7 Fakta Keluarga Dion Wiyoko, Alami Masa Kecil yang Penuh Luka

Dion Wiyoko lahir di Surabaya pada 3 Mei 1984 dan berasal dari keluarga keturunan Tionghoa. Meskipun tinggal di Indonesia, latar belakang etnis ini membentuk sebagian dari nilai yang dianutnya sejak kecil.

Sebagai bagian dari minoritas Tionghoa, Dion juga sempat merasakan bagaimana menjadi "berbeda" di tengah lingkungan sosial. Tapi, hal tersebut justru memperkuat identitasnya dan menjadi warna tersendiri dalam perjalanan hidupnya, termasuk dalam karier di dunia hiburan.

Kehidupan keluarga Dion berubah drastis saat usianya baru satu tahun. Kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Sejak saat itu, Dion harus menjalani hidup dalam keluarga yang tidak lagi utuh karena tinggal bersama sang ibu, sementara ayah dan kakaknya memilih tinggal terpisah dari mereka.

Alhasil, masa-masa awal pertumbuhan Dion pun dihabiskan hanya berdua dengan ibunya saja. Sang ibu menjadi satu-satunya figur orang dewasa yang menemaninya setiap hari.

Setelah perceraian orang tuanya, Dion bukan hanya kehilangan keutuhan keluarga, tetapi juga harus terpisah dari sosok ayah dan kakaknya. Kedua anggota keluarga tersebut tinggal di lokasi berbeda, sementara Dion hanya hidup berdua dengan ibunya.

Kondisi ini membuat Dion tumbuh dengan perasaan kesepian dan kerinduan terhadap figur keluarga lengkap. Namun, sisi positifnya hubungan Dion dan ibunya menjadi sangat dekat secara emosional. Ibunda Dion pun menjadi pelindung sekaligus pahlawan dalam hidup sang aktor di masa kecil.

Saat duduk di bangku kelas 5 SD, Dion mengalami salah satu momen paling berat dalam hidupnya. Sang ibu memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat dan tidak kembali ke Indonesia selamanya.

Kala itu, momen perpisahan mereka di stasiun kereta Surabaya menuju Jakarta menjadi kenangan yang membekas dalam ingatan Dion. Ia harus merelakan satu-satunya orang yang paling dekat dengannya untuk pergi jauh. Sejak saat itu, Dion benar-benar hidup tanpa kehadiran sang ibu di sampingnya.

Setelah sang ibu pergi, Dion pun tinggal bersama ayah dan kakaknya di Surabaya. Sayangnya, kondisi ekonomi keluarga mereka justru semakin menurun. Saat Dion duduk di kelas 6 SD, ayahnya mengalami kebangkrutan total yang mengakibatkan perekonomian melemah.

Kehidupan mereka pun langsung berubah drastis. Dion harus hidup dalam keterbatasan ekonomi dan berjuang bersama keluarganya. Masa-masa ini menjadi salah satu fase terberat dalam hidupnya karena ia harus menghadapi tekanan mental dan finansial di saat yang bersamaan.

Lantaran kondisi ekonomi ayahnya semakin sulit, Dion akhirnya pindah ke rumah tantenya di BSD, Tangerang. Di sanalah ia menyelesaikan pendidikan SMP hingga perguruan tinggi. Meski harus kembali berpisah dari keluarganya, lingkungan baru tersebut membawa harapan baru untuk Dion.

Tantenya menjadi sosok penyelamat yang memberikan Dion kesempatan untuk memperbaiki masa depannya. Di bawah asuhan sang tante, Dion perlahan-lahan bangkit dan mulai membentuk kepribadian tangguh yang akhirnya mengantarkan Dion pada karier sukses seperti sekarang.

Setelah melewati masa-masa sulit di masa lampau, Dion harus kembali menerima kenyataan pahit bahwa sang ayah dinyatakan meninggal dunia pada 2011. Di saat Dion mulai meraih mimpinya dan membangun karier, ia kehilangan sosok ayah yang pernah menemaninya di masa-masa sulit.

Kehilangan itu menjadi emosional yang sangat dalam bagi Dion. Meski sempat menjalani kehidupan yang terpisah, hubungan mereka tetap memiliki ikatan batin yang kuat. Kepergian sang ayah menjadi bagian penting dari perjalanan Dion menuju kedewasaan.

Itulah beberapa fakta keluarga Dion Wiyoko. Bagaimana menurut kalian, Bela?