Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengenal Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan

Kedua hari raya ini berjarak 10 hari

Zikra Mulia Irawati

Pada Rabu pekan ini, umat Hindu merayakan Galungan. Hari raya yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali dalam kalender ini diikuti oleh hari raya Kuningan sepuluh hari kemudian, atau tepatnya pada tanggal 12 Agustus mendatang.

Pada kalender tersebut, enam bulan setara dengan 210 hari. Waktu ini disebut juga dengan istilah Budha Kliwon Dungulan. Penjadwalannya didasari atas perhitungan kalender Pawukon, yaitu kalender yang penghitungannya atas dasar daur hari Wuku (30 hari) dan Wewaran (10 hari).

Dalam setiap agama, hari raya selalu punya makna tersendiri. Lantas, bagaimana asal mula dan makna hari raya Galungan dan Kuningan ini? Cari tahu bersama, yuk!

Asal-usul nama Galungan

dok. Internet

Mengutip situs phdi.or.id, Galungan berasal dari kata galung yang berarti perang. Galungan jatuh pada Wuku Dungulan. Kata Dungulan sendiri memiliki makna kalah. Lebih lengkapnya, kata ini disebutkan dalam Kekawin Bharata Yudha karya Mpu Sedah "...dungulaning parang muka” artinya hari menyerah kalahnya musuh-musuh manusia.

Musuh manusia itu sering disebut sebagai Sang Tiga Kala yang melambangkan keburukan atau adharma, yaitu Sang Bhuta Galungan, Sang Bhuta Dungulan, dan Sang Bhuta Amangkurat. Ketiganya adalah simbol angkara (tidak suci).

Ketiganya akan menyerang secara bergiliran. Hari pertama, Sang Bhuta Galungan akan menyerang di bagian luar. Hari kedua, Sang Bhuta Dungulan akan menundukkan. Hari ketiga atau puncaknya, Sang Bhuta Amangkurat akan menguasai dunia besar (Bhuwana Agung) dan dunia kecil yaitu diri kita (Bhuwana Alit).

Makna hari raya Galungan

ANTARAFOTO/Fikri Yusuf

Dengan adanya hari raya ini, umat Hindu diingatkan untuk tak terbelenggu nafsu duniawi yang bersifat sementara. Pasalnya, Sang Tiga Kala menyerang batin manusia. Adharma tidak boleh dibiarkan untuk mengalahkan dharma (kebenaran absolut).

"Jadi memaknai Galungan acap kali dilaksanakan adalah warning peringatan agar manusia eling serta mampu mengendalikan dirinya dari keterbelegguan nafsu jahat, egois serta sifat-sifat negatif lainnya, sekaligus juga meredam keinginan dan ketergantungan pada badan-badan duniawi, sesuai dengan makna Galungan yaitu kemerdekaan, kelepasan, dan kesucian," tulis Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di situs resmi.

Sebagai bentuk perayaan, umat Hindu tak hanya pergi ke pura untuk bersembahyang. Acara-acara sosial pun dapat dilakukan. Hal ini tak lain punya tujuan untuk menumbuhkan rasa solidaritas antarmanusia.

Hari raya Kuningan

bhayangkari.or.id

Sementara itu, hari raya Kuningan datang sepuluh hari kemudian pada Saniscara Kliwon Kuningan dalam kalender Bali. Kata Kuningan memiliki makna "kauningan" yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari marabahaya.

Pada hari ini, pemujaan tak hanya ditujukan kepada Sang Hyang Widhi, tetapi juga kepada para leluhur. Hal ini dilakukan sebagai wujud syukur dan terima kasih karena mereka dapat hidup dengan baik hari ini berkat jasa para leluhur. Lebih penting lagi, perayaan Kuningan juga jadi momen umat Hindu untuk mengevaluasi diri apakah sudah benar-benar dapat mengalahkan Sang Tiga Kala.

"Sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada para leluhur sesungguhnya tidak hanya cukup dengan menghaturkan banten dan melakukan persembahyangan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita berkomitmen untuk merawat dan meningkatkan keharmonisan keluarga besar yang diwariskan para leluhur kepada kita. Pada Hari Raya Kuningan inilah waktunya kita mengevaluasi diri apakah kita sudah memenangkan Dharma tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi pada lingkup yang lebih luas, yakni keluarga," jelas PHDI.

Semoga kebaikan selalu mengiringi kita semua. Selamat hari Galungan dan Kuningan bagi Bela yang merayakan!

IDN Media Channels

Latest from Inspiration