Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Keseruan First Hearing 'Retrospektif' Bareng Afgan, Naik Bus Tingkat Keliling Jakarta!

Salinan dari BEFORE_20251117_131238_0001.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati
Intinya sih...
  • Mendengarkan album penuh sambil melihat Jakarta sore hari dari bus tingkat memberikan energi baru, bukan hanya bagi para pendengar tetapi juga bagi Afgan sendiri.
  • “Retrospektif”: Kembali ke akar setelah tujuh tahun
  • Dua minggu yang intens jadi proses kreatif dan kolaborasi segar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah hiruk-pikuk sore Jakarta, Afgan memilih cara yang tidak biasa untuk memperkenalkan album terbarunya, Retrospektif. Alih-alih menggelar sesi dengar di ruang tertutup, ia mengajak pendengar menaiki bus tingkat dan mendengarkan sepuluh lagunya sambil keliling Jakarta, menyusuri rute dari Ratu Plaza menuju Bundaran HI. Pemandangan kota yang berubah perlahan, headphone di telinga, dan suara Afgan yang bercerita tentang tiap lagu membuat momen ini terasa seperti perjalanan personal—seolah kita ikut masuk ke ruang paling jujur dari hidup dan musiknya.

First hearing ini bukan sekadar promosi, melainkan bentuk pengalaman yang selaras dengan isi albumnya: perjalanan pulang, melihat kembali apa yang pernah ditinggalkan, dan memahami ulang diri sendiri. Kalau momen ini saja sudah terasa begitu intim, bagaimana dengan kisah lengkap di balik proses kreatifnya? Mari simak informasinya dalam artikel berikut ini, Bela!

1. Pengalaman unik dari atas bus, cara baru mendengar musik Afgan

Salinan dari BEFORE_20251117_130232_0000.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Afgan membuka sesi dengan senyum lebar. “Selama 17 tahun berkarier, gue belum pernah coba konsep seperti ini,” katanya. Mendengarkan album penuh sambil melihat Jakarta sore hari dari bus tingkat memberikan energi baru, bukan hanya bagi para pendengar tetapi juga bagi Afgan sendiri.

Konsep ini dipilih untuk menciptakan suasana yang selaras dengan album—personal, hangat, dan dekat dengan realitas sehari-hari. “Rasanya pas banget sama warna albumnya yang lebih personal. Ngeliat teman-teman pakai headphone sambil lihat pemandangan kota… gue senang banget,” ujarnya.

2. 'Retrospektif': Kembali ke akar setelah tujuh tahun

Salinan dari BEFORE_20251117_125253_0000.png
https://www.instagram.com/p/DQq0ECZE9PQ/?img_index=1&igsh=bzUwOGZpN2d3aGh4

Retrospektif menjadi album penuh berbahasa Indonesia pertama Afgan setelah tujuh tahun. Ia menggambarkannya sebagai perjalanan kembali ke akar pop Indonesia yang dulu membesarkan namanya. Simbol kacamata kembali hadir bersamaan dengan lagu pembuka “Kacamata”—sebuah nostalgia yang bukan sekadar gaya, melainkan penanda kembalinya dirinya pada suara asli yang pernah membentuknya.

“Setelah bertahun-tahun bereksperimen dan berjalan jauh, gue ingin kembali ke akar yang pernah menumbuhkan gue, tapi dengan hati yang lebih matang,” tuturnya.

3. Dua minggu yang intens jadi proses kreatif dan kolaborasi segar

Salinan dari BEFORE_20251117_131239_0002.png
https://www.instagram.com/reel/DQbpQR4k9CV/?igsh=ZmlscmJ1c2N4d2Q5

Walau terdengar matang, album ini diselesaikan dalam waktu singkat: hanya dua minggu. Afgan menggandeng kolaborator yang sebelumnya belum pernah bekerja dengannya, seperti Petra Sihombing, Kamga, Bilal Indrajaya, Iqbal Siregar, Rendy Pandugo, dan Gerald Situmorang.

Setiap sesi dimulai dari obrolan satu hingga dua jam, mencari inti cerita yang kemudian dijahit menjadi lirik dan melodi. Kecepatan proses ini justru memunculkan spontanitas yang membuat lagu-lagunya terasa hidup dan emosional.

