Apa Itu Pembohong Patologis dan Kompulsif? Ini Perbedaannya! 

Ternyata, pembohong juga ada jenisnya, lho, Bela.

Apa Itu Pembohong Patologis dan Kompulsif? Ini Perbedaannya! 

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sepertinya nggak ada satu pun manusia biasa di dunia ini yang nggak pernah berbohong, baik dengan tujuan baik atau memang ingin menipu orang lain. Tapi, tahukah kamu kalau pembohong juga bisa terbagi ke dalam dua jenis?

Di artikel ini Popbela akan memberitahukan dua jenis pembohong yang bisa terjadi pada seseorang, atau bahkan pasanganmu. Jika si dia mulai menjadikan berbohong menjadi kebiasaan dalam berhubungan dengan orang lain, kamu harus tahu dia masuk jenis yang mana. Dengan begitu, kamu juga akan tahu cara untuk menghadapinya.

Pembohong patologis dan pembohong kompulsif

Apa Itu Pembohong Patologis dan Kompulsif? Ini Perbedaannya! 

Ketika berbohong menjadi kebiasaan, atau garis antara kebenaran dan kepalsuan mulai kabur, kemungkinan seseorang akan menjadi pembohong kompulsif dan patologis.

Well, keduanya memang sama-sama pembohong. Tapi, mempelajari perbedaan utama antara kedua tipe tersebut dapat membantumu lebih memahami maksud orang yang berbohong dan bagaimana cara berhubungan dengan secara lebih efektif dengan orang tersebut.

Kedua jenis pembohong ini cenderung sangat sering berbohong, tapi ada yang membedakan diantara keduanya. Pembohong patologis berbohong dengan kecenderungan manipulatif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, menyelamatkan dirinya, atau bahkan keluar dan menghindari masalah, kata psikolog klinis Ramani Durvasula, PhD.

Sementara seorang pembohong kompulsif, melakukannya kebohongannya karena kebiasaan, serta sering kali dengan konsekuensi minimal dan tanpa alasan yang nyata. Jadi, sebenarnya nggak ada untungnya juga kalau mereka berbohong, tapi tetap saja itu dilakukannya.

Pembohong patologis, berbohong dengan tujuan manipulatif

Perbedaan utama pembohong patologis dengan pembohong kompulsif adalah pembohong patologis cenderung mewujudkan pendekatan yang lebih manipulatif untuk berbohong. Mereka sering memutar jaring kebohongan yang rumit untuk mencapai beberapa keuntungan pribadi.

Dr. Ramani bilang, hal tersebut membuat kebohongan yang mereka lakukan sering kali merugikan orang lain, yang mungkin nggak disadari oleh si pembohong patologis ini.

Kurangnya empati atau kesadaran tentang bagaimana tindakan berbohong yang mereka lakukan itu dapat berdampak pada orang lain, menjadi salah satu penyebab kebohongan patologis cenderung berhubungan dengan sifat narsistik atau gangguan kepribadian narsistik.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here