Jessica Mila dan Yakup Hasibuan tengah berbahagia menanti kelahiran anak pertama mereka. Kini, usia kandungan Mila diketahui sudah memasuki bulan ketujuh dan telah menggelar acara tujuh bulanan, seperti seorang ibu hamil pada umumnya.
Perayaan tujuh bulanan Mila pun dilaksanakan dengan adat Batak yang biasa disebut dengan mambosuri. Awalnya, perempuan kelahiran 1992 itu merasa bingung dengan tradisi leluhur dari suaminya, namun mertua sang aktris menjelaskan tentang ritual adat Batak tersebut sehingga Mila menjadi semakin tidak sabar menantikan kelahiran buah hati pertamanya.
Lantas, apa makna tradisi mambosuri yang Jessica jalani dan bagaimana prosesnya? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
1. Pengertian mambosuri
Mambosuri merupakan rangkaian acara adat dari suku Batak yang dikhususkan kepada calon ibu. Secara harfiah, mambosuri berarti memberi kenyang. Istilah tersebut terbentuk dari konfiks mam-i dan kata dasar bosur, yakni kenyang.
Makna dari mambosuri itu sendiri adalah acara memberi makan kepada seorang ibu hamil yang sedang mengandung anak pertama berumur tujuh bulan. Acara ini akan dihadiri oleh keluarga dari pihak laki-laki (paranak) dan pihak perempuan (parboru) dengan tujuan mendoakan kelancaran kelahiran bayi.
2. Persiapan kedua belah pihak
Dalam tradisi ini, pihak mertua laki-laki (hulahula) akan menyiapkan makanan serta perlengkapan khas adat Batak dan membawanya ke rumah tempat tinggal pasangan tersebut. Tak hanya itu, pihak laki-laki (paranak) juga menyediakan sejumlah uang dalam amplop yang akan diserahkan kepada pihak mertua suami saat acara selesai untuk ucapan terima kasih.
Sedangkan, pihak perempuan (parboru) harus mempersiapkan dan membawa pinggan pasu berisi nasi dan dekke (arsik ikan mas) ke calon ibu sebagai simbol kehormatan dan berkat dalam kehidupan. Selanjutnya, pihak parboru juga menyerahkan ulos ragidup atau bintang maratur (kain tradisional) dengan di isi buah pinang muda sebagai bentuk kebahagiaan dalam memiliki keturunan umur yang panjang.
3. Makanan khas Batak yang menjadi simbol
Perayaan mambosuri akan terdapat beberapa makanan khas Batak dengan simbol-simbol tersendiri, misalnya Mira (ayam putih napinadar) dengan bumbu sira pege (potongan cabe rawit, jahe dan bawang merah).
Kemudian, ada itak pohul (kue yang dikepal menyerupai bentuk genggaman jari), dan itak nanihopingan (tepung beras yang dicampur pisang dan kunyit). Semua makanan tersebut menjadi sebuah simbol keselamatan untuk keluarga kecil baru agar selalu dapat menjalani kehidupan secara terang seperti waktu siang hari.
Selain itu, juga terdapat jeruk purut yang direndam dengan air putih, kemudian hasil rendaman tersebut akan diminum oleh calon ibu dan ayah. Hal ini dipercaya bisa melancarkan proses persalinan nantinya.
4. Tata cara mambosuri dalam Batak Toba
Dalam tradisi Batak Toba, mambosuri dilakukan sebagai bentuk inisiatif usai orangtua calon ibu mengetahui anak perempuannya hamil tujuh bulan dan kabar bahagia itu harus dibagikan kepada kerabat dekat. Kemudian, pada tanggal yang sudah ditentukan, mereka datang ke rumah menantu laki-laki sebagai bentuk kepedulian.
Pihak perempuan (parboru) membawa makanan tradisional berupa dengke simudur-mudur, yaitu ikan mas yang dimasak dengan bumbu khas Batak. Makanan ini nanti akan diberikan kepada calon ibu dengan disuapi oleh ibunya.
Selain makanan tradisional, pihak perempuan (parboru) juga menyediakan makanan kesukaan calon ibunya. Dalam hal ini, semua tamu yang hadir boleh dipersilahkan mencicipi hidangan setelah calon ibu sudah kenyang.
Selanjutnya, pihak laki-laki (paranak) menyemangati calon ibu dengan memberikan pesan-pesan tentang proses persalinan. Hal itu penting untuk membekali calon ibu dengan pengetahuan merawat anak, mulai dari bayi sampai dewasa.
Pada akhirnya, tradisi ditutup dengan pemberian ulos (kain tradisional) yang akan ditaruh di bahu calon ibu dan ayah. Proses ini memiliki makna sebagai perekat kasih sayang antara suami dan istri, serta keluarga kepada mereka.
5. Tata cara mambosuri dalam Batak Simalungun
Ternyata, tradisi mambosuri juga terdapat dalam Batak Simalungun. Prosesi ini dilakukan oleh pihak perempuan (parboru) dengan memberikan acara selamatan kepada calon ibu dengan hidangan berupa dayok na binatur, yakni beberapa ayam yang disusun di atas nampan.
Dayok na binatur diserahkan dengan cara diberikan langsung kepada calon ibu supaya selama masa kehamilan sampai pesalinan diberkahi kekuatan oleh Tuhan. Setelah itu, calon ibu dan ayah akan dipakaikan hiou tondi atau kain penyemangat kepada sebagai simbol kekuatan untuk merawat buah hati kelak.
Selanjutnya, tulang (saudara laki-laki dari ibu) berkesempatan memberi makan kedua calon orangtua dengan menyuapinya. Makna dari tradisi ini menunjukkan anggapan bahwa tulang merupakan Debata na tarida atau Tuhan yang dapat dilihat.
Setelah rangkaian acara selesai, calon ayah akan menyampaikan demban salpu mangan atau sirih setelah selesai makan kepada orangtua dengan berkata, “Semoga semua berjalan dengan baik, ibu dan buah hati sehat dan dilindungi Tuhan.”
Nah, itu dia penjelasan mengenai tradisi tujuh bulanan atau mambosuri dalam adat Batak. Semoga dengan mengenal adat ini bisa menambah wawasanmu tentang adat-adat di Indonesia, ya!