Baim Alkatiri atau Baim 'Cilik' merupakan aktor cilik yang namanya melambung di awal tahun 2000-an. Ia membintangi beberapa sinetron hits kala itu, seperti Doo Bee Doo pada tahun 2007 dan Baim Anak Sholeh yang tayang tahun 2009.
Setelahnya, nama Baim justru meredup dan ia jarang tampil lagi di layar kaca. Kini, sang aktor sudah beranjak dewasa dan sedang menimba ilmu di SMA Surya Buana Malang, Jawa Timur.
Nama Baim kembali diperbincangkan akhir-akhir ini setelah tampil dalam kanal YouTube kasisolusi. Mantan aktor cilik itu menceritakan saat dirinya memutuskan keluar dari dunia hiburan hingga konflik yang dialami keluarganya. Ternyata, ia dibesarkan oleh seorang single mom tanpa dinafkahi sang ayah.
Berikut beberapa fakta keluarga Baim Alkatiri yang sedang mencari pertanggungjawaban untuk dirinya dari sang ayah.
1. Lahir dari pasangan Halil dan Sakina
Ibrahim Khalil Alkatiri atau yang kerap disapa Baim, lahir pada 7 Juni 2005 di Batu, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai seorang aktor cilik dan penyanyi yang populer di sekitar tahun 2007 sampai 2014. Baim lahir dari pasangan, Halil Fuad Alkatiri dan Sakina.
2. Orang tua Baim sudah bercerai
Dalam podcast di YouTube kasisolusi, Baim mengaku kalau orang tuanya sudah bercerai. Kedua orang tuanya memilih berpisah saat dirinya masih kecil. Hal tersebut membawa dampak emosional pada Baim. Ayah Baim juga diketahui sudah memiliki keluarga lain usai bercerai dengan ibunya.
3. Memiliki kakak dan adik sambung
Baim diketahui memiliki kakak bernama Akbar Khalil Alkatiri yang pernah ikut syuting bersamanya. Dalam unggahan di Instagram, Baim juga memiliki seorang adik laki-laki. Selain itu, dalam podcast bersama Deryansha itu, Baim mengaku memiliki dua orang adik sambung dari pernikahan ayahnya dengan perempuan lain usai bercerai.
4. Harta hasil kerja Baim diambil ayahnya
Dalam bincang-bincang tersebut, Baim mengatakan sudah tak sanggup untuk menutupi semua kekecewaannya terhadap sang ayah hingga akhirnya memilih membongkar semuanya.
Pertama, ia mengatakan kalau harta hasil kerja kerasnya dari usia tiga tahun diambil oleh sang ayah. Meski tak terlalu keberatan, namun ia bingung ke mana perginya uang tersebut, karena baginya uang sekolahnya pun tak sebanyak itu, namun ia seperti tidak menikmatinya, bahkan untuk biaya sekolah saja.
"Terakhir hartaku depan mata, aset depan mata punyaku yang aku tahu cuma ada rumah dua dan yang satu dijual sama ayahku," ujar Baim dikutip dari YouTube kasisolusi.
"Dulu 2017 atau 2018 laku setahuku Rp1,3 miliar," sambungnya.
Baim bingung ke mana uang hasil penjualan rumah tersebut yang ia yakini dibeli dari kerja keras dia sejak usia 3 tahun. Ia pun merinci pengeluaran yang mungkin dihabiskan dari uang Rp1,3 miliar itu.
"Dia jual rumah itu setelah aku masuk pondok. Aku masuk pondok, rumah itu udah dijual. Oke lah masak aku mondok dua tahun di Solo Rp1,3 M habis kan nggak mungkin," ucap Baim.
"Aku masuk pondok Rp20 juta doang, murah banget. Duit jajanku nggak sampai Rp1 juta di pondok, SPP Rp1,2 juta," sambungnya.
Baim mengatakan ia keluar dari dunia hiburan dan memilih untuk masuk ke pondok pesantren sesuai dengan permintaan sang ayah. Namun lambat laun, ayahnya justru seperti lepas tanggung jawab padanya.
5. Tak dinafkahi, Baim bayar uang sekolah sendiri
Baim juga melanjutkan bahwa sudah dua tahun ini ia tidak dinafkahi oleh sang ayah. Bahkan, ia membayar uang sekolahnya sendiri dengan berjualan susu kambing dan parfum hingga saat ini. Uang yang sempat ayahnya kirim untuknya terkadang tak cukup, tapi ia tak meminta lebih dan justru mencari kekurangannya dengan usaha sendiri.
"Aku udah nggak ada nerima uang sepeser pun sama sekali dari ayahku sejak 2022. Aku masih ingat Agustus 2022, terakhir duitku masuk dari Ayah," tutur Baim.
Aktor sekaligus pengusaha muda itu pernah menelepon ayahnya untuk meminta uang bayaran sekolah, namun ayahnya tak terlalu menanggapi.
"Aku nelepon minta duit sekolahku mana, udah waktunya bayar SPP. 'Aduh, Abah nggak ada duit,' itu nggak masuk akal banget," ungkapnya.
