Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Ternyata Kesehatan Mental Berpengaruh pada Keuangan! Ini Penjelasannya

pexels-karola-g-5900075.jpg
Pexels.com/Karola G
Intinya sih...
  • Stres, emosi, dan tekanan sosial sangat memengaruhi keputusan finansial seseorang.
  • Psikolog Olphi Disya Arinda membagikan metode STOP dan 4S untuk mencegah belanja impulsif.
  • Kredivo berperan dalam edukasi finansial lewat program KrediCourse agar pengguna lebih bijak mengelola pengeluaran.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kredivo baru saja menggelar sebuah media workshop bertajuk “KrediCourse: Mind vs Money: Belajar Atur Mental Sebelum Atur Pengeluaran” pada Selasa (2-11- 2025) kemarin. Acara ini dihadiri oleh Psikolog Klinis, Olphi Disya Arinda, M.Psi, yang membahas bagaimana kondisi mental, emosi, hingga tekanan sosial ternyata punya pengaruh besar dalam cara kita mengambil keputusan finansial.

Lewat perspektif psikologi, workshop ini membuka mata banyak peserta bahwa mengatur uang tak melulu soal angka, tapi juga tentang bagaimana kita memahami diri sendiri. Berikut rangkuman insight pentingnya mengenai pengaruh kesehatan mental dalam pengambilan keputusan keuangan. Check it out!

Hubungan antara kesehatan mental dan keputusan finansial

pexels-mart-production-7699511.jpg
Pexels.com/MART PRODUCTION

Kesehatan mental punya peran besar dalam cara seseorang mengatur uang. Saat seseorang berada dalam kondisi stres, cemas, atau kelelahan emosional, otak cenderung bekerja secara impulsif dan memilih keputusan jangka pendek. Dalam konteks finansial, hal ini muncul dalam bentuk kebiasaan membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, menggunakan paylater tanpa perhitungan, atau menunda kewajiban keuangan karena merasa kewalahan. Kondisi mental yang tidak stabil dapat mengganggu kemampuan otak mengambil keputusan rasional.

Selain itu, perilaku konsumtif sering kali dipicu oleh emosi yang tidak disadari. Misalnya, seseorang membeli kopi mahal atau barang-barang kecil sebagai bentuk self-reward setelah hari yang melelahkan, padahal bukan kebutuhan mendesak. Emosi negatif seperti kesepian, marah, atau stres bisa mendorong seseorang melakukan emotional spending untuk mencari rasa nyaman sesaat. Tanpa disadari, pola ini menjadi kebiasaan yang merugikan kondisi finansial dalam jangka panjang.

Tekanan sosial memperkuat keputusan finansial

pexels-karola-g-5900250.jpg
Pexels.com/Karola G

Di era media sosial, tekanan sosial jadi faktor yang semakin kuat dalam membentuk gaya hidup dan keputusan finansial seseorang. Melihat orang lain selalu tampil keren, produktif, atau berhasil sering kali membuat orang merasa perlu mengimbangi. Tanpa sadar, standar yang terbentuk hanyalah ilusi visual, namun dampaknya nyata di mana mereka membeli demi terlihat setara, bukan karena benar-benar dibutuhkan.

Tekanan dari lingkungan sekitar juga punya pengaruh besar. Ajakan nongkrong, budaya kerja yang hedon, hingga rasa gengsi di antara teman sebaya, semuanya bisa menuntun seseorang mengeluarkan lebih dari kemampuannya. Jika tidak memiliki kontrol diri yang kuat, rasa takut ketinggalan (FOMO) bisa menjadi pemicu belanja impulsif dan keputusan finansial yang kurang sehat.

Cara mencegahnya: metode STOP dan emergency money plan (4S)

pexels-karola-g-5900185.jpg
Pexels.com/Karola G

Melihat banyaknya dampak stres, emosi, dan tekanan sosial pada keputusan finansial, psikolog klinis, Olphi Disya Arinda, M.Psi menawarkan dua metode yang efektif untuk membantu mencegah perilaku konsumtif yang tidak disadari. Kedua pendekatan ini dirancang untuk membantu seseorang kembali terkendali sebelum membuat keputusan finansial.

Metode pertama adalah STOP, yaitu langkah reflektif sederhana sebelum membeli sesuatu yang biasanya dipicu emosi. Pertama memang harus Stop dengan hentikan dorongan impulsif. Dilanjutkan dengan Take a Breath, yaitu tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Lalu Observe, yakni perhatikan apa yang sedang dirasakan, kebutuhan finansial, dan apakah barang tersebut benar-benar perlu. Terakhir, Proceed: lanjutkan hanya jika keputusan sudah dipertimbangkan secara rasional.

Sementara itu, Emergency Money Plan (4S) membantu seseorang tetap stabil saat menghadapi situasi finansial darurat atau terasa panik. Pertama kamu memang harus Stop untuk memberi jeda, lalu State untuk menyadari perasaan yang muncul, dilanjutkan dengan Support untuk mencari bantuan atau panduan yang sesuai, dan Switch untuk beralih ke langkah finansial yang lebih aman dan sehat. Pendekatan ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal pengelolaan diri saat berada di bawah tekanan.

Peran Kredivo dalam edukasi dan keputusan finansial yang lebih sehat

WhatsApp Image 2025-12-03 at 18.23.20_2b92702f.jpg
Popbela.com/Adinda Tasya Mutiara

Sebagai layanan kredit instan seperti paylater dan cicilan online, Kredivo kini semakin aktif dalam mengedukasi pengguna agar lebih sadar terhadap perilaku finansialnya. Melalui program seperti KrediCourse, Kredivo tidak hanya menyediakan layanan pembayaran, tetapi juga berupaya membantu masyarakat memahami hubungan antara mental dan uang melalui media workshop. Dengan pendekatan edukatif ini, Kredivo berharap pengguna dapat menggunakan layanan finansial secara lebih bijaksana dan terencana.

Pada akhirnya, mengatur uang dimulai dari mengenali diri sendiri dulu karena saat mental lebih tenang, keputusan finansial pun jadi lebih sehat. Bagaimana menurut kamu, Bela? Related nggak?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

9 Tipe Kencan Member &TEAM, Mayoritas Pilih Home Date!

14 Des 2025, 16:00 WIBRelationship