- Kenyataan setelah janji suciSebelum pernikahan, dunia tampak cerah, namun, setelah semuanya berakhir, kamu mungkin menemukan bahwa kenyataan tidak seindah yang dibayangkan. Misalnya, kamu berpikir menikah bisa menyelesaikan masalah, tapi nyatanya tidak.
- Tak lagi jadi pusat perhatianSaat hari pernikahan, semua sorotan dan perhatian menuju padamu. Buat kamu yang suka diperhatikan, hal ini bisa berimbas kurang baik setelahnya. Ketika acara usai dan kamu kembali ke kehidupan sehari-hari, kamu akan kehilangan sorotan itu yang mungkin membuatmu merasa tak puas.
- Menghadapi realitas baru Post-wedding blues bisa terjadi juga karena hubunganmu dengan anggota keluarga atau teman-teman mulai memburuk selama periode ini, kata Dr. Kimberly Groscher. Status baru, kegiatan baru, kebiasaan baru hadir yang membuat waktu berkualitas kamu dan keluarga atau teman semakin sedikit.
- Merasa tidak ada hal yang menyenangkan atau menarik untuk dinantikanPersiapan pernikahan meski terkadang penuh drama, tapi juga memacu adrenalin. Kamu jadi menantikan hal apa lagi yang harus dikerjakan atau yang akhirnya bisa kamu pelajari. Tapi, setelah euforia tentang persiapan pernikahan itu selesai, kamu pulang dari bulan madu, kamu mulai merasa bosan dan kehidupan jadi monoton. Kamu merasa sepertinya tak ada hal menyenangkan atau menarik lagi untuk dinantikan. Hal ini bisa membuat post-wedding blues muncul karena dirimu perlu penyesuaian lagi.
Mengenal Post-Wedding Blues, Depresi Saat Hadapi Realita Pernikahan

- Post-wedding blues adalah depresi setelah pernikahan dan bulan madu berakhir, menyebabkan perasaan sedih dan putus asa.
- Penyebabnya termasuk kenyataan yang tak sesuai ekspektasi, kehilangan sorotan, dan menghadapi realitas baru.
- Tanda-tandanya meliputi suasana hati gloomy, kurang bahagia, kesulitan terhubung dengan pasangan, dan sulit tidur.
Kamu mungkin sudah sering mendengar tentang baby blues, tapi ternyata ada juga lho, post-wedding blues. Mengutip dari Brides, menurut terapis hubungan, Geoff Lamb, post-wedding blues adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan anti-klimaks setelah upacara pernikahan dan bulan madu berakhir, dan kenyataan atau kebiasaan hidup pernikahan mulai terasa.
Apakah kamu pernah mengalami hal yang sama? Nah, buat lebih kenalan dengan sindrom satu ini, simak penjelasan tentang penyebab, tanda-tanda, hingga cara mengatasinya berikut, ya.
1. Apa itu post-wedding blues?

Seperti yang disebut sebelumnya, post-wedding blues adalah kondisi di mana pengantin baru merasakan depresi setelah acara pernikahan dan bulan madu berakhir, kemudian menghadapi realita kehidupan pernikahan. Jenis depresi situasional ini kemungkinan besar akan muncul segera setelah hari pernikahan, membuatmu merasa sedih dan putus asa.
“Saya pikir kata ‘depresi’ digunakan karena ada rasa datar bersama dengan kurangnya kepuasan atau kesenangan dalam hidup, yang mirip dengan beberapa gejala yang digunakan untuk mendiagnosis depresi klinis,” kata Geoff Lamb.
“Namun, berbeda dengan depresi klinis yang sering kali tidak memiliki penyebab yang jelas, depresi pasca pernikahan jelas terkait dengan periode setelah upacara pernikahan dan hampir pasti tidak akan bertahan lama,” tambahnya.
Dr. Kimberly Groscher, pendiri dan CEO Life by Design Psychotherapy PLLC, menambahkan bahwa sindrom satu ini biasanya tidak bertahan lama. Jikalau bertahan lebih dari beberapa minggu, maka lebih cenderung pada depresi pasca pernikahan. Menurutnya, hal ini sebenarnya umum terjadi pada pengantin baru.
2. Apa yang menyebabkannya?