"Kalau aku telepon ke Abah untuk minta biayain sekolah, dia selalu ada alasan kayak, 'Tolong bayarin uang sekolah aku'. Dia langsung, 'Nanti dulu ya Abah lagi sibuk ini'. Setelah itu teleponnya dimatiin sama dia. Aku juga bingung kenapa dia begitu. Terakhir pokoknya Agustus 2022 itu aku sudah tidak lagi mendapatkan nafkah dari Abah," katanya lagi.
"Aku nggak pernah bilang (kurang), aku masih bilang 'makasih Bah.' Sisanya aku cari sendiri kurangnya," ujar Baim.
"Aku nggak pernah, bahkan aku lho nggak pernah ngungkit duit itu. Kalau aku ungkit, dia pasti diem, malah marah ujung-ujungnya dia," imbuhya.
"(Jualan) karena kurang duitnya aslinya," kata Baim sambil tersenyum.
"Dulu pernah pas COVID itu aku jualan susu kambing di Malang, kan aku memang pindah ke Malang masuk pesantren di sana. Nah, sekarang ditambah lagi sama usaha parfum," cerita Baim.
6. Adik sambungnya juga tak dinafkahi
Selain dirinya, Baim membongkar kalau kedua adik sambungnya juga tak dinafkahi setahun ke belakang oleh ayahnya. Ayahnya pernah berkata pada Baim kalau uang hasil kerja Baim ditabung untuk keperluan sekolah, namun nyatanya tidak ada.
"Masalahnya, yang nggak dinafkahi bukan cuma aku, adikku kecil dua itu nggak dinafkahi. Aku dengar dari mama tiriku, terakhir kasih itu tahun lalu," kata Baim.
"Bilangnya duitku ditabung buat keperluanku sekolah, nggak ada. Aku sekolah, sumpah demi Allah aku sekolah bayar sendiri," ucap Baim.
7. Ingin pertanggungjawaban ayah
Kini, Baim mengaku telah hilang kontak dengan sang ayah. Ia hanya tahu kalau ayahnya kini sedang berada di Australia dan sudah mendapat pekerjaan baru.
"Aku sekolah itu keputusannya dia. Kalau memang nggak mampu bayari sekolahku, aku nggak apa-apa berhenti sekolah. Aku bisa ambil ujian paket. Lagian umurku bukan lagi umur anak SMA, nemu di mana anak kelas tiga SMA 19 tahun, itu jarang gitu lho," ujar Baim saat ditemui media di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).
"Maksudnya kalau nggak mampu ya bilang saja, nggak usah semua dibebani ke aku. Nggak usah lari, nggak usah kabur, sudah pasti aku kejar," sambungnya.
"Aku dengar sih dia sudah mulai kerja sekarang, tapi mana duitnya. Aku nggak bakal nganggep dia tanggung jawab sampai dia sendiri yang hubungi aku, dia yang transfer langsung rekeningku. Aku nggak mau lewat orang. Aku mau dia langsung yang ambil tanggung jawab," jelasnya lagi.
Ia sangat ingin meminta pertanggungjawaban serta penjelasan dari sang ayah. CEO xperfumery itu ingin ayahnya bertanggung jawab untuk dirinya dan adik-adiknya, bukan malah kabur dan lepas tanggung jawab.
"Harapannya ayo sini, tanggung jawab, selesain baik-baik. Nggak seperti ini caranya, nggak lari kayak begini. Tanggung jawab, karena duit sekolah itu sama sekali nggak murah. Tiga tahun aku sekolah nggak dibayari Ayah, itu semua mana? Masa itu harus aku sendiri yang bayar, aku mau duit aku diganti," tutur Baim.
Baim mungkin memilih damai dengan sang ayah, tapi bukan hanya sekadar ucapan. Baginya, tetap akan ada konsekuensi yang harus ditanggung untuk semua perbuatan yang dilakukan.
"Damai tuh nggak bisa cuma pakai mulut gue tahu. Harus ada tanggung jawab dari dia, harus ada bentuk penyesalan dari dia. Semua hal yang dia lakuin harus ada konsekuensinya," ucap aktor Buku Harian Baim itu.
8. Meski kecewa, Baim tetap menghormati ayahnya
Baim mengaku ia sangat kecewa dengan sang ayah, bahkan pernah kehilangan rasa hormat dan tak mampu menyimpan semua unek-unek tentang perlakukan ayahnya kepada dirinya. Laki-laki 19 tahun ini mengaku rindu pada ayahnya, tapi juga butuh penjelasan.
"Aku sudah capek. Aku sudah muak sama tingkah ayahku. Aku sudah muak harus ngelakuin kewajiban dia. Aku sudah muak nutupin semuanya," tegasnya.
"Ya kangen sih, cuma mau tahu saja ini kenapa sih. Minta penjelasan dari Abah, 'Kenapa semua ini?' Cuma aku sekarang sudah kehilangan rasa hormat sama dia sih," ungkapnya.
Meskipun begitu, Baim masih berusaha untuk tetap menghargai sang ayah sebagai orangtuanya.
"Tetep ayahku mau segimana pun juga dia tetap ayahku, walaupun dia enggak menjalani kewajiban dia sebagai seorang ayah," ujar Baim.
Itulah fakta keluarga Baim Alkatiri yang sedang menjadi sorotan karena meminta pertanggungjawaban ayahnya.