Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Pertanyaan tentang Seks yang Dianggap Tabu untuk Dibicarakan

Dari masturbasi hingga durasi seks

Natasha Cecilia Anandita

Seks memiliki banyak hal untuk dieksplor. Sayangnya, pembahasan tentang seks dianggap terlalu tabu untuk dibicarakan. Padahal, pendidikan seks itu penting untuk menghindari mitos-mitos yang bisa menyebabkan kesalahpahaman.

Pembahasan tentang seks pun biasanya berputar di hal-hal itu saja, meski ada banyak yang ingin diketahui. Ada beberapa pertanyaan tentang seks yang terasa canggung untuk ditanyakan dan dijawab.

Nah, berdasar dari keingintahuan ini, berikut ada beberapa pertanyaan panas tentang kehidupan seks yang sering dianggap tabu untuk ditanyakan tapi penting diketahui, melansir dari The Everygirl.

1. Apakah normal tak pernah mengalami orgasme?

freepik.com

Menurut Dr. Jenni Skyler, terapis seks sekaligus co-direktur The Intimacy Institute, tidak pernah mengalami orgasme adalah pengalaman yang cukup biasa bagi banyak orang. Ia juga memberi tips bagi kamu yang ingin mengalaminya, yaitu dengan berlatih menemukan kesenangan tersebut, khususnya dilakukan secara sendiri atau solo tanpa pasangan.

“Tips utama dari saya adalah mempraktikkan seni berserah diri pada sensasi dan kesenangan, idealnya dilakukan saat sendirian untuk benar-benar membiarkan tubuh merasa aman,” kata Dr. Jennie Skyler.

Jadi, cobalah untuk mengeksplor tubuhmu dan mencari tahu apa yang membuat kamu merasa puas atau senang, merasakan setiap sensasinya. Biarkan juga tubuhmu untuk memimpin. Jangan hanya berpikir tentang tujuan untuk orgasme, tapi fokus pada apa yang membuatmu merasa senang. 

2. Berapa frekuensi masturbasi yang sehat?

freepik.com/svetlanasokolova

Masturbasi adalah salah satu hal yang mudah membuat kamu merasa tidak nyaman, terutama karena bahasan ini jarang terlintas dalam pikiran untuk diobrolkan dengan teman dan terasa tabu.

Kamu yang pernah melakukan masturbasi mungkin ingin menanyakan apakah ini adalah hal yang normal dan sehat? Berapakah frekuensi yang sehat? Atau mungkin apakah ini akan menyebabkan masalah? Tapi, bingung untuk bertanya dan terlalu malu membuka percakapan. 

Nah, terapis seks, Jennie Skyler, menjawab seputar pertanyaan yang menumpuk di pikiranmu ini. Menurutnya, alasan kamu melakukan masturbasi jauh lebih penting dari frekuensi masturbasi. Jika kamu melakukan masturbasi terus-menerus untuk mengalihkan perhatian dari kehidupan atau melarikan diri, ini harus diperhatikan.

Perasaan tidak aman tentang frekuensi masturbasi kemungkinan berasal dari hubungan yang canggung dengan kesenangan diri sendiri. Mengutip Healthline, menurut International Society for Sexual Medicine, tidak ada frekuensi "normal" untuk masturbasi. Selama tidak berdampak negatif pada hubunganmu atau mengganggu aktivitas lain, masturbasi sesering atau sejarang yang kamu inginkan tetap aman dan sehat.

3. Apa yang harus dilakukan jika seks dengan pasangan mulai terasa membosankan atau berulang?

freepik.com

Jika seks dengan pasanganmu mulai terasa membosankan atau berulang, cobalah untuk membahasnya bersama si dia. Namun, sebelumnya kumpulkan dulu pikiran dan kekhawatiranmu tentang apa yang mungkin terasa membosankan.

