Penggunaan perangkat audio seperti TWS (True Wireless Stereo) dalam waktu lama dan volume yang tinggi bisa meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Fenomena ini dikenal dengan istilah Noise-Induced Hearing Loss (NIHL) atau gangguan pendengaran akibat kebisingan.
Beberapa studi ilmiah telah mengidentifikasi hubungan antara penggunaan perangkat audio dengan risiko NIHL, seperti jurnal dari Cureus tahun 2022 berjudul "Impact on Hearing Due to Prolonged Use of Audio Device: A Literature Review" yang mengulas berbagai penelitian telah menunjukkan adanya risiko gangguan pendengaran akibat penggunaan perangkat audio, termasuk TWS.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Vogel pada tahun 2009 dengan melibatkan sebanyak 1.687 responden remaja berusia 12-19 tahun. Dari hasil studinya ditemukan bahwa sekitar 90% dari mereka sering mendengarkan musik melalui headphone pada perangkat audio portabel. Lalu, sekitar 29% dari mereka berisiko mengalami gangguan pendengaran karena terpapar suara dengan intensitas 89 desibel lebih dari 1 jam setiap hari.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ansari pada 2011 terhadap 2.400 siswa SMA yang menggunakan headphones atau perangkat audio lainnya. Hasil, sekitar 45% siswa mengalami masalah pendengaran, dengan perempuan memiliki persentase lebih tinggi dibanding laki-laki. Sekitar 37% responden mengaku mendengarkan musik secara terus-menerus, sementara 50% lainnya mendengarkan musik dengan volume lebih tinggi dari biasanya.
Pada tahun 2014, Naik dkk. melakukan penelitian terhadap 1000 mahasiswa yang dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphones. Kelompok A diisi oleh mereka yang memiliki kecenderungan mendengarkan musik dengan earphones minimal 2 jam setiap harinya. Kelompok B punya kecenderungan mendengarkan musik dengan headphones selama kurang dari 1 jam setiap harinya.
Kelompok C diisi oleh mahasiswa yang menggunakan headphones, namun lebih sering memakai speaker. Sementara kelompok D berisikan mahasiswa yang tidak terbiasa menggunakan headphones saat mendengarkan musik.
Hasilnya menunjukkan bahwa 5-10% mahasiswa yang mendengarkan musik lebih dari 2 jam sehari mengalami kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi. Sementara itu, mahasiswa yang tidak terbiasa menggunakan headphones (kelompok D) tidak menunjukkan masalah pendengaran yang signifikan.
Studi lain yang dilakukan Zia pada 2019 menunjukkan bahwa penggunaan earphones, earbud, atau bahkan kebiasaan berenang dapat menyebabkan berbagai masalah telinga. Mulai dari masalah kesemutan, keluarnya cairan dari telinga, cedera di liang telinga, tinitus, dan gangguan pendengaran. Sekitar 56% dari mereka yang sering menggunakan headphones melaporkan mengalami masalah pada telinga, seperti gatal, infeksi telinga, bahkan kerusakan pendengaran.
Di tahun 2020, Byeon mengkaji sebanyak 530 remaja Korea Selatan berusia 12-19 tahun yang terbiasa menggunakan headphones di lingkungan bising. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang terpapar suara bising melalui earphones ataupun headphones lebih dari 80 menit sehari berisiko kehilangan pendengaran hingga 20-25%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mereka 4,5 kali lebih rentan terhadap kerusakan pendengaran.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka bisa disimpulkan bahwa pakai TWS setiap hari bisa jadi menyebabkan tuli, sebab penggunaannya dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran.