Film horor tampaknya masih menjadi genre favorit sebagian besar masyarakat Indonesia. Beragam judul dengan alur cerita yang menarik terus wara-wiri menghiasi layar lebar Tanah Air. Salah satunya yang mencuri perhatian ialah film berjudul Pernikahan Arwah (The Butterfly House).
Berbeda dari film horor lainnya, film yang diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia dan Relate Film ini mengusung nuansa budaya Tionghoa dalam alur ceritanya. Pada tanggal 5 Februari 2024, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) resmi meluncurkan trailer dan poster yang penuh misteri.
Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) memiliki plot cerita yang menarik dan mampu menghadirkan pemain-pemain papan atas Indonesia. Sebut saja Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, dan masih banyak lagi.
Nah, berikut ini Popbela telah merangkum fakta trailer Pernikahan Arwah (The Butterfly House). Yuk, simak fakta-faktanya!
1. Misteri rumah keluarga Salim
Detik-detik awal trailer menampilkan sosok Tasya (Zulfa Maharani) yang tengah berada di rumah berarsitektur Tiongkok. Di sana, ia melihat seseorang yang tampak terbujur kaku di dalam peti mati.
Namun, tampaknya itu hanyalah mimpi. Kendati demikian, mimpi tersebut justru terbawa di dunia nyata, di mana rumah yang ada di dalam mimpinya merupakan rumah milik keluarga calon suaminya, Salim (Morgan Oey).
2. Elemen budaya Tionghoa yang kental
Trailer film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menampilkan momen-momen menegangkan dengan visual yang menggambarkan suasana rumah keluarga Salim yang penuh misteri.
Potongan adegan bersama dengan musik, serta elemen-elemen budaya Tionghoa yang kuat, memberikan gambaran tentang ancaman mistis yang akan dihadapi oleh para karakter.
3. Lagu Mandarin yang bikin merinding
Selain visual yang menegangkan, trailer film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) juga diiringi dengan potongan lagu berbahasa Mandarin yang sukses bikin merinding. Rupanya, lagu tersebut dibawakan oleh Brigitta Cynthia alias Gigi eks 'Cherrybelle', yang mana dalam film ini dirinya berperan sebagai Mei Hwa.
Ditemui di acara Press Conference Launching Official Trailer & Poster Film "Pernikahan Arwah (The Butterfly House)", Gigi membagikan pengalamannya saat menyanyikan lagu dengan bahasa Mandarin. Penyanyi kelahiran 9 Juli 1993 ini mengaku tak merasa kesulitan untuk menyelami lagunya.
"Kebetulan aku ada basic di SD, cuma bisa baca huruf tintin doang, tapi itu ngebantu banget. Lagunya sendiri udah bagus, jadi aku ngedalaminnya nggak sesulit itu, lebih mudah menyelami lagunya," ungkap Gigi.
4. Pemotretan pre-wedding di rumah keluarga Salim
Petaka yang dialami oleh Salim dan Tasya dimulai ketika keduanya memutuskan untuk melakukan proses pemotretan pre-wedding mereka di rumah keluarga Salim. Hal itu dilakukan setelah bibi Salim yang merupakan satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia.
Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam. Kehadiran mereka dan tim foto pre-wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka.
Dalam trailer, terlihat Salim dan Tasya tampil serasi mengenakan cheongsam, yakni busana tradisional masyarakat Tionghoa, dalam sesi pemotretan pre-wedding. Namun, bukannya berseri-seri, keduanya justru menampilkan wajah yang tegang saat pemotretan tersebut.
5. Keteguhan Tasya dan Salim untuk hadapi masalah bersama
Sebagai calon istri Salim, Tasya pun tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk bisa menenangkan arwah leluhurnya, sekaligus membebaskan calon suaminya dari kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.
Satu per satu teror mulai dirasakan oleh Salim, Tasya, dan tim fotografer yang ada di rumah keluarga Salim. Meskipun sempat digoyahkan untuk tidak menikah dengan Salim lantaran asal usul keluarga calon suaminya yang tak jelas, Tasya tampaknya tak terpengaruh. Justru, ia tetap teguh ingin menghadapi segalanya bersama Salim.
"Kita hadapi ini semua bareng-bareng," kata Tasya dalam potongan trailer-nya.
6. Bicara soal leluhur dan keluarga
Sutradara film Pernikahan Arwah (The Butterfly House), Paul Agusta, mengungkapkan bahwa film ini lebih dari sekadar kisah horor supranatural. Film ini juga mengawinkan antara drama, romansa, dan horor yang berkaitan dengan keluarga serta leluhur di masa lalu.
"Saya ingin penonton menyadari bahwa ketakutan terbesar sering kali bukan berasal dari hal yang tak kasat mata, tetapi dari warisan, kepercayaan, dan konsekuensi dari pilihan yang kita buat. Film ini menggali bagaimana masa lalu tetap hidup di sekitar kita, bagaimana seseorang bisa terjebak dalam takdir yang sulit dihindari," jelas Paul di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (5-2-2025).
Gimana, penasaran nggak dengan perjalanan penuh misteri yang dialami oleh Salim dan Tasya? Jangan lupa saksikan film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) yang akan tayang di bioskop mulai 27 Februari 2025!