Setiap perselingkuhan itu unik karena kondisinya yang berbeda-beda. Ada yang memulai hubungan dengan mantan kekasih, ada yang dengan orang yang baru dikenal. Ada yang memulai dari media sosial, ada yang berangkat dari urusan pekerjaan.
Karena itulah, tahapan tiap perselingkuhan juga pasti tidak persis sama. Namun secara garis besar ada empat tahapan yang akan dilalui saat kita mencoba untuk berselingkuh.
Seharusnya jika ingin menjadi pasangan yang langgeng, kita sudah harus waspada sejak awal.
Godaan untuk memulai perselingkuhan selalu ada di mana pun dan kapan pun. Karena itu, batasan harus selalu diciptakan dalam pernikahan agar kita bisa melindungi diri dari godaan tersebut. Pada tahapan ini, batasan tersebut sudah mulai longgar.
Melonggarnya batasan biasanya diiringi pertengkaran yang tidak diselesaikan. Mereka masih memiliki rencana bersama untuk masa depan, tapi tanpa terasa sudah tidak lagi membuktikan cinta mereka dalam bentuk tindakan. Perselingkuhan masih bisa dicegah di tahap ini jika kita menyadari dan ingin memperbaiki.
Si peselingkuh sudah mulai menemukan kenyamanan dengan 'selingkuhannya' meski hubungan itu belum diresmikan. Mereka masih merasa sebagai 'teman' meski sudah sangat nyaman. Keduanya saling menikmati kebersamaan dan mulai membangun keintiman entah melalui media sosial ataupun tempat kerja. Sementara itu, mereka mulai menciptakan jarak dengan pasangannya melalui pertengkaran. Dalam hati mulai membandingkan antara pasangan dengan si selingkuhan.
Pada tahap ini, si peselingkuh dengan penuh sadar mengakui bahwa mereka berselingkuh dan ingin memulai hubungan itu secara serius. Di sisi lain, ia mulai bersikap tidak wajar pada pasangannya, jika sebelumnya tidak pernah berlaku kasar, saat perselingkuhannya sudah sampai tahap ini dia bisa dengan tega menampar. Apalagi jika perselingkuhannya mulai tercium oleh pasangan, mereka akan menjadi sangat defensif dan memulai pertengkaran yang besar.
Ada dua macam keputusan dalam tahapan ini, yaitu melanjutkan hubungan dengan selingkuhan dan memutuskan pasangan, atau berhenti selingkuh dan kembali pada pasangan. Keduanya sama-sama sulit, tapi peneliti Holly Hein menemukan bahwa 80% orang yang berselingkuh dan bercerai, menyesali keputusan tersebut. Ditambah lagi data bahwa 75% pernikahan yang dibangun dari perselingkuhan pada akhirnya juga akan berakhir dengan perceraian.
Hmmm, sangat rumit kan Bela? Karena itu kita harus mewaspadainya sejak awal.