7 Fakta Keluarga Nadiem Makarim, Lahir dari Lingkungan Anti Korupsi

Nadiem Makarim adalah putra dari pasangan, Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie (Atika Makarim). Ayahnya adalah seorang aktivis angkatan 1966, sekaligus pernah menjadi anggota DPR Gotong Royong (1967–1971). Dalam segi pendidikan, setelah lulus dari jurusan Hukum di Universitas Indonesia, Nono Anwar Makarim melanjutkan studi ke Harvard Law School dan menjadi peneliti di Harvard Centre for International Affairs. Selain itu, ia dikenal juga sebagai penulis, kolumnis, serta pendiri beberapa yayasan seperti Yayasan Akasra, Yayasan Biodiversitas Indonesia, dan Yayasan Bambu Indonesia.

Sementara ibunya, Atika Makarim, adalah pendiri Bung Hatta Anti-Corruption Award. Sama seperti suaminya, Atika juga lulusan Master of Education dari Harvard University, dan dikenal luas sebagai aktivis perempuan yang turut mendirikan majalah Femina. Ia aktif mengkampanyekan pluralisme, integritas, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Nggak heran kalau banyak nilai hidup yang ditanamkan dalam keluarga ini sejak awal, mulai dari pentingnya pendidikan, toleransi, sampai keberanian untuk bersuara dan berjuang.

Nadiem Makarim yang lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Ia punya dua kakak perempuan, yakni Rayya Makarim dan Hana Makarim. Sang kakak sulung, Rayya Makariem, berkarier di dunia film dan seni sebagai sutradara dan penulis naskah. Sementara Hana Makarim merupakan pengusaha kuliner yang punya bisnis sendiri. Bisa dibilang, keluarga ini punya spektrum yang luas, mulai dari politik, pendidikan, seni, sampai entrepreneurship.

Selain berpendidikan tinggi, Nadiem Makarim juga lahir dalam keluarga yang anti-korupsi. Hal tersebut sempat diungkapkan oleh pendiri Gojek itu saat tampil di podcast Deddy Corbuzier. Dalam video itu, Nadiem menegaskan bahwa dirinya berasal dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi integritas.

“Mas kenal saya. Ayah saya dulunya Komite Etika KPK. Ibu saya pendiri daripada Bung Hatta Anti Corruption Award. Saya lahir dan dibesarkan di keluarga anti-korupsi, Mas,” ucap Nadiem dalam video tersebut.

Video lama itu pun kini kembali ramai di media sosial setelah Nadiem ditetapkan sebagai tersangka korupsi pengadaan laptop Chromebook. Pernyataan tersebut kini menjadi ironi tersendiri di tengah proses hukum yang sedang berjalan.

Pada tahun 2014, Nadiem menikah dengan Franka Franklin, seorang perempuan berdarah Belanda-Indonesia yang juga pendiri brand perhiasan lokal, Tulola. Keduanya menikah dalam upacara Katolik di Bali, meski Nadiem sendiri beragama Islam.

Pasangan ini dikenal sangat toleran dan saling mendukung satu sama lain. Perbedaan keyakinan bukan menjadi penghalang, justru jadi kekuatan dalam membangun rumah tangga yang saling memahami dan menghormati.

Nadiem dan Franka dikaruniai empat anak dari pernikahan mereka. Namun, mereka nyaris nggak pernah membagikan wajah atau identitas anak-anaknya di media sosial. Mereka memilih menjaga privasi keluarga, bahkan di era digital yang serba terbuka seperti sekarang.

Pilihan untuk tidak mengekspos anak-anak mereka ke publik adalah bagian dari komitmen Nadiem dan Franka untuk memberikan ruang aman bagi tumbuh kembang sang buah hati. Di tengah posisi Nadiem sebagai figur publik dan pejabat negara, mereka sadar bahwa eksposur berlebihan bisa membawa risiko tersendiri.

Franka dan Nadiem tampaknya ingin anak-anak mereka tumbuh sebagai individu bebas yang nggak perlu terbebani oleh identitas atau posisi orang tuanya.

Meski jarang tampil berlebihan, hubungan Nadiem dan Franka terlihat harmonis. Keduanya sering kali menghabiskan momen penting bersama. Mulai dari momen ulang tahun yang hanya beda 4 hari dan dirayakan dengan ucapan manis, sampai momen sederhana seperti date night di mana Franka menyetir sendiri. Nadiem dan Franka tampil sebagai pasangan yang setara dan saling mendukung.

“Disupirin lagi. Terima kasih sayangku!” tulis Nadiem dalam Instagram Story-nya yang sempat bikin netizen baper.

Mereka juga sempat membawa anak bungsu mereka untuk bertemu langsung dengan Paus Fransiskus pada September 2024 di Gereja Katedral Jakarta. Ini menjadi momen spiritual yang langka dan sangat personal. Paus bahkan memberikan nama untuk salah satu anak mereka, Samudra, dan memberkatinya langsung.

Itulah fakta keluarga Nadiem Makarim. Meski kini namanya tengah tersandung kasus besar, kisah keluarga Nadiem Makarim tetap menjadi cermin tentang nilai, prinsip, dan dinamika kehidupan pribadi yang jarang tersorot. Ia lahir dari keluarga idealis, menikah dengan penuh toleransi, dan membesarkan anak-anaknya dalam ruang yang tenang, jauh dari hingar-bingar publik.