5 Pelajaran yang Dipetik dari Film ‘Lyora: Penantian Buah Hati’

- Perjuangan mendapat buah hati itu harus berdua
- Menemani dan hadir di setiap masa baik suka maupun duka
- Berani memaafkan dan tak menyalahkan diri sendiri
Penantian akan hadirnya buah hati menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam kehidupan pernikahan. Perjuangan tersebut pun diangkat ke layar lebar dalam sebuah film karya Jarasta Enterprise, Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment, Lyora: Penantian Buah Hati. Filmnya sendiri mewakili perasaan dan perjuangan para pejuang garis dua yang selama ini tak pernah terlihat.
Lyora: Penantian Buah Hati menjadi film drama keluarga emosional pertama di Indonesia yang mengangkat perspektif perempuan dan pasangan dalam menghadapi infertilitas, isu yang selama ini jarang dibicarakan dan kerap dianggap tabu. Film ini menyoroti bahwa tekanan memiliki anak bukan hanya menjadi beban perempuan, tapi merupakan perjuangan yang dijalani bersama sebagai pasangan.
Tentang hubungan dengan pasangan, keluarga dan persahabatan, berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari film Lyora: Penantian Buah Hati.
1. Perjuangan mendapat buah hati itu harus berdua

Meutya (Marsha Timothy) dan Fajrie (Darius Sinathrya) merupakan salah satu dari sekian banyak pasangan yang mendambakan buah hati dalam kehidupan rumah tangganya. Kesibukan pekerjaan kerap kali membuat mereka tak bisa fokus untuk hal tersebut. Sampai akhirnya keduanya memilih melakukan program hamil.
Mendapatkan buah hati bukanlah keinginan dan usaha sendiri-sendiri. Ini merupakan upaya dari dua orang pasangan sah. Kisah Meutya dan Fajrie menjadi pelajaran bagaimana satu sama lain saling berupaya baik itu menemani, mendukung, hingga bersepakat untuk melakukan beragam terapi dan program demi bisa hamil. Tanpa keinginan, iman, dan perjuangan yang sama serta setara, impian mungkin sulit didapat, tapi saat mau bersatu hati, jalan itu akan terbuka.
2. Menemani dan hadir di setiap masa baik suka maupun duka

Pasangan itu ada untuk saling menemani dan hadir di setiap masa. Kadang tak perlu solusi, tapi bisa bersama secara fisik maupun emosi merupakan suatu hal yang berharga, terutama saat menghadapi perjuangan mendapatkan momongan. Hal tersebut juga yang ditampilkan dalam film Lyora: Penantian Buah Hati.
Meutya harus mengalami pasang surut dalam hidupnya karena beberapa kali keguguran dan gagal dalam proses bayi tabung. Masa-masa kelam itu datang, tapi Fajrie tetap ada untuknya dengan setia menemani. Tak selalu dengan kata-kata, kehadiran Fajri, pelukan hangat, tatapan kasih, atau sedikit hadiah justru bisa meluluhkan hati Meutya sampai akhirnya bangkit kembali. Fajrie juga sangat mengerti kondisi Meutya.
Ia tahu apa hobi dan kesukaan sang istri. Ia tahu bagaimana cara menghadapi istrinya, dan nggak ragu untuk membela sang istri di depan ibu serta mertuanya. Fajrie selalu menjadi garda terdepan untuk Meutya. Tak heran ia disebut sebagai sosok suami green flag idaman. Tapi, bukankah hal-hal tersebut jadi bare minimum untuk seorang suami?
3. Teman yang suportif dan pengertian

Tak hanya tentang pasangan, film ini juga memperlihatkan pertemanan yang tulus, pengertian, serta suportif. Cathy (Olga Lydia), Navira (Hannah Al Rashid), Fika (Aimee Saras) selalu hadir untuk Meutya setiap saat. Mereka kerap memberi saran yang membangun hingga aksi nyata kala Meutya membutuhkan bantuan. Ketiganya merupakan penghibur dengan menjadi pendengar yang baik, menenani dengan hal kecil seperti makan bersama, sampai memberikan makanan kesukaan Meutya. Mereka tak menghakimi melainkan bersimpati dan empati yang menggambarkan arti dari women support women.
“Harapannya sih kita semua bisa belajar berempati kepada teman-teman kita, yang memang mungkin behind closed doors perjalanan mereka dan perjuangan mereka sedang sangat sulit. Butuh support dan butuh teman-teman mendengarkan, memahami dan menerima keputusan hidup mereka,” kata Hannah Al Rasyid.
4. Ibu yang mendukung tapi juga realistis

Kehangatan dan pelajaran lain dari film karya sutradara Pritagita Arianegara adalah penggambaran ibu yang sangat penuh kasih, selalu mendukung, tapi juga realistis. Meutya memiliki ibu, Metty (Widyawati), dan ibu mertua, Rosmala (Ivanka Suwandi), yang sangat menyayanginya. Mereka kerap memberikan saran untuk kebaikan Meutya dan Fajrie. Meski sama-sama mendambakan cucu, tapi kedua ibu tersebut tak memaksakan kehendak, menyalahkan, atau menyindir. Mereka justru lebih mengarahkan anak-anaknya untuk berjuang bersama selagi menemani dan menyemangati dalam setiap perjuangan tersebut.
5. Berani memaafkan dan tak menyalahkan diri sendiri

Terakhir pesan yang disampaikan juga oleh Marsha Timothy dalam sesi press conference di XII Plaza Senayan pada Kamis (31-7-2025) kemarin adalah tentang merasa cukup serta memaafkan diri sendiri. Karakternya, Meutya, mengajarkan penonton menyadari untuk memiliki rasa cukup atas apa yang telah ada di hidupmu.
“Mungkin bahwa menjadi sadar bahwa kita tuh harus punya apa ya, rasa cukup. Walaupun mungkin ini untuk para perempuan yang belum dikaruniai buah hati, tapi untuk belajar merasa itu dan memaafkan diri sendiri,” Kata Marsha.
Ia juga menambahkan kalau penting untuk tidak menyalahkan diri sendiri atas apa pun yang terjadi. Setiap orang memiliki jalan dan waktunya masing-masing, jadi jika rencanamu belum berjalan sekarang, mungkin itu belum waktunya atau Sang Pencipta punya rancangan yang lebih baik.
“Tidak menyalahkan diri sendiri bahwa juga betapa perempuan itu, bukan hanya perempuan sih. Bahwa setiap orang itu punya waktu dan jalannya masing-masing. Jadi punya waktunya dan jalannya masing-masing, merasa cukup, tidak menyalahkan diri sendiri dan mau memaafkan diri sendiri,” tambahnya.
Itulah beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari film Lyora: Penantian Buah Hati.

![속이는 사람 3명 속는 사람 1명도파민 터지는 사각관계 대 맛집🤭SBS 수목드라마 키스는 괜히 해서!☞ [수,목] 밤 9시Copyright Ⓒ SBS. All rights.jpg](https://image.popbela.com/post/20251204/upload_91ed776d1413b02e7bd9da0b2b2dfa6f_17be354d-baa2-44ca-931a-6326b982533c.jpg)

















