Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Hidup dari Film 'Jodoh 3 Bujang', Soal Cinta & Tradisi

180A0786.JPG
Dok. Poplicist
Intinya sih...
  • Cinta sejati tak dinilai dari materi, tapi tulus hati.
  • Komunikasi jujur dan terbuka penting dalam hubungan.
  • Menghargai tradisi tanpa membebani individu.

Mulai tayang 26 Juni 2025, film Jodoh 3 Bujang bukan sekadar suguhan komedi tentang tiga bujang, yaitu Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong) yang diminta orang tua mereka untuk menikah bareng demi menghemat biaya adat dari kampung halaman.

Di balik deretan adegan kocak dan momen absurd, Jodoh 3 Bujang ternyata punya pesan-pesan mendalam soal cinta, keluarga, sampai tradisi yang kadang bikin dilema. Walau dibalut nuansa komedi, film ini tetap menyelipkan nilai-nilai kehidupan yang bisa bikin para penonton merenung.

Nah, berikut ini lima pelajaran hidup yang bisa kamu ambil dari film Jodoh 3 Bujang!

1. Cinta sejati tidak diukur dengan materi

180A2570.JPG
Dok. Poplicist

Salah satu pesan utama film ini adalah bahwa cinta sejati bukan tentang seberapa tebal dompet seseorang, tapi seberapa tulus hati yang ia miliki. Di tengah tuntutan pernikahan dan tekanan uang panai yang besar, penonton diajak merenung soal apakah cinta yang tulus masih punya tempat di dunia yang serba komersial.

Salah satu karaker dalam film ini, yaitu Fadly (Jourdy Pranata), mengalami konflik yang berakar dari ketimpangan ekonomi dan harapan sosial. Namun, justru dari situ penonton belajar bahwa membangun hubungan yang sehat lebih penting daripada mengejar status sosial atau gengsi semata. Cinta yang baik seharusnya tidak datang dengan label harga.

2. Pentingnya komunikasi dalam hubungan

180A5028.JPG
Dok. Poplicist

Film ini memperlihatkan betapa rumitnya hubungan tanpa komunikasi yang terbuka. Tidak hanya antara pasangan, tetapi juga dalam lingkup keluarga. Ketika setiap karakter punya sudut pandangnya masing-masing, konflik pun tak terelakkan dan semua itu bisa diredam dengan komunikasi yang sehat.

Dengan dialog-dialog yang sering kali lucu tapi juga menyentuh, Jodoh 3 Bujang mengingatkan penonton bahwa bicara dari hati ke hati bisa menjadi kunci untuk menghindari kesalahpahaman. Komunikasi yang jujur dan terbuka membantu menyatukan visi, terutama dalam keputusan besar seperti pernikahan.

3. Menghargai tradisi

180A0609.JPG
Dok. Poplicist

Lewat latar budaya Makassar yang kental, termasuk tradisi pernikahan kembar dan uang panai, film ini memperlihatkan bagaimana tradisi bisa menjadi sesuatu yang indah, asal tidak dijadikan tekanan. Ada batas tipis antara menghormati adat dan terjebak dalam kewajiban yang memberatkan.

Jodoh 3 Bujang menunjukkan bahwa tradisi bisa tetap dijalankan dengan cara yang lebih fleksibel dan penuh makna, tanpa mengorbankan kebahagiaan individu. Menghargai budaya bukan berarti harus memaksakan diri, tapi bagaimana bisa menjalani nilai-nilai tersebut dengan penuh kesadaran.

4. Pernikahan adalah keputusan besar yang butuh kesadaran

180A0786.JPG
Dok. Poplicist

Banyak yang masih berpikir bahwa menikah adalah solusi untuk menyenangkan orang tua atau sekadar mengikuti usia. Padahal, Jodoh 3 Bujang ingin menyampaikan bahwa menikah butuh kesiapan mental, emosional, dan komitmen yang tidak main-main.

Dalam film ini, ketiga bujang bersaudara harus bergelut dengan tuntutan pernikahan dari orang tua. Namun, pada akhirnya mereka juga belajar bahwa keputusan sebesar itu tidak bisa diambil semata karena tekanan luar. Setiap orang punya hak untuk memilih kapan dan dengan siapa mereka siap berbagi hidup.

5. Soal nilai kebersamaan dan solidaritas

180A6461-2.JPG
Dok. Poplicist

Di tengah segala kekacauan dan tantangan yang dihadapi, film ini tetap menegaskan pentingnya ikatan keluarga. Meskipun sempat berselisih, ketiga bujang tetap saling mendukung dan berusaha mencari jalan keluar bersama.

Solidaritas dan rasa saling peduli antar anggota keluarga menjadi kekuatan utama mereka. Jodoh 3 Bujang mengingatkan bahwa keluarga bukan cuma tempat pulang, tapi juga tempat berbagi beban dan kebahagiaan.

Jodoh 3 Bujang bukan hanya menghibur, tapi juga membuka ruang diskusi tentang cinta, budaya, dan arti pentingnya keluarga. Jangan lupa saksikan filmnya pada 26 Juni 2025 mendatang di seluruh bioskop Indonesia, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us