak dapat izin dari pemiliknya. Beruntungnya, tailor ini mau kasih izin untuk dipakai syuting. Fun fact, tailor ini juga sudah ada sejak aku umur 10 tahun," cerita Yandy.
Soal jalan cerita, Yandy memang mengalami apa yang Amel rasakan. Setiap pulang ke Makassar dan melewati jalan depan ruko tersebut, ia selalu memandang ruko itu sampai kepalanya menoleh.
"Aku nggak tahu kenapa, tapi setiap lewat situ selalu aku liatin sampai kepalaku nengok gitu. Kayak ada memori tersendiri yang nggak pernah hilang dari ingatan aja," lanjutnya.
Makna rumah bagi Sal Priadi
Film dan lagu ini menggambarkan dinamika kehidupan anak muda urban yang tengah mengusahakan rumah dalam berbagai makna. Yakni, rumah sebagai tempat tinggal, tempat pulang, hingga tempat berbagi cerita. Pemilihan talent yang autentik dan narasi yang membumi menjadi kekuatan utama dari film ini dalam menyentuh emosi audiens.
Sal Priadi, sebagai pencipta dan penyanyi lagu tema film, mengungkapkan bahwa lagu ini adalah refleksi personal tentang rumah sebagai ruang batin.
"Buat aku, rumah itu bukan selalu tempat. Kadang, rumah bisa berupa seseorang, kenangan, atau suara yang membuat kita tenang. Lewat lagu ini, saya ingin menyampaikan bahwa rumah adalah sesuatu yang bisa kita usahakan bersama," ungkap Sal.
Film pendek ini bagian dari visi besar #FUNanciallyFit OCBC
Peluncuran film pendek ini menjadi bagian dari visi besar OCBC, yang ingin mengajak generasi muda untuk mulai berani membangun masa depan—termasuk memiliki rumah impian—tanpa harus mengorbankan gaya hidup dan kestabilan finansial. Melalui film pendek ini, OCBC pun ingin menyampaikan pesan bahwa rumah bukanlah sekadar bangunan fisik, melainkan ruang emosional yang dibangun melalui usaha.
"OCBC ingin menginspirasi anak muda bahwa mereka bisa menjalani gaya hidup yang seimbang sambil tetap merencanakan masa depan dengan bijak. OCBC hadir sebagai solusi finansial agar mereka bisa mulai mencicil mimpi, termasuk rumah impian mereka," kata Nanda Nandiana, Marcomm & Loyalty Business Head OCBC.
Seiring dengan peluncuran musik video ini, OCBC ingin memperkuat komitmennya untuk membantu anak muda dalam merancang masa depan finansial yang sehat. Dengan berbagai solusi perbankan dan edukasi finansial yang relevan, OCBC percaya bahwa memiliki rumah bukan lagi mimpi yang terlalu jauh untuk diraih. Untuk itu, OCBC tidak hanya menyampaikan pesan inspiratif, tapi juga menghadirkan solusi konkret yang bisa dimanfaatkan langsung oleh generan muda, antara lain sebagai berikut.
Jadi, siap mengusahakan rumah itu, Bela?



















