Kebanyakan dari kalian pasti berpikir bahwa seks adalah proses penetrasi penis ke vagina. Selain itu bukan atau belum disebut seks. Lalu bagaimana dengan ciuman dan rabaan pada organ tubuh yang sensitif, seks anal, stimulasi oral, dan masturbasi? Apakah semua itu tidak terhitung sebagai seks?
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Ava Horowitz, seorang psikolog sosial di University of Lincoln, mensurvei 300 orang dewasa muda (18-30; usia rata-rata 20) tentang apa yang mereka yakini sebagai seks. Ternyata hasilnya sangat bervariasi.
Mayoritas menjawab seks adalah penetrasi baik melalui vagina atau anal (tergantung orientasi seksualnya juga). Sementara itu hanya sedikit yang menganggap rabaan sensual, ciuman yang dalam, dan fantasi seks melalui telepon sebagai seks yang sesungguhnya.
Nah, ketidakjelasan atau keberagaman definisi seks ini seringkali merugikan perempuan ketika kita berposisi sebagai korban pelecehan seksual atau pemerkosaan. Jika yang dianggap seks hanya penetrasi saja, maka banyak sekali korban pelecehan dan kekerasan seksual yang tidak bisa bicara.
Pelaku beranggapan dia tidak sedang melakukan pelecehan seksual, karena merasa tidak melakukan penetrasi apa pun. Namun korban merasakan ketidaknyamanan karena diraba atau dicium oleh pelaku dan ingin melaporkannya.
Sebagai informasi, dalam KUHP kita juga tidak ada definisi pelecehan seksual, yang ada hanya ulasan tentang perbuatan cabul. Mengutip laman Hukum Online, Perbuatan cabul dijelaskan sebagai perbuatan yang melanggar rasa kesusilaan, atau perbuatan lain yang keji, dan semuanya dalam lingkungan nafsu berahi kelamin.
Jadi, pelecehan seksual hanya dapat dijerat dengan pasal percabulan (Pasal 289 s.d. Pasal 296 KUHP). Meski begitu RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual) masih terus menjadi polemik dan tidak kunjung disahkan!
Nah, kalau menurut kamu bagaimana, Bela? Apa saja yang termasuk seks dalam kamusmu?
