Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
OFFICIAL POSTER - FEED.jpg
Dok. Imajinari Pictures

Intinya sih...

  • Kesepian mendorong Gema berbohong dan menciptakan kematian palsu demi rasa peduli.

  • Simbol hubungan retak antara harapan dan kenyataan menyoroti pentingnya penerimaan diri sendiri.

  • Kurangnya kasih sayang orang tua menumbuhkan rasa tak layak yang memengaruhi cara kita menjalin hubungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era serba cepat ini, rasa kesepian sering kali terselip di balik senyum atau candaan yang kita bagikan di media sosial. Film Tinggal Meninggal membungkus isu tersebut dalam balutan dark comedy yang absurd, tapi menampar realitas.

Film debut penyutradaraan dari Kristo Immanuel ini mengisahkan tentang Gema (Omara Esteghlal), seorang pemuda yang selalu merasa tak dianggap. Ketika ayahnya meninggal, perhatian yang datang tiba-tiba membuatnya merasa “hidup” untuk pertama kalinya. Namun, perhatian tersebut hanyalah sementara. Demi mempertahankan rasa itu, ia terjebak dalam kebohongan yang semakin lama semakin berbahaya.

Bukan sekadar hiburan, film ini juga menjadi refleksi bagaimana hubungan—baik dengan orang lain maupun diri sendiri—bisa berubah arah saat rasa kesepian, kebutuhan akan validasi, dan luka emosional bertemu dalam satu titik. So, ini dia pelajaran yang bisa dipetik dari film Tinggal Meninggal versi Popbela!

1. Kesepian bisa menjerumuskan

Dok. Imajinari Pictures

Gema rela berbohong bahkan menciptakan kematian palsu hanya untuk merasakan rasa peduli. Ini menunjukkan bahwa kesepian yang tak tertangani bisa mendorong seseorang melakukan hal ekstrem demi validasi sosial. Hal tersebut juga menjadi refleksi pahit tentang tekanan eksistensi di zaman media sosial.

2. Berdamai dengan diri sendiri itu penting!

Dok. Imajinari Pictures

Dalam film Tinggal Meninggal, Gema digambarkan sebagai sosok yang kesepian, tak punya teman, sehingga sering berbicara sendiri. Ia juga lebih sering berinteraksi dengan Gema kecil (Jared Ali) yang ada dalam foto.

Dialog antara Gema dewasa dan versi kecil dirinya jadi simbol hubungan yang retak antara harapan anak yang dulu, dan kenyataan dirinya saat ini. Hal tersebut memperlihatkan betapa pentingnya berdamai dengan diri sendiri sebelum mencari penerimaan dari orang lain.

3. Kurangnya kasih sayang orang tua timbulkan luka berkepanjangan

Dok. Imajinari Pictures

Film yang diproduksi oleh Imajinari Pictures ini dengan halus menyoroti bagaimana absennya dukungan emosional, khususnya dari figur penting atau orang tua, akan menumbuhkan luka masa kecil yang bisa berkepanjangan. Rasa "nggak layak dicintai" itu dapat terbawa sampai dewasa dan memengaruhi cara kita menjalin hubungan di masa depan.

4. Kebohongan bisa berujung pada hubungan toxic

Dok. Imajinari Pictures

Kebohongan Gema memang berawal dari niat mendapatkan perhatian. Namun, hal itu justru membentuk hubungan yang rapuh dengan teman-temannya. Hubungan pertemananan yang awalnya tulus, justru terbentuk menjadi penuh kepura-puraan hingga menimbulkan kecurigaan dari orang lain. Film ini memperingatkan kita bahwa keterbukaan, betapa pun sulitnya, adalah fondasi relasi yang sehat.

5. Empati adalah fondasi relasi sejati

Dok. Imajinari Pictures

Lewat gaya yang absurd dan komedi getirnya, film Tinggal Meninggal mengajak penonton untuk berpikir, "apa artinya benar-benar 'dilihat' dan seberapa jauh kita harus bereaksi demi merasa diperhatikan?". Hubungan bukan soal eksistensi, tapi tentang empati dan kehadiran nyata, baik dari diri sendiri maupun orang lain.

Kalau kamu lagi cari film lokal dengan humor getir dan pesan yang menampar, Tinggal Meninggal wajib masuk list, Bela. Film ini tayang mulai 14 Agustus 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Yuk, ajak teman atau gebetan buat nonton bareng!

Editorial Team