6 Fakta Keluarga Ganjar Pranowo, Punya Garis Keturunan Wali Songo

Ganjar Pranowo lahir pada 28 Oktober 1968 di Karanganyar, Jawa tengah. Dia adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Parmudji Pramudi Wiryo dan Sri Suparni.

Pada awalnya, Ganjar memiliki nama lengkap Ganjar Sungkowo. Namun, nama tersebut diganti oleh orangtuanya saat dia memasuki sekolah dasar. Nama ‘Sungkowo’ sendiri berarti ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. Hal ini membuat orangtua Ganjar merasa takut apabila nama tersebut tetap dipakai, maka anaknya akan selalu bersedih karena kesialan dan kesusahan.

Ayah Ganjar yang bernama Parmudji Pramudi Wiryo adalah seorang polisi dari Purworejo dengan pangkat terakhir Letnan Satu. Dia bahkan pernah beberapa kali ditugaskan dalam operasi penumpasan PRRI di Sumatra Tengah (sekarang Sumatra Barat, Riau, dan Jambi).

Meski begitu, apabila ditelusuri, garis silsilah Ganjar diketahui masih memiliki hubungan keluarga dengan Sunan Kalijaga. Hal ini berdasarkan garis keturunan dari ayah Ganjar. Dari garis tersebut, Ganjar diketahui memiliki kakek kandung bernama Mangku Wirono. Dia adalah anak dari Danu Wiyono yang merupakan kakek buyut Ganjar.

Diketahui, Danu Wiyono adalah cucu dari Kanjeng Raden Tumenggung Mandoyo Negoro yang memiliki anak bernama Raden Mas Abdullah. Kanjeng Raden Tumenggung Mandoyo Negoro inilah yang masih satu keturunan dengan Sunan Kalijaga.

Setelah lulus SMA, Ganjar Pranowo melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Menjelang kelulusannya, pada 1994 Ganjar melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bantir, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Tanpa diduga, selain ilmu dan pengabdian masyarakat, Ganjar juga menemukan cinta sekaligus teman hidupnya di tengah-tengah kegiatan kampus tersebut. Ganjar bertemu Siti Atikoh Supriyanti saat masih menjadi mahasiswa.

Saat itu, perempuan yang akrab disapa Atik itu ternyata adik tingkat Ganjar di UGM yang merupakan mahasiswi dari Fakultas Teknologi Pertanian. Keduanya kemudian menjalin hubungan dan memutuskan untuk menikah pada 25 September 1999.

Siti Atikoh Supriyanti adalah anak dari pasangan Akhmad Musodik Supriyadi dan Astuti Supriyadi. Dia adalah cucu dari Kiai Hisyam Abdul Karim yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.

Keluarga Siti Atikoh juga dikenal sebagai keluarga pesantren karena banyak yang mengelola pondok pesantren di Jawa tengah. Pamannya yang bernama Muzammil Syaibani adalah salah satu pengelola tarekat Naqsabandiyah di Sokaraja.

Tak hanya itu, keluarga Siti Atikoh juga banyak yang berkecimpung di organisasi Islam. Di antaranya adalah kakak Siti Atikoh yang menjabat sebagai pengurus DPW PPP Jawa Tengah. Selain itu, kakeknya, Kiai Hisyam Abdul Karim, juga pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga.

Setelah menikah dengan Siti Atikoh pada 1999, Ganjar dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang lahir pada 14 Desember 2001. Di sekolah, Alam dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Dia bahkan pernah membawa sekolahnya menjuarai Kompetisi Sains Internasional di Korea Selatan pada 2015 silam.

Saat ini, Alam sedang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Teknik Industri. Dia juga aktif di berbagai organisasi, mulai dari Vice Chairman Jawa Tengah, Pengurus Besar ESport Indonesia (PBESI), Head of Strategy di Global Shapers Semarang, Deputy of Human Resources Department Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gadjah Mada, dan Duty Chairman Indonesia E-Sports Association (IESPA) Jawa Tengah.

Meski tumbuh sebagai anak dari pejabat negara, namun Alam ternyata tidak dibiasakan untuk menikmati fasilitas sebagai anak pejabat publik oleh kedua orangtuanya. Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh kompak untuk tidak memanjakan anaknya dengan fasilitas yang disediakan negara.

Siti Atikoh bahkan berpesan kepada supir keluarganya agar tidak pernah membukakan pintu mobil untuk Alam. Dia juga melarang para stafnya untuk membawakan barang-barang Alam dan membiarkan anaknya memegang kebutuhannya sendiri.

Itulah fakta keluarga Ganjar Pranowo yang menuai pujian berkat keharmonisannya.