Bicarakan dengan santai, sopan, dan kepala dingin selagi mencari solusi bersama. Membicarakan hal tersebut akan lebih baik daripada dipendam saja sampai akhirnya menjadi bom waktu. Kalian bisa mengungkapkan perasaan kalian satu sama lain dan jujur akan apa yang kalian suka atau tidak suka saat berhubungan. 

4. Bagaimana berkomunikasi dengan pasangan jika seks terasa terlalu pendek atau terlalu lama?

freepik.com/lookstudio

Durasi seks juga merupakan topik yang menantang untuk dibicarakan dengan pasangan. Saat ingin membicarakan tentang hal tersebut, carilah waktu yang aman, bukan saat berhubungan seks. Contohnya, saat kalian sedang santai atau makan malam.

Tanyakan tentang perubahan apa yang bisa kalian lakukan untuk menciptakan lebih banyak kesenangan di kamar tidur. Mendiskusikan durasi seks dalam suasana yang aman dan santai membuat kalian mempunyai ruang dan waktu untuk lebih banyak berpikir dan mengenali kebutuhan satu sama lain.

5. Mengapa terasa sakit saat berhubungan seks?

freepik.com/gpointstudio

Seks adalah sesuatu yang sering disebut sebagai hal yang menyenangkan. Tapi dalam kenyataannya, beberapa orang mengalami rasa sakit saat berhubungan seks. Alasan seks terasa menyakitkan bervariasi dari orang ke orang.

Ini bisa dipengaruhi fisiologis atau mental. Namun, tetap ada cara menghilangkan ketidaknyamanan fisik saat berhubungan seks.

“Tubuh kita secara spontan melindungi kita dari kemungkinan rasa sakit atau kekerasan. Begitu juga vagina kita yang terus menjaga dan menghalangi apapun yang menerobos masuk, sehingga menciptakan rasa sakit,” kata Dr. Jennie.

Bagi kamu yang pernah mengalami trauma seksual, atau memiliki perasaan malu seputar seks, tubuh akan merespons sesuai dengan emosimu yang sering kali tidak disadari. Jadi, saat berhubungan, jangan berpikir bahwa hal tersebut akan menakutkan dan menyakitkan. Nikmatilah dan buang rasa takut atau ragu. 

6. Apakah menjadwalkan seks dengan pasangan itu tidak sehat?

freepik.com/ArthurHiddena

Menjadwalkan waktu intim dinilai takut menghilangkan romantisme dan spontanitas dalam kehidupan seks. Tapi, hal ini mungkin perlu dilakukan untuk variasi dalam kehidupan seksmu, serta menjaga keintiman dan kepuasan tetap hidup.

Untuk kamu yang sering berhubungan intim, menjadwalkan seks dapat membuat tubuh kalian beristirahat sebentar dan kembali lagi dengan rasa keinginan mendalam sehingga ikatan kalian semakin kuat. Sementara kamu yang jarang berhubungan intim, menjadwalkan waktu intim kalian di tempat tidur bisa menjadi cara untuk memprioritaskan romansa di antara kalian. 

Beberapa manfaat dari menjadwalkan seks, yaitu:

  • Menunjukkan komitmen terhadap hubungan
  • Meningkatkan komunikasi secara keseluruhan
  • Menjamin waktu yang berkualitas
  • Memberi Anda kesempatan untuk menambah gairah dalam kehidupan seks

7. Posisi seks mana yang merangsang klitoris, dan mana yang lebih mungkin merangsang G-Spot?

freepik.com/yanalya

Klitoris dan G-Spot merupakan dua titik rangsangan yang berbeda. Ada gaya-gaya tertentu yang bisa merangsang keduanya dan membuat kamu orgasme. Namun, gaya atau posisi seks untuk merangsang dua titik ini bisa berbeda pada tiap orang. Konon, banyak yang menemukan bahwa doggy style bisa merangsang G-Spot lebih mudah, sementara woman on top dapat merangsang klitoris. 

Itu dia beberapa pertanyaan tentang seks yang dianggap tabu untuk ditanyakan. Ada salah satu pertanyaanmu?

IDN Media Channels

Latest from Sex