Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengenal Mati Rasa dalam Psikologi dan Cara Mengatasinya

Seperti tidak bisa merasakan emosi apa pun

Nurul Hafiza Rizalia Putri

Apakah kamu pernah mendengar istilah mati rasa? Atau bahkan kamu sedang mengalaminya? Dalam psikologi, mati rasa emosional atau emotional numbness adalah keadaan di saat kamu tidak bisa mengekspresikan emosi.

Menurut Psikoterapis bersertifikat, Mayra Mendez, PhD, LMFT, mati rasa merupakan proses mental dan emosional yang dapat menutup perasaan. Hal inilah yang mungkin disebut sebagai defisit respons atau reaktivitas emosional.

Umumnya, mati rasa hanya bersifat sementara. Tetapi bagi sebagian orang, keadaan ini pada akhirnya menjadi perlindungan diri dari rasa sakit emosional atau fisik lebih lanjut. Meski demikian, jika seseorang mempertahankan cara seperti itu justru menimbulkan konsekuensi lebih lanjut.

Untuk mengenal istilah mati rasa dalam psikologi selengkapnya, simak artikel yang dirangkum Popbela sebagai berikut.

Penyebab mati rasa dalam psikologi

Dalam pandangan Roest-Gyimah, mati rasa adalah mekanisme bertahan hidup atau respons perlindungan terhadap trauma, stres, rasa sakit, atau ketidaknyamanan yang mungkin kita alami secara emosional atau fisik.

Selain itu, menurut seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Katie Ziskind, keadaan tersebut bisa menjadi parah, tergantung pada pemicunya. Di bawah ini, ada beberapa penyebab mengapa seseorang bisa mati rasa.

1. Trauma

Freepik.com/tirachradz

Mematikan perasaan dapat menjadi cara bagi seseorang untuk merasa aman dari peristiwa traumatis, seperti pelecehan fisik atau emosional, lingkungan rumah yang tidak stabil, atau perundungan.

"Mematikan emosional dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk bertahan setiap hari, karena memungkinkan individu untuk tidak merasakan sakit emosional yang terus menerus mereka hadapi, baik melalui kenangan atau kejadian saat ini," jelas Roest-Gymah.

Hidup dengan trauma juga dapat membuat beberapa orang menjadi disosiasi, yang terkadang mirip dengan mati rasa. Trauma ini seperti kamu memisahkan dan membantah segala sesuatu dari pemikiran diri sendiri serta emosimu.

2. Duka

Pexels.com/cottonbro studio

Sebagai mekanisme pertahanan, mati rasa dalam psikologi juga berfungsi sebagai cara untuk mengurangi rasa sakit dalam perasaan duka. Dalam penelitian di tahun 2016 tentang reaktivitas emosi, ditemukan bahwa duka yang menjadi rumit dapat memicu respons emosi yang kaku.

Bahkan, gangguan disosiasi bisa muncul ketika seseorang mengalami duka yang mendalam. Untuk akibat yang paling ringan bisa terlihat ketika kamu mulai mati rasa.

3. Stres

Pexels.com/Mart Production

Stres juga bisa menjadi penyebab seseorang menjadi mati rasa. Berdasarkan penjelasan Roest-Gyimah, ini adalah cara mereka untuk melarikan diri dari situasi, sehingga menjadi kelumpuhan emosi dalam jangka waktu lama.

Situasi yang memicu mati rasa misalnya setelah bertengkar dengan pasangan, atau ketika mereka melihat orang yang dicintai sedang sakit keras. Hal ini bahkan bisa terjadi dalam beberapa bulan.

4. Gangguan mental

Pexels.com/MART PRODUCTION

Merasa mati rasa secara emosional juga bisa menjadi gejala beberapa gangguan kesehatan mental, di antaranya:

  • Gangguan depresi mayor atau depresi klinis
  • Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
  • Gangguan kecemasan
  • Gangguan disosiatif
  • Skizofrenia

Pada penjelasan di atas, bisa jadi berhubungan erat dengan depresi. Menurut observasi yang dilakukan lebih dari 750 orang, para peneliti mencatat tiga perempat peserta dalam fase depresi akut juga mengalami tanda-tanda mati rasa.

5. Faktor lainnya

Selain beberapa pemaparan di atas, ada faktor lainnya yang menyebabkan seseorang menjadi mati rasa. Hal ini pengaruh dari cara kerja otak, seperti:

  • Gangguan penggunaan zat
  • Efek samping obat
  • Kerusakan otak
  • Penyakit otak degeneratif

Gejala mati rasa

Pexels.com/cottonbro studio

Setelah mengetahui penyebabnya, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala yang dirasakan ketika mati rasa agar secepatnya di atasi. Berikut ini di antaranya:

  • Merasa terputus dari tubuh atau pikiran seseorang
  • Merasa terpisah dari dunia luar sehingga sulit menjalani hidup
  • Merasa jauh atau terpisah dari orang lain
  • Mengalami kesulitan dalam mengalami perasaan positif seperti kebahagiaan
  • Merasa datar, baik secara fisik maupun emosional
  • Lebih memilih isolasi daripada bersama orang lain
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai

Apa yang harus dilakukan ketika sedang mati rasa?

Pexels.com/Rahib Hamidov

Saat ini, mungkin kaku tidak ingin melakukan banyak hal. Terkadang, hanya berbaring di tempat tidur terasa menenangkan. Namun sebenarnya hal itu tidak menyelesaikan masalah. Jadi, simak beberapa cara yang bisa dilakukan ketika kamu sedang mati rasa.

  • Melakukan olahraga atau latihan fisik selama 30 menit, setidaknya dalam 5 hari dalam seminggu. Dengan begitu, ini akan meningkatkan hormon endorfin, sehingga membantumu merasa lebih hidup.
  • Berinteraksi dengan orang lain. Bicaralah dengan orang yang kamu percaya, sebab kamu tidak bisa menyimpan keluh kesah sendirian. Kalau terlalu sulit, kamu bisa menggunakan forum online atau anonim untuk membicarakan apa yang kamu rasakan.
  • Melepas amarah yang terpendam. Jika kamu menyadari mati rasa ini karena frustrasi dengan keadaan. Carilah ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk melampiaskan segalanya. Entah melempar batu di danau, atau ke tempat kickboxing, dan lainnya.
  • Latihan grounding. Yakni teknik perlahan yang membuatmu merasakan sesuatu. Contohnya, kamu bisa mendengar lagu baik-baik dan pahami bagaimana perasaanmu. Atau mencoba memegang potongan es, kemudian sebutkan sensasi yang kamu rasakan.

Itulah pembahasan lengkap seputar mati rasa dalam psikologi. Semoga bermanfaat dan menjadi wawasan baru!

IDN Media Channels

Latest from Single