Janur Kuning Pernikahan, Dekorasi yang Sarat Filosofi

Bukan sekadar hiasan acara pernikahan saja

Janur Kuning Pernikahan, Dekorasi yang Sarat Filosofi

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Janur kuning pernikahan merupakan salah satu dekorasi wajib di dalam acara pernikahan, khususnya di daerah Jawa dan Bali, yang biasa dipasang di pintu masuk gedung pernikahan, atau jalan menuju tempat hajatan diselenggarakan.

Umumnya, janur kuning pernikahan terbuat dari pelepah kelapa yang masih muda dan berwarna kuning. Namun sebenarnya, janur kuning bisa dibuat dari berbagai macam tumbuhan palma besar, seperti pohon kelapa, aren, dan pohon sagu.

Nggak hanya sebagai penanda acara pernikahan saja, secara lebih luas, janur kuning memiliki makna yang begitu mendalam, lho. Lantas, apa makna di balik janur kuning pernikahan? Simak ulasannya berikut ini.

Makna janur kuning pernikahan

Janur Kuning Pernikahan, Dekorasi yang Sarat Filosofi

Bila dilihat dari asal katanya, 'janur' dalam bahasa Jawa memiliki arti menggapai cahaya Ilahi dan 'ning' atau 'wening' diartikan sebagai harapan agar keinginan yang berasal dari hati yang suci dapat terwujud. Sehingga janur kuning pernikahan memiliki makna harapan yang mulia dan tinggi agar kehidupan rumah tangga bagi pasangan pengantin baru dapat berjalan dengan langgeng serta harmonis.

Asal-muasal janur kuning pernikahan

Penggunaan janur kuning pernikahan sebagai hiasan ternyata bermula dari sejarah di Kerajaan Cirebon.

Alkisah Raden Angga Wacana atau Naga Wacana, seorang tokoh penyebar agama Islam di wilayah Sukapura, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, mendapat kabar bahwa Kerajaan Cirebon mengadakan sayembara untuk para jawara se-Nusa Jawa.

Pemenang dari sayembara tersebut nantinya akan diuji untuk meratakan Gunung Hata oleh Raja Cirebon, yang dimaksudkan untuk mendirikan sebuah mesjid agar penyebaran agama Islam di Kerajaan Cirebon semakin meluas.

Raden Angga Wacana pun kemudian berpamitan dengan sang istri untuk mengikuti sayembara tersebut. Ia lalu sampai di tempat sayembara dan mulai membuat fondasi masjid hanya dalam hitungan jam, serta berhasil meratakan Gunung Hata berkat ilmu yang ia miliki.

Raja Cirebon pun terkejut dengan kemampuan yang dimiliki oleh Raden Angga Wacana. Namun, karena seluruh laki-laki yang mengikuti sayembara merasa unggul dan berhak mendapatkan sang putri raja, Raja Cirebon berinisiatif untuk membuat burung dari janur kuning, yang nantinya siapapun yang dihinggapi, ialah pemenangnya.

Burung pun hinggap pada Raden Angga Wacana, yang berarti ia memenangkan sayembara tersebut.

Akan tetapi, karena Raden Angga Wacana telah memiliki istri, ia bersikeras tidak mau dinikahkan dengan putri raja.

Singkat cerita, Raden Angga Wacana pada akhirnya mau menikahi putri raja asalkan dengan satu syarat, yakni pernikahannya mesti dihias janur kuning dan menjadi cikal bakal janur kuning pernikahan yang menjadi salah satu dekorasi wajib dalam setiap hajatan pernikahan.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here