Bela, menurutmu lebih berat yang mana: satu kilogram batu kerikil atau satu kilogram bulu angsa? Ya, memang, keduanya sudah jelas sama berat. Namun, karena kita sudah punya pikiran bahwa bulu angsa sangat ringan, otak kita reflek membayangkan bahwa satu kilogram bulu angsa tidak seberat batu kerikil. Begitu juga halnya dengan beban hidup kita, Bela. Hidup tanpa beban memang tak mungkin, pasti ada saja. Tapi kalau kita sudah melatih dan mengkondisikan pikiran kita sedemikian rupa, beban yang kita pikul tak akan terasa seberat menggendong batu kerikil. Kita pun akan siap menerima kebahagiaan dalam hidup dan terbebas dari keluhan sepanjang hari. Yuk, kita intip saja berikut ini sepuluh prinsip utama yang harus kamu tanamkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar bebanmu terasa jauh lebih enteng.
1. 
Kalau kamu membiasakan diri untuk selalu bersyukur dan berterima kasih, segala bebanmu akan terasa jauh lebih ringan karena ada sepuluh tangan ekstra yang bisa membantumu memikulnya. Jadi setiap kali bibirmu hendak mengucap keluhan, sadari dan ganti dengan kalimat penuh syukur atas apa yang kamu miliki saat ini.
2. 
Hidupmu tak serumit yang kamu bayangkan, kok. Memang akan selalu ada tantangan yang menghalangi jalanmu, tapi itu semua tergantung caramu menyikapinya. Jika kamu optimis, kamu tak akan mudah menyerah dan selalu bisa mencari solusi yang tepat dari setiap permasalahanmu.
3. 
Manusia punya kecenderungan naluriah untuk membandingkan apa yang ia miliki dengan orang lain. Kalau mau bahagia, kamu harus pandai memanfaatkan kebiasaan ini. Bandingkan dirimu dengan orang yang lebih sukses, pintar, atau bahagia. Namun jangan mencari perbedaan kalian, tapi fokuslah pada kesamaan kalian. Misalnya temanmu jauh lebih sukses dalam karier. Jangan berpikiran, "Ah, pantas saja dia sukses. Dia kan mewarisi usaha tersebut dari orang tuanya. Coba saja orang tuaku juga sekaya itu,". Ganti dengan, "Kami sama-sama pekerja keras, kami juga sama-sama mau mendengarkan orang lain dan pandai beradaptasi. Jadi kalau dia bisa sukses, kenapa aku tidak?".
4. 
Tanpa kesadaran diri, kamu tak akan tahu apa yang kamu butuhkan dan apa yang sudah berhasil kamu miliki. Kamu juga tak akan tahu kebiasaan-kebiasaan burukmu dan bagaimana menghentikannya. Lalu bagaimana cara mengasahnya? Perbanyak membaca buku karena dari situ kamu bisa dan terbiasa bercermin pada dirimu sendiri. Selain itu, biasakan untuk bertanya pada dirimu sendiri sebelum bertindak atau berkata-kata, apakah tindakan tersebut perlu dilakukan olehmu saat ini? Kalau iya, mengapa? Apa saja dampaknya?
5. 
Memaafkan bukan berarti kamu menyetujui hal tersebut dilakukan terhadapmu. Memaafkan tak harus diucapkan dari mulutmu secara gamblang. Bukan berarti pula kamu harus berteman baik lagi dengan orang yang telah menyakitimu. Memaafkan di sini maksudnya menerima kejadian yang sudah lewat, memahami bahwa kamu tak bisa mengubah situasinya, dan tidak menyimpan dendam apa pun.
6. 
Memerhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain, mencoba membayangkan kalau kamu ada di posisi mereka, dan bertindak menurut pengamatan tersebut sudah terbukti efektif untuk meningkatkan kebahagiaan seseorang. Biasanya memang kita bahagia kalau segala kebutuhan kita terpenuhi. Tapi ternyata bisa memenuhi kebutuhan orang lain juga membuat kita sama bahagianya, lho.
7. 
Kita memang tak bisa mengendalikan arah hidup kita sepenuhnya. Pasti ada saja tekanan yang menghampiri dan tak bisa kita hindari. Tapi kita bisa mengelola emosi dan perasaan kita, misalnya saat ada masalah keluarga atau soal pekerjaan di kantor. Mengelola emosimu agar tak meledak-ledak hanya bisa dilakukan jika kamu rajin melatihnya dan selalu berpikir bahwa kebahagiaanmu tak ditentukan hanya oleh satu hal tertentu saja. Masih banyak hal lain yang bisa membuatmu tersenyum.
8. 
Sebagai cewek modern, kadang kita mendapat tekanan dari diri sendiri untuk menjadi sosok mandiri yang bisa melakukan segala hal sendirian. Padahal, kamu harus tahu bahwa tak ada salahnya kalau kamu meminta bantuan dari orang lain. Kamu bukannya merepotkan, tapi memberi kesempatan bagi orang lain untuk berbuat baik.
9. 
Bermimpi boleh yang tinggi! Harus, bahkan. Tapi tetap yang realistis dan bisa diwujudkan, ya. Lalu bagaimana caranya membedakan mimpi yang realistis dan tidak? Satu-satunya cara adalah dengan menilai usahamu meraih mimpi tersebut. Kalau kamu punya mimpi besar, misalnya buka prakter dokter spesialis sendiri, tapi kamu masih sering bolos kelas dan tak pernah menyelesaikan laporan di sekolah kedokteran, bagaimana bisa disebut realistis?
10. 
Bahagia hanya bisa dicapai ketika kamu punya keseimbangan tubuh dan pikiran, Bela. Ingat, kamu hanya punya satu tubuh dan pikiran ini saja hingga kelak kamu tua. Jadi kalau tidak dirawat baik-baik, kamu sendiri tak akan siap ketika kesempatan untuk berbahagia datang menghampirimu.
Bagaimana, Bela? Sudah siapkah kamu untuk menyambut kebahagiaan dan hidup yang lebih enteng? Dari sepuluh prinsip ini, cobalah untuk melatihnya satu per satu karena tidak mungkin kalau kamu berharap bisa instan langsung menguasai semuanya. Pilih satu yang menurutmu paling penting, kemudian setelah berhasil menerapkannya, coba prinsip kedua, ketiga, dan seterusnya. Selamat mencoba!
