7 Tanda Kamu Sedang Membohongi Diri Sendiri

Memangnya nggak capek ya?

7 Tanda Kamu Sedang Membohongi Diri Sendiri

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Ingin diakui, dihargai serta diperhatikan merupakan kebutuhan yang memang dimiliki oleh semua orang. Seperti menurut teori hirarki kebutuhan Maslow di mana setiap orang memiliki kebutuhan untuk diberi penghargaan.

Banyak orang karena ingin diakui dan mendapat pernghargaan sejujurnya tengah membohongi diri sendiri. Selain ingin mendapat penghargaan, membohongi diri sendiri kerap kita lakukan tanpa sengaja karena untuk menghindari stres dan takut kecewa.

Dampak dari berbohong itu sendiri yang terbesar adalah ketika bohong itu menjadi bagian dari karakter kita. Ketika sudah menjadi bagian dari diri kita, akan sulit disembuhkan. Belum lagi jika kebohongan kita terungkap dan membentuk stigma di masyarakat. Tentu hal itu bisa mempersulit dirimu, Bela. Yuk simak tanda-tanda ketika kita sedang membohongi diri kita sendiri.

7 Tanda Kamu Sedang Membohongi Diri Sendiri

Di mulut bilang benci, dalam hati sebenarnya cinta. Atau di mulut berkata "Iya, aku maafkan" namun dalam hati kamu mengutuk atau mendoakan hal yang nggak baik. Perkataan dan hati yang bertolak belakang merupakan tanda-tanda kamu sedang membohongi diri sendiri. Orang akan sulit mengetahui emosi atau perasaanmu karena kamu nggak bisa ditebak sehingga membuat orang kebingungan. Akibatnya, banyak dari orang terdekat kita yang merasa sulit memahami kita dan merasa serba salah.

Ini seperti kamu menggalakkan buang sampah pada tempatnya tapi kamu sendiri masih membuang sampah sembarangan ketika nggak ada yang melihat. Kamu ingin terlihat hebat, santun dan dikenal sebagai pribadi yang baik tapi sebenarnya sikapmu nggak mencerminkan itu. Biasanya, pencitraan ini kita lakukan jika bersama orang yang kita sukai agar kita memiliki nilai lebih.

Ketika melihat orang lain sukses dan berprestasi, kamu selalu memberikan alasan mengapa kamu nggak bisa berprestasi atau sukses dengan menyalahkan keadaan. Pikiranmu selalu pesimis entah untuk cinta atau karier. Oleh karenanya, kamu sangat senang menyalahkan keadaan.

Ini yang nggak disadari, ketika menerima masukan atau kritikan dari orang lain, lagi-lagi kamu menyalahkan sesuatu atau malah membenci orang yang memberikanmu kritik atau saran tersebut. Harus kita sadari, kadang kita nggak sadar akan kelemahan sendiri. Kita akan mudah melihat kesalahan atau kekurangan orang lain.

Alasan kita nggak bisa menerima masukan karena kita selalu merasa benar. Jika kita selalu merasa benar, akan sulit untuk kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Hal itu dikarenakan pikiran kita sudah menutup kebenaran. Wajar jika kamu nggak bisa berkembang.

Selalu merasa benar ini didasari oleh harga diri yang tinggi. Kamu nggak mau meminta maaf jika kamu salah atau memberi selamat dengan tulus pada orang yang lebih baik darimu. Kita memang harus memiliki harga diri, namun kita juga harus bisa dengan bijak menerima kritik atau meminta maaf jika kita membuat kesalahan. Nggak ada manusia yang sempurna.

Salah satu hal yang nggak kita sadari juga, kita sering memosisikan diri kita sebagai orang lain ketika kita harus memutuskan sesuatu. Misal ketika kita dihadapkan pada pilihan, bukannya mengikuti kata hati yang membuatmu senang dan damai dan juga kamu sukai namun kamu lebih memikirkan, jika aku menjadi si A atau si B (yang kamu pikir lebih hebat darimu) keputusan apa yang akan mereka ambil?

Melelahkan menjadi orang lain. Dengan nggak jujur terhadap diri sendiri kita sudah melupakan jati diri. Nggak heran jika kita nggak bisa bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Kita malah sibuk terus membandingkan keadaan kita dengan orang lain.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here