Perempuan Harus Tahu, Ini 5 Cara Laki-Laki Menghadapi Patah Hati

Ketika laki-laki merasa sakit hati, mereka biasanya akan lebih memilih untuk tidur dibandingkan harus beraktivitas seperti biasa. Tak jarang mereka akan tertidur sepanjang waktu dan hanya melakukan aktivitas kecil seperti makan dan mandi. Mereka cenderung ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin tanpa harus sadar. Karena ketika mereka tidur, mereka tidak akan merasakan sakit.

Anehnya, video game bisa menjadi terapi bagi laki-laki. Ini disebabkan karena video game dapat memberi laki-laki dunia baru berupa kesempatan untuk mundur dan mengulang sesuatu yang sebelumnya gagal. Setelah perpisahan yang menyakitkan, mereka tak jarang ingin mundur ke waktu di mana segala sesuatu berjalan dengan baik dan masuk akal. Hanya video game-lah yang memberi kesempatan ini. Singkatnya, dunia game adalah ruang yang aman bagi laki-laki.

Cara yang satu ini sebenarnya hanya dilakukan oleh beberapa orang saja karena dianggap sebagai ide yang buruk. Mereka mencoba kembali untuk memperbaiki keadaan dan mengulang hubungannya dari awal. Hal ini disebabkan karena sedari kecil laki-laki diajarkan untuk memperbaiki keadaan dan selalu bergerak maju. Jadi, saat hubungannya tidak berjalan baik, mereka akan berpikir untuk kembali dan mencoba lagi.

Saat seorang laki-laki mengalami patah hati, tak jarang teman-temannya justru menyeret mereka ke kelab. Ini dilakukan dengan tujuan agar mereka dapat bersenang-senang dan melupakan rasa sakitnya. Walau hal ini cukup jarang dilakukan, tetapi pada beberapa kelompok orang, ini adalah hal yang biasa. Padahal, ini merupakan cara paling sia-sia yang dilakukan seseorang untuk memaksa orang lain atau dirinya sendiri sembuh.

Diam adalah cara paling tidak sehat untuk laki-laki menghadapi patah hati. Terkadang, ketika seorang laki-laki terluka, mereka akan memilih untuk mundur begitu saja dari dunia. Mereka mulai berhenti menemui teman-temannya, berhenti berpacaran, dan memutuskan hubungan dengan orang lain. Alasan hal ini bisa terjadi adalah karena mereka tidak mengikuti saran temannya atau bahkan memang tidak mau sembuh. Selain itu, mereka juga kerap bingung tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi kehilangan dan mengatasi patah hati.