Apa Itu Quiet Proposing? Tren Lamaran Sederhana a la Gen Z

- Tren quiet proposing adalah bentuk lamaran yang lebih tenang dan personal, tanpa perlu sorotan media sosial atau keramaian.
- Banyak Gen Z memilih quiet proposing karena mereka lebih menghargai komunikasi dan keputusan bersama ketimbang tradisi. Mereka cenderung menghindari hal-hal yang dibuat demi media sosial, apalagi dengan anggaran yang terbatas.
- Meningkatnya tren quiet proposing menunjukkan adanya perubahan cara pandang terhadap pernikahan yang lebih setara. Generasi muda sadar bahwa tidak harus tampil dramatis untuk menunjukkan perasaan tulus dan memilih menikmati prosesnya secara perlahan.
Dulunya, lamaran identik dengan kejutan romantis, lokasi mewah, hingga pesta yang dirancang secara spektakuler. Tapi sekarang, generasi muda seperti Gen Z mulai meninggalkan tradisi itu. Mereka lebih memilih momen yang sederhana tapi bermakna, tanpa sorotan kamera atau pengumuman besar-besaran.
Di tengah budaya media sosial yang biasanya suka membagikan segalanya ke publik, istilah quiet proposing justru muncul sebagai tren baru dalam lamaran. Hal ini dilakukan secara tenang, intim, dan sesuai kesepakatan. Bukan kurang romantis, tapi karena lebih mengedepankan kualitas dalam momen sakral itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan tentang apa itu quiet proposing sebagai berikut.
1. Apa itu quiet proposing?

Melansir dari laman NY Post, Tren quiet proposing adalah bentuk lamaran yang lebih tenang dan personal, tanpa perlu sorotan media sosial atau keramaian. Pasangan memilih untuk merayakan momen ini secara sederhana dan penuh makna, hanya untuk mereka berdua. Salah satu ciri khas tren ini adalah kebiasaan memilih cincin bersama, yang mencerminkan perubahan ke arah proses lamaran yang lebih terbuka, terencana, dan dilakukan secara berdua.
2. Gen Z lebih mementingkan hubungan daripada tradisi

Banyak Gen Z memilih quiet proposing karena mereka lebih menghargai komunikasi dan keputusan bersama ketimbang tradisi. Mengutip dari laman Newsweek, dalam wawancara dengan Micaela Beltran, CEO Courtly, dia dan suaminya memilih cara ini demi menjaga keaslian hubungan.
Dia juga menyebut Gen Z cenderung menghindari hal-hal yang dibuat demi media sosial, apalagi dengan anggaran yang terbatas. Memilih cincin bersama jadi langkah praktis dan transparan, sekaligus fokus pada hal-hal penting dalam hubungan.
3. Quiet proposing mencerminkan hubungan yang setara dan kualitas komunikasi

Meningkatnya tren quiet proposing menunjukkan adanya perubahan cara pandang terhadap pernikahan yang lebih setara. Jika dulu keputusan soal cincin tunangan biasanya ada di tangan laki-laki, kini banyak pasangan muda yang memilih melibatkan satu sama lain dalam prosesnya.
Menurut Leah Levi, seorang psikolog dan pakar hubungan dari aplikasi Flure, semakin banyak pasangan yang merasa tak perlu menggelar momen spektakuler hanya untuk membuktikan cinta. Bagi generasi muda, yang terpenting adalah keputusan itu dibuat bersama, bukan sekadar aksi romantis yang penuh kejutan.
“Mereka mulai sadar bahwa tidak harus tampil dramatis untuk menunjukkan perasaan tulus. Justru banyak yang memilih untuk menikmati prosesnya secara perlahan tanpa perlu mengumumkan ke seluruh dunia bahwa status hubungan mereka telah berubah,” ujarnya kepada Newsweek.
4. Tren sebagai tanda bentuk kedewasaan

Levi menyebut tren quiet proposing sebagai tanda kedewasaan, terutama bagi Gen Z yang tumbuh di tengah ketidakstabilan ekonomi.
“Dengan kondisi finansial yang tak pasti, menghamburkan uang untuk hal mewah terasa tak relevan. Tapi intinya bukan soal uang—melainkan soal hubungan yang dibangun atas kejujuran, kesetaraan, dan ekspektasi yang realistis,” jelasnya.
Gen Z juga lebih kritis terhadap tradisi lama dan lebih menghargai makna daripada kemewahan, apalagi di era media sosial. Karena itu, tren ini diprediksi akan terus berkembang.
5. Apakah quite proposing mungkin terkesan kurang romantis?

Quite proposing ini justru banyak yang menilai terasa lebih tulus dan bermakna. Tanpa tekanan estetika atau tontonan publik, momen ini sepenuhnya tentang perasaan dan niat yang jujur. Beberapa pasangan bahkan merasa hubungan mereka semakin erat setelah menjalani lamaran yang sederhana namun penuh makna ini.
Nah, itu dia pembahasan mengenai apa itu quiet proposing. Tradisi ini mencerminkan cara pandang Gen Z yang lebih dewasa dan realistis. Bukan soal mewahnya momen, tapi soal makna, kesepakatan, dan kejujuran dalam hubungan.



