4. Eksplorasi suara baru yang tetap organik

Salinan dari BEFORE_20251117_131239_0007.png
Instagram.com / afgan_

Menariknya, hampir semua produser album ini adalah gitaris. Hasilnya, Retrospektif menghadirkan warna yang lebih organik, earthy, dan maskulin—jauh dari balada orkestra megah yang selama ini identik dengan Afgan. Beberapa lirik juga terasa nyeleneh dan penuh twist, misalnya dalam “Kacamata” yang terdengar catchy dan upbeat meskipun sebenarnya menyimpan kesedihan. Afgan menyebut eksplorasi ini sebagai upaya untuk mencari sesuatu yang kembali membuatnya bersemangat setelah hampir dua dekade berkarya.

Album ini berisi 10 lagu yang masing-masing memotret fase berbeda dalam perjalanan emosional Afgan. Urutannya adalah:

  • "Misteri Dunia"

  • "Sebentar"

  • "Kacamata"

  • "Silakan"

  • "Sampai Jumpa"

  • "Tak Ada Rencana (Ku Jatuh Cinta)"

  • "Masa Iya?"

  • "Kepastian"

  • "The One That Got Away"

  • "Peluk"

Keragaman karakter antar-lagu terasa mengalir alami. Ada yang eksploratif dan nyeleneh seperti "Silakan", yang reflektif seperti "Misteri Dunia", hingga yang paling raw dan emosional seperti "Sampai Jumpa". Semua eksplorasi ini menyatu menjadi warna baru yang tetap jujur pada akar musikal Afgan.

5. Di antara pop Indonesia dan satu lagu Inggris

Salinan dari BEFORE_20251117_125253_0001.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Meski berniat membuat album full Indonesia, satu lagu Inggris tetap muncul secara spontan: "The One That Got Away". Afgan tidak mau membatasi kreativitas. “Apa yang keluar saat itu ya kita lanjutkan,” katanya. Dengan vibe retro 70-an ala Bruno Mars, lagu ini diharapkan bisa menjangkau pendengar luar negeri.

6. “Sampai Jumpa”: Lagu tersedih yang menyembuhkan

Salinan dari BEFORE_20251117_131239_0003.png
Instagram.com / afgan_

Di antara semua lagu, “Sampai Jumpa” menjadi yang paling emosional. Terinspirasi dari perjalanan spiritual setelah naik haji, lagu ini berbicara tentang keikhlasan melepas—bukan hanya hubungan, tetapi juga ekspektasi dalam hidup.

Rekaman lagu ini menjadi proses berat namun membebaskan bagi Afgan. “Setelah dengar lagi, gue merasa sembuh. Kayak album ini bukan cuma dirilis, tapi juga menyembuhkan diri gue,” ungkapnya.

7. Afgan turut rilis lagu remake "Kepastian" dari Reza Artamevia

Salinan dari BEFORE_20251117_125254_0007.png
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati

Afgan juga merilis ulang "Kepastian", lagu ciptaan Bebi Romeo yang dulu dinyanyikan Reza Artamevia. Karena lagu tersebut belum banyak dikenal, Afgan ingin “memperpanjang umur” karya itu.

Versi baru dibuat lebih tone-down, raw, dan dekat dengan gitar. Afgan bahkan membiarkan beberapa imperfection vokal karena merasa justru di situlah letak kejujurannya.

8. Babak baru Afgan dan harapan di album 'Retrospektif'

Video klip “Sampai Jumpa” menjadi salah satu karya visual yang paling dibanggakan Afgan. Dibuat layaknya film pendek penuh kejutan, klip ini menonjolkan akting serta narasi tentang ikhlas dan melepaskan. Video ini dijadwalkan rilis pada 26 November 2025, melanjutkan perilisan album Retrospektif yang sudah hadir lebih dulu di seluruh platform digital pada 19 November 2025.

Dengan rangkaian lagu dan visual yang saling terhubung, Afgan berharap karya ini dapat menjadi ruang bagi pendengar untuk merasa dipahami. “Gue pengen orang ngerasa ditemani,” ujarnya. Bagi Afgan, Retrospektif adalah perjalanan pulang—kembali ke tempat ia pertama kali menemukan makna musik, kerentanan, dan kejujuran dalam bercerita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

16 Twibbon Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Lengkap Gratis

14 Des 2025, 11:35 WIBCareer