Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

[EKSKLUSIF] Kisah Sandrinna Michelle di 'Rego Nyowo': Pengalaman Baru!

Sandrinna Michelle.jpeg
Popbela.com/Niken Ari
Intinya sih...
  • Karakter Lena mengalami teror supranatural dan ketidakpercayaan dari orang terdekatnya
  • Sandrinna merasa Lena adalah tantangan baru yang memaksanya menyentuh sisi emosi yang belum pernah ia eksplor sebelumnya
  • Lokasi syuting di kebun pisang Padalarang sangat menyeramkan dan adegan fisik cukup menguras tenaga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sandrinna Michelle kembali membuktikan kemampuannya dalam genre horor lewat Rego Nyowo, film yang diadaptasi dari thread X viral berjudul "Kosan Berdarah". Berperan sebagai Lena, karakter sentral yang mengalami teror supranatural dan ketidakpercayaan dari orang terdekatnya, Sandrinna harus mengolah emosi yang kompleks.

Dalam wawancara eksklusif dengan POPBELA, ia menceritakan perjuangannya menghadapi tantangan fisik, emosi, hingga rasa takut yang sempat terbawa ke kehidupan nyata. Simak selengkapnya di sini!

Karakter Lena yang kompleks

Sandrinna Michelle.jpeg
Popbela.com/Niken Ari

Karakter Lena adalah sosok yang hidupnya berubah drastis karena mengalami teror tak kasat mata yang tak dipercayai siapa pun. Bagi Sandrinna, memerankan Lena berarti harus masuk ke dalam emosi yang tidak biasa. "Emosinya intens banget, apalagi Lena itu banyak menyimpan perasaan sendiri. Gimana caranya aku nunjukin trauma tapi tetap kuat," jelasnya.

Dalam cerita, Lena harus menghadapi keraguan dari kakaknya, Benhur, yang diperankan oleh Ari Irham. Interaksi mereka sangat emosional, karena karakter Ben awalnya tak percaya dan justru menganggap Lena halu. "Dari sisi Lena, dia merasa sendiri. Dan itu harus aku sampaikan lewat ekspresi dan gesture, bukan hanya dialog," ujar Sandrinna.

Menjadi tokoh utama dalam cerita penuh misteri membuat Sandrinna harus total sejak reading hingga syuting. Ia merasa Lena adalah tantangan baru yang memaksanya menyentuh sisi emosi yang belum pernah ia eksplor sebelumnya.

Syuting di lokasi mistis dan tantangan fisik

Ari Irham 1.jpg
Dok. Hitmaker Studios

Seperti rekan-rekannya, Sandrinna menyebut lokasi syuting di kebun pisang Padalarang sebagai yang paling menyeramkan. "Itu tuh luas banget, gelap, jalannya susah, dan waktu itu musim hujan. Jadi bayangin aja rasanya," katanya sambil menggambarkan suasana horor yang sangat nyata.

Tak hanya dari atmosfer, adegan-adegan fisik juga cukup menguras tenaga. Sandrinna menceritakan salah satu momen saat ia harus diikat dalam adegan emosional yang sangat berat. "Kita diikat, pengambilan gambar pagi-pagi, adegannya emosional banget. Setelah cut, aku selalu cari udara segar karena draining banget," kenangnya.

Meski intens, ia merasa seluruh tim mendukung penuh agar para pemain tetap aman dan nyaman. "Untungnya ada orang yang jagain lokasi, ada juga first aid. Jadi meski adegan berat, kita tahu kita dijaga," katanya.

Cara Sandrinna mengatur emosi selama syuting

Sandrinna Michelle.jpeg
Popbela.com/Niken Ari

Syuting film horor bukan hanya soal akting menakutkan, tapi juga soal menjaga kesehatan mental selama proses. Sandrinna mengaku bahwa pengalaman syuting Rego Nyowo kadang terbawa hingga ke hotel. "Kadang takutnya kebawa. Apalagi kalau seharian adegannya berat. Balik ke hotel tuh rasanya masih ketarik gitu," ujar Sandrinna.

Ia menyebut dirinya sebagai orang yang penakut, namun justru menikmati tantangan bermain dalam film horor. "Aku penakut banget, tapi tetap ambil film horor karena tantangannya beda. Dan aku suka bisa eksplor sisi emosi yang nggak biasa," jelasnya.

Untuk menjaga mood, tim dan para pemain sering bermain catur dan ludo di lokasi. "Kita sering main-main supaya fun. Itu penting banget buat lepas dari karakter, biar nggak terlalu masuk terus," ungkapnya.

Percaya nggak percaya soal hal mistis

Ari Irham 2.jpg
Dok. Hitmaker Studios

Soal hal mistis, Sandrinna punya pandangan 50:50. "Percaya nggak percaya. Aku sih percaya, tapi aku nggak mau narik energi mereka," ucapnya hati-hati. Ia menganggap bahwa saat kita terlalu memikirkan hal mistis, maka kita membuka diri untuk energi-energi itu datang.

Meski begitu, ia tidak menyangkal pernah mengalami ketegangan emosional saat di lokasi. Beberapa momen bahkan membuatnya benar-benar merinding. Tapi ia belajar untuk membedakan antara karakter dan dirinya sendiri, serta menjaga batas antara dunia nyata dan fiksi.

Yang menarik, saat ditanya apakah mau tinggal di kosan murah tapi misterius, Sandrinna dengan cepat menjawab, "Mending mahal dikit, yang penting aman!" jawabnya sambil tertawa.

Film horor yang kaya akan budaya

Ari Irham.jpeg
Popbela.com/Niken Ari

Bagi Sandrinna, Rego Nyowo bukan sekadar film horor. Cerita ini menampilkan karakter-karakter dari berbagai kota dengan budaya yang beragam. "Ada yang dari Bandung, Bali, Solo, Makassar. Logat dan bahasa mereka juga ditampilkan," jelasnya.

Ia merasa bahwa keberagaman ini membuat ceritanya terasa lebih nyata, apalagi karena latar utamanya adalah kos-kosan, sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan banyak anak muda. "Aku juga dulu pernah ngekos. Jadi waktu baca skenarionya, langsung ngerasa akurat banget sama kehidupan kosan," katanya.

Sandrinna berharap film ini bisa menyampaikan pesan moral, bukan hanya menakut-nakuti. "Menurut aku ini bukan horor biasa. Visualnya kuat, ceritanya dalam, dan ada pesan tentang trauma, keberanian, dan pentingnya saling percaya," ucapnya penuh keyakinan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

10 Rekomendasi Hampers Natal Terbaik 2025, Elegan dan Penuh Makna

09 Des 2025, 02:00 WIBCareer