Masih menurut Dr. Kimberly Groscher, post-wedding blues kebanyakan disebabkan karena menghadapi realita yang tak sesuai ekspektasi dan hype atau kemeriahan tentang pernikahan itu sendiri telah menurun.
“Ada banyak hype seputar pernikahan bahwa ini akan menyenangkan, indah, bahwa segala sesuatunya akan berjalan lancar, dan bahwa semua orang akan memenuhi kebutuhan mereka selama masa ini. Mereka segera menyadari bahwa kenyataannya tidak seperti itu,” jelasnya.
Beberapa penyebab post-wedding blues, antara lain:
3. Tanda-tanda post-wedding blues

Salah satu tanda yang paling umum dan tampak bagi seseorang yang mengalami post-wedding blues adalah suasana hatinya yang gloomy, kurang bahagia, atau bahkan sedih. Beberapa tanda lain yang disampaikan oleh Geoff Lamb, termasuk kebosanan, apatis, kurangnya kesenangan dalam hidup, tidak memiliki tujuan dalam hidup, bahkan meragukan orang yang dinikahi. Tanda lainnya yang ikut ditambahkan oleh Dr. Kimberly Groscher, yakni kesulitan terhubung dengan pasangan, sulit tidur, atau terganggu di tempat kerja, atau aktivitas sehari-hari.
4. Post-wedding blues jadi depresi pasca pernikahan

Jika perasaan yang telah disebutkan sebelumnya terus berlanjut selama beberapa minggu, atau jika kamu memiliki riwayat episode depresi di masa lalu, Dr. Kimberly menjelaskan bahwa kamu mungkin sedang mengalami depresi pasca pernikahan.
Tentunya hal tersebut harus segera diatasi sebelum berkembang menghasilkan kehidupan pernikahan yang toxic. Dalam situasi seperti ini, Dr. Kimberly mendorong pasangan baru yang mengalaminya untuk mencari bantuan dari terapis. Para profesional ini dapat membantu kamu mengatasi perasaan-perasaan tersebut supaya tak berkepanjangan.
5. Cara mencegah post-wedding blues

Kamu bisa kok mencegah sindrom ini setelah pernikahan berakhir. Geoff Lambs menganjurkan untuk memperhatikan cara kamu dalam merencanakan pernikahan. Pastikan kamu dan calon suamimu mempersiapkan hari istimewa tersebut dengan cara yang konsisten dan sesuai dengan siapa kamu dan pasangan. Jangan membandingkan pernikahan kamu dan orang lain, karena hari besar ini adalah milik kalian. Buatlah itu sesuai dengan jati diri kalian.
Dr. Kimberly Groscher juga menyarankan untuk melakukan konseling pra-nikah, yang dapat membantu kalian berdua mempersiapkan diri menghadapi perasaan sedih sebelum hal itu terjadi.
Hal penting lainnya adalah mengakui dan menormalisasikan perasaan yang kamu rasakan. Baik sedih atau senang, akui perasaan tersebut dan cari dukungan yang tepat baik dari profesional atau orang terdekat jika kamu merasakan hal-hal yang membuatmu tidak berfungsi dengan baik.
Fokuslah pada hubungan jangka panjang kalian. Terus berkomunikasi dengan pasangan menjelang pernikahan, meskipun ada hal-hal sulit yang perlu dibahas. Percakapan terbuka akan mendekatkan satu sama lain, dan kedekatan ini akan banyak membantu mencegah depresi pasca pernikahan.
Itulah penjelasan tentang post-wedding blues.



















